Monday, December 31, 2007

Down To Jatiluhur

Siang yang cerah di hari kamis libur itu. Yap, saya akan menuju ke Danau / Waduk Juanda atau yang lebih terkenal dengan nama Jatiluhur. Walaupun bukan tujuan wisata yang cukup ramai atau menarik, namun Waduk buatan manusia sungguh tidak kehilangan pesonanya sebagai salah satu tujuan wisata di seputaran Jawa Barat.

Berlokasi di Purwakarta, tepatnya di kecamatan Jatiluhur, selepas tol Jakarta Cikampek, anda harus masuk ke tol Purbaleunyi. Masuk ke pintu exit kedua (setelah exit Sadang) tepatnya exit Jatiluhur, ya, anda on the way menuju Jatiluhur. Begitu masuk ke dalam wilayah kota Purwakarta, seperti layaknya kota-kota tidak terlalu besar di Indonesia, secara umum jalan raya hanya terbagi menjadi dua lanjur, kiri maupun kanan. Pengecualian untuk keluar tol Jatiluhur, anda akan berhadapan dengan persimpangan besar, segera ambil jalur kiri. Disini, anda akan berhadapan dengan bus bus besar antar provinsi yang umumnya menuju Subang atau Bandung. lanjutkan perjalanan melewati daerah perkebunan/hutan hingga pertigaan arah Sadang/Cikampek. Ups, jangan sampai kebablasan, sebab saya sudah kebabalasan disini. Apabila anda melewati jembatan, maka dapat dipastikan anda salah jalan. Berputarlah kembali hingag pertigaan untuk mengambil arah tanjakan ke atas (tampaknya seperti jalan kecil), itulah jalan menuju Waduk Jatiluhur. Cukup telusuri jalan tersebut, sesampai di daerah yang mirip terminal, segera belok kanan. Voila, tak lama lagi anda akan tiba di Jatiluhur.

Tulisan menuju Waduk Jatiluhur memang tidak begitu terlalu kentara, terutama setelah anda sampai di sebuah pertigaan besar ke arah kiri. Anda harus jeli melihat tanda pintu masuk Grama Tirta Jatiluhur. Ambil arah kiri, maka anda akan berhadapan dengan kantor polisi plus hutan cemara di sebelah kanan. Anda sudah di arah yang benar. Tak lama kemudian, anda akan berjumpa dengan pintu masuk Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur. Per orang akan dikenakan Rp. 7500 dan mobil Rp. 7500 juga.

Di dalam lokasi wisata, ada banyak petunjuk jalan sehingga anda tidak perlu takut akan tersesat karena memang jalanan masuknya mirip dengan jalan pegunungan yang berkelok kelok walaupun alamnya sungguh asri dan aspalnya sungguh mulus. Secara umum kawasan wisata ini terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain Daerah Pintu Air Bendungan Jatiluhur dan Wisata Utama yakni Waduk Jatiluhur itu sendiri. Silahkan pilih section mana saja yang anda kehendaki untuk dikunjungi.

Wednesday, December 26, 2007

Half Way To Go To Bandung

Selayaknya Orang Jakarta pada umumnya, perjalanan Ka Bandung semenjak tahun 2005 sudah bukan tantangan yang terlalu berat ketika Tol Cipularang dibuka untuk umum. Jakarta Bandung yang dapat ditempuh mulai dari 3 hingga 5 jam, tergantung jalur yang ditempuh, kini bisa ditempuh hanya dalam waktu 2,5 bahkan 1 jam untuk yang benar-benar ngebut. Namun untuk waktu standard, kurang lebih banyak orang menghabiskan waktu selama 2 jam di jalan tol ini.

Perjalanan menuju Bandung bisa dimulai selepas Cawang, ketika orang mengambil arah Cikampek. Jalan Tol yang digunakan adalah Jalan Tol Jakarta Cikampek dan mengambil exit tepat di exit terakhir di jalan tol tersebut yakni exit Sadang, Subang, Purwakarta dan Bandung. Apabila anda sudah mencapai exit ini, anda sudah separuh jalan menuju Bandung. Dari sini, dimulailah paruh jalan kedua menuju Bandung dengan melewati Jalan Tol Purbaleunyi yang karakteristiknya sama sekali berbeda dengan jalan tol Cikampek.

Jalan Tol Purbaleunyi memiliki karakteristik yang khas yang mungkin jarang anda temui di jalan tol lainnya. Jalan tol ini membelah banyak sekali bukit sehingga di sepanjang jalan tol tersebut banyak peringatan seperti "Hati-hati Banyak Angin" atau "Angin keras". Memang, terkadang, angin yang berhembus di seputaran lembah Purbaleunyi cukup keras hingga mampu menggeser lajur sebuah mobil. Kadangkala, Wind Shield cukup berguna juga di tempat ini. Karakteristik lainnya adalah jalur pendakian maupun turunan yang banyak ditemui selepas Exit Purwakarta. Pada beberapa bagian, tampak tulisan "Awal jalur Pendakian 300m" atau "Akhir Jalur Pendakian". Tulisan tersebut bermaksud agar anda mengurangi gigi mesin kendaraan anda guna mendaki jalur yang memiliki panjang lumayan. Apabila anda paksakan dengan kecepatan dan gigi yang ada, mungkin anda bisa akan tetap melaju namun akan memboroskan cukup bahan bakar.

Karakteristik ketiga ialah Jalan Tol yang anda lewati ini tergolong jalan Tol yang dibangun diantara jembatan yang cukup tinggi. Berhubung harus melewati bukit, maka sebagai penghubung bukit tersebut adalah jembatan dengan konstruksi yang cukup tinggi dan dapat dijadikan pemandangan yang menarik apabila anda menuju Bandung via Purwakarta. Beberapa jembatan tersebut adalah Cisomang, Cikubang, Cipada dan Cikao. Bagi yang melalui Purwakarta untuk menuju Bandung, jembatan ini adalah suatu pemandangan yang indah. Namun, bagi orang yang sadar, tampaknya cukup mengerikan juga untuk melalui jembatan tersebut dengan ketinggian yang dapat dikatakan lumayan.

Di jalan tol Purbaleunyi ini terdapat 3 buah exit yang aktif beroperasi. exit pertama arah menuju Bandung terdapat di Sadang. Exit Sadang ini menuju Purwakarta, Cikampek dan Subang. Exit kedua terletak kurang lebih 8 KM setelahnya yakni exit Jatiluhur. Exit Jatiluhur ini menuju Jatiluhur, Purwakarta Kota dan Ciganea. Praktis, setelah exit kedua, sepanjang kurang lebih 50 KM, anda tidak akan bertemu lagi dengan exit karena jalan tol sisanya ini membelah perbukitan (4 jembatan yang disebutkan tadi berada di 50 KM ini). Exit terakhir yang akan anda temui sebelum anda masuk ke Bandung adalah Exit Padalarang. Dari Padalarang, anda bisa meneruskan masuk ke Padalarang Barat hingga Pasteur atau masuk ke salah satu pintu exit Bandung yang ada (Buah Batu, Kopo, dll) dan Cileunyi (untuk meneruskan hingga Cirebon, Jawa Tengah, Garut dan Tasikmalaya).

So, jangan sampai salah pilih exit disini sehubungan dengan lokasi yang akan anda tuju. Apabila anda mau menuju Waduk Jatiluhur, silahkan keluar dari exit Jatiluhur (jangan mengira terdapat exit lagi di depan karena kalau tidak, anda harus melalui 50 KM terlebih dahulu baru bertemu exit Padalarang). Ya, saya keluar di Exit Jatiluhur karena ingin menuju Waduk Jatiluhur. Pemandangan indah yang sebenarnya memang masih terdapat jauh di depan, sepanjang 50 KM tersebut. Namun, beberapa tempat setelah exit Cikampek hingga menuju Purwakarta juga menawarkan pemandangan indah yang tidak boleh anda lewatkan. Sayang beribu sayang, jalur tol Purbaleunyi hanya efektif diisi oleh dua buah kendaraan. Selain berakibat kemacetan terlebih apabila ada kendaraan berat yang menggunakan sisi kanan lajur, anda juga tidak memiliki lokasi untuk berhenti di sepanjang Sadang menuju Purwakarta guna menikmati pemandangan yang ada. Praktis, selepas pintu Tol Jatiluhur, barulah saya dapat menikmati berfoto di Purbaleunyi.

Friday, December 21, 2007

Jakarta - Cikampek Yang Lurus

Adalah sebuah jalan tol yang sangat terkenal di sebelah timur Jakarta, yang menghubungkan Jakarta dengan Cikampek. Jalan tol ini sedemikian terkenalnya pada era pertengahan 90-an karena banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan tol ini sehingga masyarakat umum menganggap bahwa jalan tol ini tergolong angker.

Jalan Tol Jakarta Cikampek yang kita bicarakan disini membentang sejauh kurang lebih 50-60 kilometer dan melewati berbagai daerah di Jawa Barat, mulai dari Cawang, Pondok Gede, Bekasi, Cikarang, Karawang dan Cikampek. Selain menuju Cikampek sebagai tujuan akhirnya, jalan tol ini juga menghubungkan beberapa kota mulai dari Cirebon, Bandung (Via Cipularang), Tegal, Tasik, Garut, dan Jawa Tengah. Keistimewaan jalan tol ini adalah jalannya yang hampir selalu lurus sepanjang jalan mulai dari Jakarta hingga Cikampek serta lebar jalurnya yang cukup bervariasi, mulai dari 2 hingga 3 jalur. Selain itu, banyak rest area yang cukup menarik dan modern yang dapat dimanfaatkan sepanjang area ini apabila anda menyimak dengan jelas semua perjalanan, mulai dari kilometer 19, 39, 52 dan 57. Sisanya adalah rest area kecil yang cukup berguna juga dalam situasi darurat walau tidak sebagus dan serapih rest area yang tadi saya sebutkan tadi.

Rest area pertama yang menonjolkan kualitas dan lifestyle pertama kali dibangun di kilometer 19 Jalan Tol Jakarta Cikampek, tepatnya di daerah Bekasi Barat. Di rest area KM 19 ini selain terdapat Gas Station by Pertamina, terdapat pula Starbucks Coffee, Mc Donald, Dunkin Donuts, Pizza Hut, Pujasera dan Alfamart. Kelihatannya bukan seperti rest area, tapi suatu tempat untuk hang out yach? hehehe

Apabila Bekasi masih terlalu dekat dengan Jakarta, silahkan lanjut ke rest area berikutnya di Cikarang yang sudah mulai berbukit-bukit, tepatnya di KM 39. Hampir serupa seperti KM 19, rest area ini memiliki tempat parkir yang luas, McD, KFC, Dunkin, Pujasera dan dua buah Alfamart. Selain itu banyak sekali café-café kecil di lokasi ini dimana anda dapat menikmati al fresco dining di sini. Memang, antara 19 dan 39 tidak terdapat Rest Area yang cukup cozy walaupun masih terdapat beberapa tempat perhentian yang ala kadarnya. Pemandangan indah yang dapat anda temui untuk daerah ini adalah perbukitan kecil-kecil yang mengapit di sisi kanan dan kiri jalan tol plus beberapa bangunan industri serta sawah.

Next destination is Karawang, dekat dengan Rengas Dengklok. Apakah nama tersebut mengingatkan anda akan sesuatu? yang jelas, lokasi perumusan naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik berada disini. Sayangnya, rest area 52 waktu itu sedang ditutup. Kemungkinan besar sedang ada perbaikan atau sesuatu, sehingga kita melaju lagi ke rest area terakhir di jalan Tol Jakarta Cikampek, berlokasi masih di Karawang, dekat dengan Kota Bukit Indah, Cikampek maupun exit Sadang, atau di Kilometer 57. Yang jelas, struktur daerah ini sudah sungguh berbeda dengan rest area sebelumnya karena makin menjauh dari wilayah Jakarta. Hutan dan persawahan serta bukit makin mendominasi wajah wilayah ini. Di rest area ini, selain terdapat gas station pada umumnya, terdapat K Circle Mart, Alfamart, KFC, Solaria, dan beberapa rumah makan pada umumnya. Selain itu, salah satu yang menarik disini adalah adanya sebuah Masjid untuk peribadatan umat Muslim yang bernama Al-Taubah. Dekorasi dari masjid tersebut, plus hiasan arsitekturnya sungguh indah, pantaslah kalau masjid ini menjadi icon dari KM57 rest Area. Pada saat kunjungan, di lokasi ini sedang berlangsung pemotongan hewan qurban sehubungan dengan Hari raya Idul Adha yang berlangsung tepat di hari saya mengunjungi rest area ini. Gas station di rest area ini bahkan diklaim sebagai rest area terbaik dan terakurat dari segi kualitas dan kuantitas se-Indonesia.

Apapun pilihannya, silahkan pilih rest area yang cocok dengan pilihan anda selama perjalanan anda menuju Cikampek dari Jakarta ataupun menuju Bandung. Tidak perlu berhenti di setiap rest area sepetri yang saya lakukan, namun pilihlah rest area yang sesuai dengan kebutuhan anda. Apabila anda nekad, maka Jakarta Cikampek yang umumnya dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam dengan kecepatan biasa, maka akan molor menjadi 2,5 jam karena harus mereview semua rest area arah Cikampek tadi.

Wednesday, December 19, 2007

Seandainya, Semua Gas Station Di Jakarta Seperti Ini

Senin malam, 17 Desember 2007, malam berhujan di Jakarta. Waktu itu, saya sedang dalam perjalanan pulang dari arah Ambassador menuju Kebayoran Lama melalui pejompongan. Dari Ambassador, hujan tampaknya sudah turun walaupun tidak terlalu deras. Menjelang Jembatan Karet, hujan turun bahkan semakin derasnya, meninggalkan saya yang basah kuyub walaupun mengenakan jas hujan. Timbullah pikiran untuk meneduhkan diri di salah satu tempat di Jakarta yang masih buka malam itu (saat itu pukul setengah sebelas malam). Dimana lokasi di jakarta yang masih buka hingga selarut itu? Walaupun Jakarta kota besar, banyak juga tempat tempat yang tutup selepas pukul sepuluh malam. Tentu saja, dengan tidak memasukkan dalam daftar lokasi pinggir jalan. Yang saya maksud adalah lokasi lounge atau café yang cozy yang dapat disinggahi hingga pagi menjelang. Dimana lokasi tersebut? sementara saya sudah basah kuyub.

Ketika saya melintas di Pejompongan, tepatnya di depan Gas Station Pejompongan, tepat di perempatan Pejompongan-Bendungan Hilir, saya melihat plang Bengawan Solo Coffee, bersanding dengan Hartz Chicken Express. Tring! Akhirnya saya menemukan lokasi untuk saya singgahi. Beruntungnya lagi, Bengawan Solo Coffee adalah salah satu jenis minuman yang cukup sering saya konsumsi berhubung dari segi harga memang cenderung lebih ekonomis dibanding coffee shop luar seperti Starbucks ataupun Coffee Bean & Tea Leaf. Dengan banderol harga berkisar 11.000 hingga yang termahal 23.500 untuk Ice Blended (My fave!), Bengawan Solo memang patut dijadikan pilihan.

Bengawan Solo di Pejompongan ini buka 24 jam. Untungnya, saya menemukan lokasi yang bisa menemani saya berteduh hingga menjelang pagi dan menjelang hujan reda. Sembari meneguk secangkir ice blended peppermint moccha (19.500) dan Cookies Brandy (23.500) saya ditemani dengan buku buku dan majalah serta gratis Koran Tempo. Suasana di dalam coffee shop tersebut juga cukup menarik. Dengan pencahayaan yang tidak terlalu gelap, bangku bangku berjejer di dalam coffee shop yang tidak terlalu lebar, orang-orang sedang sibuk mengobrol maupun mengetik di notebook mereka masing-masing, dan baristanya yang sangat supel dan suka mengobrol, menjadikan suasana di dalam coffee shop tersebut benar - benar nyaman.

Ruangannya secara garis besar terbagi menjadi dua, satu indoor, dan satu lagi al fresco dining, di luar (terkena rintik hujan). Sayangnya saya tidak bisa menikmati al fresco karena guyuran air di luar cukup deras. Sayang sekali karena untuk al fresco dining terdapat hiasan berupa pohon pohon yang ditutup dengan kain Bali khas kotak-kotak (sangat Bali).

Sayangnya, lokasi serupa di Jakarta sangat sedikit yang seperti ini. Hanya sedikit Gas Station di Jakarta yang menyediakan lokasi peristirahatan yang cukup cozy sepetri ini untuk dinikmati para pelancong yang capai atau kehujanan. beberapa diantaranya bahkan tidak layak dikatakan sebagai Gas Station karena kemapuan dasar mereka untuk melayani saja sudah tidak becus seperti halnya di Glodok dan di Sabang. Namun, tentu saja, salah satu Gas Station milik Pertamina dan yang satu lagi yang berada di jalan Tol Cikampek, patut menjadi salah satu pilihan ketika anda ingin suasana santai yang dadakan dalam artian kebutuhan akan tempat istirahat dalam kondisi yang tiba-tiba saja butuh.

Tuesday, December 18, 2007

Malam-Malam Berwisata Ke Sanur Ancol, Jakarta

Jakarta, sebagai daerah dataran rendah yang terletak tepat di Pesisir Pulau Jawa, tidak begitu banyak memiliki pantai yang dapat digunakan warganya untuk bersenang-senang. Beberapa bagian dari pantai tersebut berupa pelabuhan, dermaga, tambak, hutan bakau (ayo...lanjutkan hijaukan pesisir kita!!) dan sisanya adalah pantai publik. Pantai Publik yang tersisa pun hanya beberapa yang dapat digunakan warganya untuk bersenang-senang, sebut saja Marunda, Cilincing, Kapuk, Muara Angke, Pluit dan terakhir tentu saja Pantai favorit Jakarta yang sudah over commercialized, Ancol. dari deretan beberapa nama pantai yang disebutkan di awal, memang kondisinya tidak sebagus pantai Ancol. Tentu saja, ini semua berkaitan dengan ada atau tidaknya dana yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah pantai. Dapat dikatakan, pantai-pantai yang lain merupakan pantai yang jauh dari peradaban orang banyak dan akses ke tempat-tempat tersebut cenderung sulit. Dengan dibukanya busway jurusan Ancol - Kampung Melayu dan posisi Ancol yang terletak di penghujung Jalan Gunung Sahari, sungguh, Ancol merupakan tempat yang sangat strategis bagi penduduk Jakarta yang menginginkan suasana pantai.

Salah satu pantai Ancol yang sering digunakan warganya untuk bersenang-senang adalah Pantai Sanur (menilik nama dari lokasi yang muncul di Provider Telekomunikasi). Pantai ini berpasir hitam dan berombak kecil karena memang sudah ada pemecah ombak yang terletak di ujung sana untuk memecah ombak besar di laut Jawa, tentu hal ini berkaitan dengan alasan keamanan pengunjung juga. Dengan harga 12.000 per orang, untuk memasuki wilayah ancol (Bay City) secara keseluruhan, pengunjung sudah dapat menikmati beberapa fasilitas publik yang dibuka untuk umum, terkecuali untuk Dunia Fantasi, Gelanggang-Gelanggang, Sinema 4D, Sea World dan beberapa tempat lainnya dimana anda wajib membayar karcis masuk lagi.

Tempat yang ramai, lahan yang tidak terlalu lebar mungkin salah satu hal yang akan menyurutkan kunjungan anda ke lokasi ini. Pada beberapa waktu tertentu, lokasi ini sangat padat dikunjungi pengunjung, even pada malam hari sekalipun sehingga melihat kaki sendiri saja sulit karena harus berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya.

Beberapa orang tampak mengenakan pakaian renang dan berenang walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Kegiatan di tempat ini tampaknya belum surut walaupun waktu sudah larut. Boleh juga memanfaatkan banyak waktu tersisa di lokasi ini untuk menghabiskan malam. Bau laut begitu merasuk ke dalam paru-paru anda (beserta bau amis) begitu anda tiba di lokasi ini.

Beberapa lokasi di seputaran pantai Sanur adalah lokasi tenda lepas pantai yang sering sekali dijadikan lokasi pra-wedding atau pemotretan atau bahkan pembuatan iklan, tempat mengadakan acara ulang Tahun dan café-café. Karena ini adalah satu satunya pantai publik yang reachable dan cukup murah serta affordable, yah...anda harus rela suatu saat berkumpul bersama ratus ribuan warga jakarta lain yang ingin bersenang-senang di lokasi ini. Apalagi waktu liburan.

Wednesday, December 12, 2007

Merasakan Denyut Malam Jakarta di Sabang

Sabang yang dimaksud bukanlah Sabang yang berlokasi di pulau Weh, Naggroe Aceh Darussalam, melainkan suatu ruas jalan yang terletak di depan Plasa Gani Jemat (belakang Deutch Bank) hingga Optik Melawai Kebon Sirih, Jakarta. Tidak semua ruas jalan ini akan saya bahas. Yang akan saya bicarakan dalam blog kali ini adalah sepotong ruas jalan bernama pusat jajanan Sabang. lokasi ini terletak tepat di belakang Starbucks (samping Ibis Arcadia, sebelah Sarinah building) hingga optik Melawai Kebon Sirih Raya.

Ada apa sih di tempat ini?

sebetulnya bukan hanya denyut kehidupan malamnya saja yang menarik, namun ternyata lokasi ini berdenyut 24 jam (kalau bisa sih 30 jam) sehari. Denyut kehidupan disini sudah dimulai bersamaan dengan terbitnya matahari ketika orang-orang mulai membuka tokonya yang kebanyakan adalah toko makanan kecil, kelontong hingga apotik dan toko aneka rupa. Di beberapa sudut jalan ini juga terdapat restoran besar seperti American Grill, atau restoran seperti rumah makan ala Timur Tengah. Di siang hari, lokasi ini akan dipenuhi dengan mobil mobil yang diiparkir di kanan dan kiri jalan. Menjelang malam, ketika matahari hampir kembali ke peraduannya, mulainya kehidupan malam menggeliat di lokasi ini. Pedagang-pedagang makanan mulai dari bubur ayam, nasi uduk, soto, nasi goreng, martabak, kue-kue kecil, hingga buah-buahan segar mulai memadati lokasi ini. Anda cari aneka rupa makanan? bakso, mie ayam, bakmi, ada semuanya disini. Silahkan berjalan dari satu ujung ke ujung lainnya untuk merasakan pesona kuliner yang terdapat pada sepotong ruas jalanan bernama Sabang.

Kunjungan kesini tidak terlalu susah, apalagi jika anda memikirkan tempat parkir. Silahkan berkunjung ke Sarinah untuk memarkir kendaraan anda, kemudian dari Sarinah, sembari berjalan melihat-lihat Sarinah Departemen Store, anda dapat menyebrang dan melihat Java Departemen Store hingga kemudian masuk ke Pusat Jajanan Sabang. As simple as that. CUkup berjalan kaki dan menikmati udara malam Jakarta.

Beberapa hal yang patut diketahui adalah sama seperti layaknya lokasi pusat jajanan lain di Jakarta, lokasi ini memang tidak seaman dan senyaman yang terlihat. Ketika saya membeli Martabak Bandung di salah satu sudut, tiba-tiba datanglah seorang perempuan gemuk dan hitam serta kumal meminta minta uang ke kami. Karena malas meladeni, kami bilang saja "maaf". Tak lama sebelumnya berselang, di depan sebuah toko kelontong tampak sebuah keramaian hingga membuat macet. Ternyata, penyebabnya adalah seorang maling yang baru saja ditangkap ramai-ramai oleh massa untuk dihajar beramai-ramai.

Walaupun demikian, pusat jajanan ini tetap menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Jangan terlalu takut dengan cerita di atas, itu semua hanya untuk membantu agar anda cukup waspada saja. Tetap nikmati Pesona Kuliner Sabang.

Pesona Kuliner Vintage di Ragusa

Ragusa di Italia? ga sepenuhnya salah sich... Tapi Ragusa yang ini adanya di Veteran 1, Juanda. Mendompleng nama tempat di Italia, tampaknya Ragusa ini memang memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan eropa sana. Semenjak tahun 1932, begitu diklaimnya. Para pendiri tempat ini juga tampaknya adalah orang-orang holland dahulu yang pernah bertugas di Indonesia pada jaman penjajahan. Walaupun sekarang sudah diakuisisi, bahasa kerennya, sehingga kepemilikannya beralih menjadi lokal, namun Ragusa yang satu ini tetap ciamik, tetap vintage dan terus memperhatikan sejarah masa lalunya.

Adalah Es Krim Italia Ragusa yang terletak di Veteran 1, bersebelahan dengan Mie Menteng dan Dapur Baba. Sesuai namanya, tempat makan ini hanya menyediakan es krim saja. Harga es krimnya bervariasi, mulai dari yang termurah 10.000 rupiah hingga 20.000 ke atas untuk es krim kelas premium (Spaghetti Ice Cream, etc). Tentunya, selain es krim, tempat makan vintage ini juga menyediakan minuman yang cukup populer seperti adalah kelapa dalam sirup melon yang sungguh enak dan segar. Mulai dari rasa standard seperti Vanilla, Strawberry hingga Mocca atau yang sedikit nyeleneh dan berkelas premium seperti Nougat, dan Rum Raisin semua tersedia disini.

Hidangan lain yang dapat dipesan adalah sate ayam, mie juhi maupun otak-otak yang menjajakan dagangannya di depan Es Krim Ragusa ini. Jangan khawatir, banyak orang sudah melakukannya. sembari memesan es krim, mereka memesan makanan dari luar untuk dibawa masuk dan dimakan bersama hidangan es krim tersebut.

Interior bangunannya sendiri memang tergolong vintage. dinding yang bersemen serta dicat shiny, dibuat menjadi model ulir. Foto-foto keikutsertaan Ragusa dalam Pasar Gambir, suasana di dalam ruangan, foto foto pendiri serta foto anekan jenis hidangan es krim di tempat ini memenuhi dinding.

Kalau anda pernah berkunjung ke Medan, anda pasti akan segera merasakan aura yang sama seperti Tempat Es Krim Tip Top. Pesona Es Krim Vintage memang tersebar banyak di negeri ini. Teman saya yang asal Solo pernah menginformasikan bahwa di Semarang dan Surabaya, terdapat tempat serupa untuk es krim vintage seperti ini. Hm...jadi ingin mencoba pesona kuliner es krim jadul di berbagai tempat di Indonesia.

Hal lain yang tampak jadul adalah benda benda elektronik di dalam tempat tersebut. salah satu benda elektronik yang sangat eye catchy adalah mesin cash register yang sangat old fashioned. Bayangkan, tampilan angkanya seperti speedometer pada motor, namun dengan warna putih dan background hitam khas old-fashioned. Sayangnya, tempat meletakkan uang di bawahnya sudah berubah menjadi modern dan disana terdapat juga TV berwarna LG 21 inch di atas pintu masuk. Yah, memang, nostalgia vintage tidak terlepas dari dukungan produk masa kini.

Saturday, December 08, 2007

Permainan Kim Yang Menarik

Kamis, 6 Desember 2007, saya menghadiri acara peresmian dan Grand Launching situs www.my-indonesia.info di Hotel Sultan (dahulu Hilton) Jakarta. Acaranya sendiri sebenarnya tidak begitu mengesankan dan menarik untuk saya kecuali saya adalah salah satu pemenang pada sayembara tebak foto pada saat menjelang grand launching situs tersebut. Acara tersebut kurang lebih berisi berbagai jenis tarian tradisional seperti Kuda Lumping Makan Beling, Jaranan, Tari Anak-anak, rebab Jawa, Nyinden, Parade pakaian Nusantara (sudah pasti, minus Indonesia Timur). Selain yang berjiwa Indonesia, acara yang dipandu oleh Sophie Navita ini juga menghadirkan band-band, Nola AB Three, Door Prize, serta games yang menarik.

Para undangan terdiri atas kalangan media, pers serta perwakilan company-company yang ada hubungannya dengan area MICE (Meeting, Incentives, Conference and Exhibition) seperti Hotel, Tour and Travel, dan segala macam bentuk penunjang pariwisata. Di kanan kiri saya kebetulan marketingnya Hardrock Radio dan Perwakilan corporate dari Indo.Com.

Satu hal yang paling menarik untuk saya di acara tersebut (selain pembagian hadiah) adalah salah satu jenis games yang menurut saya sungguh unik (ada hadiahnya juga) yakni KIM, permainan sejenis Bingo asal Sumatera Barat. Bagaimana cara memainkan kim ini?

jadi, permainan ini dibagi dalam 3 tahap, dengan kertas yang berbeda2 (kuning, hijau, merah muda). di masing-masing kertas terdapat sekumpulan nomor acak, dari 1 - 90 (masing2 peserta akan mendapatkan posisi nomor yang berbeda2). kesamaan dari setiap kertas tersebut adalah pada setiap barisnya terdapat 5 buah angka (lihat gambar). Sembari bermain, sang pemimpin (dalam hal ini, H. Anton) akan mendendangkan lagu lagu berpantun asal Tanah Sumatera (bahkan hingga Sulawesi dan Ambon) seperti Sinanggar Tulo, Selayang Pandang, Inem Si Pelayan Seksi hingga Poco Poco. Sembari Beliau menyanyikan pantun, ia akan mengocok satu buah wadah terutup bentuk silinder yang berisikan nomor-nomor yang akan dibacakan dalam permainan. Apabila keluar satu buah nomor, ia akan membacakan nomor tersebut sambil terus menyanyikan pantun-pantun. Para peserta, harus siap dan waspada dengan nomor tersebut. Apabila nomor disebut, maka nomor harus dicoret pada lembaran. Begitulah permainan terus berlangsung hingga kertas hampir penuh dengan coretan. Permainan akan berakhir apabila ada salah satu peserta yang mendapatkan 5 angka dicoret dalam satu buah baris (lihat gambar). Pemenangnya dapat diberi hadiah (seperti pada acara saya, pemenangnya diberikan DVD Player, Televisi, dan Handphone, woow...). Ide yang sungguh menarik untuk memajukan budaya Minang dan dapat menjadi alternatif permainan saat gathering atau pesta untuk memeriahkan suasana. Kebudayaan Indonesia memang sungguh kaya.

Tuesday, December 04, 2007

South Sulawesi In Handicraft

Salah satu pusat penjualan handicraft / barang kerajinan tangan khas Sulawesi Selatan, Emas, dan makanan khas serta penganan adalah di Somba Opu. Wilayah yang sering dikategorikan sebagai kantongnya chinese Makassar ini memang merupakan sentra perdagangan terpenting di wilayah Makassar dan sekitarnya. Jalan Somba Opu ini pun telah diresmikan menjadi pusat perbelanjaan (sayangnya, gapura besar yang menyambut setiap tamu yang masuk telah tampak rusak dan beberapa hurufnya hilang).

Beberapa jenis komoditi utama yang dijual disini memang produk umum Sulawesi dan secara khusus Sulawesi Selatan. Mulai dari ujung gerbang hingga ujung jalan satunya lagi, anda akan banyak menyaksikan toko-toko yang berjualan produk komoditi ini. Seperti salah satu contohnya di gerbang awal terdapat salah satu toko cendera mata yang dikelola oleh warga keturunan chinese dan menjual berbagai produk pendukung pariwisata seperti kerajinan kayu (baju perang Bugis, Perahu Pinisi miniatur, boneka miniatur pakaian adat Sulawesi Selatan, aneka pecah belah, hiasan dinding, kain songket, miniatur manusia, pahatan kayu dengan bentuk hewan seperti anoa, tapir, babi rusa, komodo, biawak, peralatan perang Bugis, miniatur Tongkonan, rumah khas Tana Toraja), peta pariwisata periplus, kerajinan emas dan perak (gelang, cincin, kalung, berbagai aksesori), produk oleh-oleh (gantungan kunci a la Ujung Pandang, Papan Nama, Gantungan pintu, hiasan tas), dan benda awetan seperti Kupu-Kupu dan banyak jenis serangga awetan yang tampaknya memiliki sentra pembuatan utama di Bantimurung, Maros. Cantik sekali kupu-kupu yang diawetkan dalam pigura kaca atau kumbang tanduk dalam amber tiruan.

Semakin masuk ke dalam Somba Opu, anda akan semakin berjumpa dengan deretan toko mas, restoran khas chinese, dan yang lebih menarik adalah makanan serta penganan khas SUlawesi Selatan. tentu saja, yang khas dari Sulawesi Selatan adalah kacang jagonya. kacang yang sering sekali disebut dengan kacang telur atau kacang matahari di Bali ini memang khasnya SUlawesi Selatan. dengan simbol ayam jago, kacang ini menawarkan berbagai varian rasa, mulai dari yang pedas, manis hingga asin. Jenis produk lainnya yang dapat ditermukan disini ialah kopi Makassar. Namun, penghasil kopi terbesar di daerah ini, bukanlah Makassar, melainkan Malino. Malino disini, selain dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan teh, daerah ini juga dikenal sebagai daerah pariwisata pegunungan dan perkebunan. Produk lainnya ialah sirup markisa khas SulSel. Dijual dalam berbagai jenis kemasan, mulai dari kemasan beling hingga plastik. pesaing terbesar propinsi ini dalam menghasilkan markisa mungkin hanya ditandingi oleh Sumatera Utara.

Produk lainnya yang mungkin menarik untuk anda bawa pulang adalah produk makanan seperti manisan, dodol, dan beberapa jenis makanan lainnya. Sementara itu, untuk anda yang menggemari kerajinan tangan, kemasan kopi dan teh dapat menjadi alternatif oleh oleh yang menarik tentunya! anda dapat membeli kemasan yang unik beserta isinya sudah dipack di dalamnya ataupun membeli secara terpisah baik kemasan maupun isinya untuk anda isi sendiri. Selain itu, di lokasi sejenis supermarket ini, anda dapat membeli kaos atau baju bertuliskan Makassar, Ujung Pandang, Tana Toraja atau lain sebagainya.

Di depan toko toko tersebut pada umumnya sejumlah mobil berbaris rapi diparkir. Banyak sekali yang menjual berbagai penganan hangat seperti serabi, kue pepe, bahkan hingga buah langsat (sejenis duku). Hati-hati ketika berhadapan dengan pengemis ataupun tukang parkit. Tanpa bermaksud menakut-nakuti, daerah Makssar adalah salah satu kantung penderita kusta di Indonesia. Walaupun sudah banyak yang sembuh, namun kita tidak bisa menduga apakah orang yang kita hadapi tersebut telah benar-benar semubuh dari kuta atu tidak. Seringkali, ketika kita memberikan uang ataupun membayar parkir, kita melakukan kontak fisik ringan baik dengan pengemis ataupun tukang parkir tersebut.

Saturday, December 01, 2007

Mari Kita Main-Main, Suka-Suka, Gembira Ria Di Akkarena

Selayaknya daerah Pesisir Pantai, Ujung Pandang dan Makassar memang diliputi oleh banyak sekali pantai. Pantai yang pada umumnya langsung menghadap Selat Makassar tersebut memang menjadi ciri khas kedua kecamatan yang berada pada Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan itu.

Selain pantai, pohon kelapa pun turut memenuhi tepi pantai daerah ini. Komplitlah sudah image Sulawesi dengan pantai dan lautnya yang nyiur melambai.

Tersebutlah beberapa pantai yang terkenal seperti Pantai Losari yang terletak di depan Hotel AryaDuta Makassar. Pantai ini menjadi salah satu fasilitas publik yang cukup ramai dikunjungi penduduk setempat dan turis, bahkan wisatawan asing, walaupun pada hari biasa saja atau pada hari libur.

Keriuhan Losari ini memang terkadang membuat orang yang ingin menikmati privasi dan ketenangan tidak dapat bersantai di Pantai paling terkenal se-Sulawesi Selatan ini. Apabila ketengan yang anda pilih, silahkan putar kendaraan anda menuju arah sebaliknya, lebih ke selatan, yakni pantai Akkarena. Pantai ini terletak di sebelah selatan Losari, dan untuk menuju ke Pantai ini, anda harus melewati satu buah daerah pertokoan besar, daerah jalan lenggang dan sunyi yang di kanan kirinya banyak ditumbuhi tanaman serta areal water sport seperti Jetski dan banana boat.

keriuhan Losari akan segera berganti menjadi resort tepi Pantai Akkarena. pantai yang sangat jauh dari ramai ini memang lebih menarik bagi anda yang menginginkan privasi. Seperti umumnya pantai-pantai di Sulawesi Selatan yang berombak ganas, pantai ini tidak disertai areal berpasir untuk menuju langsung ke Pantai. Pantai Losari ditembok, maka di Pantai Akkarena dibangun sebuah dermaga kayu yang wujudnya dapat anda lihat pada gambar. Ombaknya ganas.

Resort Pantai Akkarena yang sepi ini (tampaknya kami satu satunya pengunjung pada hari itu), memiliki beragam fasilitas water sport seperti banana boat dan Jetski. Selain itu, di loaski ini terdapat banyak sekali permainan anak-anak seperti jungkat jungkit, perosotan, ayunan, serta terdapat restoran dan lokasi bersantai dan bercengkrama beserta keluarga anda. Apabila anda dare untuk menikmati tantangan, berjalanlah menuju bagian ujung dari dermaga dan nikmatilah semburan air dan ombak yang menyapu tepat di bawah kaki anda. Apabila anda beruntung, anda akan menikmati deburan ombak yang cukup kencang di bawah kaki anda yang tentu saja akan membuat kaki anda basah (bahkan pakaian anda). Jangan lupa gunakan krim tabir surya! Cuaca Makassar yang panas menyengat akan membuat kulit anda segera berwarna kemerahan karena terbakar matahari.

Saturday, November 17, 2007

Mirota Batik Di Sudut Malioboro

Salah satu toko yang menurut saya sangat ethnic dan unik di Yogyakarta dan somehow saya merasakan ini merupakan salah satu landmark Yogya adalah Mirota Batik. Terletak di Malioboro, tepat sebelum penyebrangan menuju Benteng Vredeburg, toko ini menjual berbagai hal yang berbau Yogya atau lebih tepatnya kebudayaan jawa. Toko yang teramat unik ini menjual berbagai produk seperti produk kerajinan tangan yang sangat-sangat unik, sebut saja produk standard seperti kain batik, caping, hiasan bambu, patung loro blonyo, wayang-wayangan, kipas anyaman, jamu-jamuan, produk makanan hingga barang-barang unik seperti nasi aking instant, jamu dalam kendi mungil yang lucu, keris pusaka, orang membuat batik dengan canting dan malam, andong, seperangkat gong dan gamelan, boneka pasukan pengawal keraton, hingga barang-barang elektronik antik yang masih bisa difungsikan seperti radio tua, mesin ketik, kipas angin, dan sebagainya.

Toko yang terdiri atas 2 lantai ini sangatlah menarik. hampir semua barangnya -even anda tidak menyukai produk yang berbau ethnik- akan mudah untuk disukai, dan bahkan berpindah tangan...upss...bukan dicuri tapi dibelanjai.hehe...

di tengah ruangan ada tempat duduk, untuk melihat orang membuat batik. kemudian apabila anda membawa kamera, anda pasti akan ketagihan untuk berfoto disini karena semuanya yang anda lihat adalah antik dan unik. Harga barang yang menurut saya dan rekan saya cukup reasonable dan murah membuat toko ini tampak sangat tidak kehilangan daya tariknya. para pengunjung berjalan keluar masuk hilir mudik masuk ke dalam toko. harganya pun sudah harga toko sehingga memang tidak bisa ditawar lagi. Jadi, sekiranya anda mengira bahwa harganya cukup murah, silahkan dibawa ke kasir-kasir yang ramah khas Yogya dan membayar produk tersebut.

Walaupun di beberapa tempat ada tulisan yang berbau copet, tulisan tersebut bukan bertujuan membuat anda takut atau over protektif, namun lebih ditujukkan pada copet yang tidak bisa diterima di dalam toko ini. secara umum, anda akan bisa sangat leluasa untuk berbelanja sambil cucui mata melihat benda kerajinan jawa yang antik. sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata selama anda berada di Yogya. Jangan takut tersesat, di depan toko tersedia tumpukan peta kota Yogyakarta yang dapat anda bawa pulang sebagai panduan mengunjungi kota maenawan ini. Selamat datang di Mirota!

Beringharjo Market, Heart Of Yogyakarta

Tidak ada yang spesial maupun kunjungan khusus ketika memasuki kompleks pasar ini. Pasar ini menjadi salah satu pasar yang terkenal di Yogyakarta dan Indonesia bahkan karena gempa Yogya yang memilukan beberapa waktu lampau sempat meluluhlantakkan pasar ini. Kondisi pasar ketika saya dan kawan saya memasukinya masih dalam kondisi baik (so far, yang terlihat) mengingat kerusakan yang terjadi cukup parah pada pemberitaan beberapa waktu lampau di surat kabar manapun.

Kami memasuki Pasar ini pun sebenarnya selain bermaksud untuk potong jalan dari Taman Pintar ke Malioboro juga sekaligus melihat salah satu ikon Yogyakarta. Yang unik, ada papan petunjuk yang memberitahukan bahwa bagian-bagian tertentu terletak di lantai sekian pasar ini. Namun, tampaknya papan petunjuk tersebut dibuat sebelum gempa Yogya terjadi?

Ketika kami bermaksud untuk naik ke lantai 2 maupun 3 guna mencari majalah dan buku bekas, kami tidak menjumpai pedagang tersebut. kami justru mengalami pengalaman yang aneh kalau tidak dapat dikatakan ajaib. Pedagang di lantai atas menginginkan kami sesuatu. sesuatu itu adalah mereka menginginkan kami untuk membuat penawaran atas baju yang akan dijual. Kami disangka penjual baju baju bekas! bayangkan! asumsi saya, mereka yang tampak seperti pedagang pakaian bekas, bermaksud membeli baju-baju bekas dalam jumlah banyak guna dijual lagi. Namun, sekali lagi itu hanya perkiraan saya saja. mungkin benar bisa juga salah. Perkiraan lagi, ini berkaitan dengan kasus gempa besar yang melanda Yogya sehingga masyarakat sana mengalami krisis pakaian. Sekali lagi, ini hanya dugaan saya semata saja. mohon maaf apabila ada pihak yang tidak berkenan.

Namun, mengunjungi pasarv Beringharjo yang dapat ditembus dari Taman Pintar Yogya ke Malioboro memang sedikit autentik Yogya karena disinilah lokasi terbesar orang-orang di seantero Yogya berkumpul dan berinteraksi secara normal. Beberapa bule tampak berkeliaran mengisi sudut kota Yogya. Selain itu, tampak banyak pedagang emas, sayur mayur dan tentunya penganan kecil khas jawa tengah dan Yogyakarta yang mengisi ruang-ruang dan sudut di pasar ini. Hirup Autentiknya Yogya, hirup Pasar Beringharjo.

Thursday, November 08, 2007

Nasi Liwet Solo : Taste The Real Solo

Nasi Liwet menjadi sesuatu yang sudah umum dikenal di Solo, terlebih di jakarta karena hidangan ini telah merambah ke hotel-hotel berkelas dimana para tamunya menginginkan hidangan yang unik dan tradisional. Harganya pun tidak dapat dikontrol lagi menjadi puluh ribuan hingga ratus ribuan untuk sepiring Nasi Liwet Khas Solo yang dibuat oleh chef terkenal dan diramu dengan apik ini. Nasi Liwet Solo dapat anda temui di kota - kota besar saat ini, di tempat yang berkelas pula.

Namun, bagaimanakah aslinya Nasi Liwet Solo itu? Pengalaman saya mengunjungi Solo selama 3 hari pada bulan September 2007 tidak saya sia-siakan untuk menikmati makanan khas Solo ini. Tepat di Pinggir Jalan Urip SUmohardjo, seorang Ibu sedang duduk di pinggir jalan dan di sisinya berderet panci-panci dan bakul yang merupakan barang dagangannya. Yap, Ibu ini menjual Nasi Liwet Solo.

Nasi Liwet Solo yang asli berupa nasi yang disajikan di atas daun pisang, ditaburi oleh telur rebus setengah, potongan labu, ayam (paha utuh) dan tentu santan yang diacak dengan kasar (bukan santan halus) beserta bumbu bumbu pelengkap lainnya. Rasanya? kalau acara di televisi, ia akan mengatakan "Mak NyuSSSS!" tanpa bermaksud untuk mengimbangi acara dan memplagiat sama sekali, saya akan mengatakan, bahwa makanan ini benar-benar sederhana, simpel namun benar-benar sangat enak dan menyentuh semua indra perasa saya. Saya berbahagia dapat menikmati makanan ini. Rasanya yang rough dan sangat bercita rasa dapur tradisional sungguh membangkitkan indra perasa di lidah saya. semua sarap pencecap rasanya menari-nari karena merasakan nasi liwet ini. Undescribable.

Harganya? Untuk sepiring Nasi Liwet (untuk ukuran cowoq, pasti akan bikin kenyang), taburan potongan labu, talur rebus setengah dan ayam rebus berbumbu (paha besar sepotong) hanya dikenakan biaya 5000 rupiah. bayangkan! ditambah lagi dengan minum gratis dengan air yang higienis dari gelas-gelas air mineral. ups, maaf, air tidak gratis namun berharga 500 rupiah.

bandingkan dengan harga yang beredar di restoran kelas atas atau hotel bintang sekian yang sudah pasti nasi Liwetnya tidak autentik lagi karena sudah berada di tangan koki professional dan diracik secara professional juga pastinya. Harganya mencapai langit untuk kenikmatan sepiring Nasi Liwet Solo. Tanpa mengecilkan makna koki di hotel ataupun restoran besar, tampaknya Nasi Liwet asli Solo memang patut dicoba siapa saja. Ibu-ibu ini hanya berjualan pagi hari saja. Namun jangan kuatir, sebagian penjual nasi lainnya bekerja sore hari. jadi, apabila anda tidak dapat menemukan Nasi Liwet di pagi hari, maka anda akan menemukan Nasi Liwet dengan penjual yang berbeda pada sore hari. kelemahannya munkin cuma satu, anda harus duduk di tepi jalan Urip Sumohardjo untuk bisa menikmati sepiring nasi Liwet yang sangat AUtentik ini. Saya sendiri justru merasakan duduk di pinggir jalan merupakan suatu berkah karena dengan demikian, saya benar-benar merasakan Jawa-nya Solo. tiada yang lebih autentik dari Jawa-nya Solo selain makan nasi Liwet di pinggir jalan sambil bercengkrama dengan penjual dan warga sekitar. Selamat datang Di Solo, Surakarta.

Wednesday, November 07, 2007

Garuda Wishnu Kencana, Pesona Bukit Ungasan di Jimbaran


Wilayah Selatan Bali, hanya ada beberapa nama yang outstanding di lokasi ini. Selain Uluwatu dengan keindahan alam cadas dan pantainya yang memukau, wilayah Jimbaran pun terkenal dengan wisata kuliner dan kebudayaannya yang cukup terkenal. Salah satu lokasi wisata kebudayaan di wilayah Jimbaran berlokasi di Desa Ungasan, Bukit Ungasan, Jimbaran. Di lokasi ini berdiri sebuah cultural Park yakni Garuda Wishnu Kencana, taman yang dirancang untuk berbagai keperluan kebudayaan dan forum internasional, tentu saja dengan Wishnu sebagai Icon utamanya bertengger di atas Garuda.

Saya pertama kali mengunjungi taman ini pada tahun 2003, yang apabila tidak salah adalah tahun ketika taman tersebut dibuka. Kondisi taman waktu itu adalah Patung Wisnu yang baru dibangun setengah, hingga pinggang ke atas saja dan burung Garuda yang hanya dari dada ke atas saja. Kedua buah patung tersebut terletak terpisah.

Tahun 2006 dan 2007, saya masing-masing mengunjungi taman ini pada Desember dan April. Kondisi taman yang saya lihat tidak berbeda jauh dengan kondisi pada tahun 2003 saat saya mengunjungi taman ini pertama kali. Patung yang masih dalam kondisi sama tanpa adanya perubahan atau penambahan ornamen lainnya. Ada gosip gosip yang mengatakan bahwa Taman ini kekurangan biaya pembangunana, bahkan ada yang mengatakan sang pematung telah tiada.

Terlepas dari semua itu, Garuda Wishnu Kencana atau yang terkenal dengan GWK di Bukit Ungasan Jimbaran ini memang sangat terkenal. Di lokasi ini menjadi pusat perayaan atau digelarnya acara-acara spektakuler yang berskala internasional seperti konferensi dunia, doa bersama demi perdamaian dunia, puncak perayaan pergantian tahun, bahkan hingga Rave Party yang hot dan menghebohkan.

Karcis masuk seharga 25000 per orang akan menghadang kita sebelum kita dapat memasuki areal taman. Lokasi taman secara keseluruhan terbagi menjadi 3. Areal Pelataran yang mencakup pemandangan di bukit Ungasan dan whole view Bali, Amphiteater, Pelataran Kura-Kura dan Kolam, semuanya ini menjadi satu bagian. Areal utamanya yakni Lokasi tempat Patung Besar Wishnu berada. Lokasi ini tentu lokasi terbaik untuk foto-foto karena mensahkan bahwa anda sudah pergi ke GWK. Air terjun di sekeliling patung membuat lokasi menjadi lebih indah. Untuk mencapai lokasi ini, anda harus dua kali menaiki tangga dari Pelataran Kura-kura ke kolam dan naik sekali lagi hingga menuju Patung Wishnu Berada. Apabila anda kecapaian, maka anda bisa memutuskan untuk memarkir mobil anda di tempat yang lebih tinggi sehingga anda langsung turun di Patung Wishnu. Areal terakhir adalah lapangan besar terbuka yang sering menjadi lokasi pagelaran ataupun perayaan internasional, yakni lokasi di depan kepala Patung Garuda. Lokasi yang dikelilingi oleh Batu cadas Besar Kapur yang dipotong ini memang lebar sekali dan hanya ditanami rumput yang berpetak-petak. Di Ujung terdapat taman kayu yang diisi oleh air mancur dan patung.

Kunjungan Ke GWK sebenarnya dapat lebih dari sekedar kunjungan kebudayaan maupun wisata alam Bukit Ungasan. Banyak sekali ornamen-ornamen arca yang tersebar di seantero taman menunggu untuk dieksplorasi. Selain itu, kondisi tanah yang berbeda dengan belahan Bali manapun membuat kondisi alam sekitar memang unik dan eye-catchy. Seandainya saja GWK ini dapat lebih dieksplorasi, misalnya dengan sering mengadakan festival kebudayaan di Amphiteater, pameran kebudayaan lokal Bali dengan memajang di museum-museum yang sudah ada dan lainnya sehingga taman ini tidak terkesan terlalu komersial dengan sejumlah pedagang makanan yang memenuhi lokasi ini.

Saturday, October 27, 2007

A Hidden Pura Temple In Tanah Lot, Batu Bolong

Sekali anda berkunjung ke Tanah Lot, Kemungkinan besar anda akan melupakan satu buah lagi objek wisata tambahan yang ada di sebelahnya, terutama karena posisinya yang kurang strategis. Terlebih lagi, Tanah Lot merupakan wisata sore hari -demi melihat sunset- sehingga orang sering melewatkan sore menjelang malam di Tanah Lot sehingga melupakan keberadaan Batu Bolong. sangat sungguh disayangkan.

Batu Bolong yang berjarak sepelemparan batu dari Tanah Lot dan masih masuk dalam wilayah Areal Tanah Lot ini memang unik. Foto akan menunjukkan betapa uniknya Batu ini.

Ada Lubang besar di bawah tebing cadas sementara di bagian atasnya dibangun jalan setapak untuk berkunjung ke pura Batu Bolong. Bagian bawah Batu Bolong akan dipenuhi air pada saat air pasang dan akan terlihat bagian dasarnya sehingga bisa dilewati manusia pada saat air surut. Kami sempat mengunjungi bagian bawah Batu Bolong ketika airnya surut. Pasir Hitam yang berada di bagian bawah Batu memang memberikan kesan tersendiri, terutama dengan background bebatuan cadas di belakangnya.

Seperti lazimnya Pura - Pura dimanapun, Pura Batu Bolong ditutup untuk umum kecuali untuk yang beragam Hindu dan ingin bersembahyang. Alhasil, kami hanya sempat untuk berfoto di depan areal Pura saja, tepat di atas ketinggian Batu Bolong.

Lokasi Batu Bolong terletak tepat di sebelah kanan Tanah Lot ketika anda datang atau kiri Tanah Lot ketika anda pulang. Apabila anda mengharapkan untuk dapat mengunjungi Pura ini, sediakanlah waktu lebih banyak selama anda berada di wilayah tanah Lot, selain mengunjungi Tanah Lot dan Berbelanja di Pasar Tanah Lot. Lokasi menuju Pura memang cantik tertata dengan rapi, bahkan di beberapa tempat ada atraksi berfoto dengan ular. perjalanan menuju Pura memang agak sedikit memutar, namun yakinlah, perjalanan anda tidak sia-sia terlebih Pura Batu Bolong terlihat dengan jelas dari Tanah Lot.

Friday, October 26, 2007

Pulang Ke Kotamu

"Pulang ke kotamu" mewarnai perjalanan saya dari Solo menuju Yogya dengan kereta Prameks seharga 7000 rupiah. Yap, saya sedang menuju Yogyakarta untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Tujuannya? Tentu saja wilayah paling terkenal seantero Yogya yakni Jalan Malioboro.

Kereta menuju Yogya dari Solo dilayani dari beberapa Stasiun, namun saya memilih naik dari Stasiun Solojebres, dimana dekat dengan tempat penginapan saya. Hal yang sungguh berbeda antara kereta di Jakarta dengan kereta di Jawa, seperti contohnya Solo-Yogyakarta adalah kereta menjadi salah satu komoditas publik dan semua orang tampaknya senang menggunakan kereta. Tambahan lagi, bagian dalam kereta tampak sangat terawat dan rapih serta orang tidak berjejal apalagi sampai menaiki gerbong kereta guna pergi ke suatu tujuan. Sangat tidak manusiawi! Apabila keretanya terawat seperti di Solo, dengan senang hati saya akan naik kereta kemanapun saya pergi di Jakarta.

Perlu diketahui bahwa perjalanan menuju Yogyakarta dari Solo selain dengan kereta api, anda dapat menaiki bus dengan pilihan turun di Klaten untuk menikmati Prambanan. Namun, berhubung waktu yang terbatas, maka saya memilih Kereta Api seharga 7000 rupiah. Terlebih, kereta datang setiap hampir setengah jam sekali, sungguh memudahkan penumpang.

Kereta yang saya naiki bukanlah kereta baru. Namun, yang menyenangkan, kereta ini bentuknya seperti bus, jadi semua kursi menghadap ke depan. Sedikit berbeda dengan kereta kereta yang biasa saya naiki di Jakarta. Kereta yang berangkat pada pukul 8.35 pagi ini akan bertolak terlebih dahulu ke Palur, ujung paling timur dari lajur ini sebelum kembali lagi menuju Solojebres, Purwosari, Klaten, Lempuyangan dan terakhir Tugu di Yogyakarta, tempat saya akan turun nantinya. Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, sepenuh-penuhnya isi penumpang kereta, terutama mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta, semuanya nampak rapih dan teratur. Tidak ada saling desak-desakan ataupun berbuat yang aneh-aneh seperti menaiki atap gerbong.

Kurang lebih hampir pukul 10, saya sampai di Yogyakarta. Tentu, kamera sudah siap di tangan untuk mengabadikan bahwa saya telah berkunjung ke kota ini. Tak dapat dipungkiri, selepas keluar dari stasiun, banyak sekali objek-objek menarik yang dapat difoto, antara lain rupa stasiun Tugu sendiri, tugu jam, gerbang Yogyakarta Kota Wisata, rel kereta yang tiba-tiba menyeruak ke jalan raya, dan tentunya Jalan Malioboro!

Jalan Malioboro adalah Jalan Raya dengan Jalur cepat dan jalur Lambat membentang dari arah utara, tepat dari Stasiun Tugu menuju ke arah selatan. Di sisi kanan kiri jalan ini, anda bisa melihat deretan toko-toko yang menjual berbagai pernah pernik belanja, dan terutama oleh-oleh. Sebut saja toko baju, toko kerajinan, toko barang antik, toko makanan dan lainnya. Di samping itu, terdapat Hotel seperti hotel Inna, Mall Malioboro, dan Toko kerajinan tangan seperti Mirota Batik dan tentu saja Dagadu Djogja!

sampai di Yogya siang hari tentu berbeda dengan suasana Yogya Malioboro pada malam hari. Konon, di malam hari, penjual makanan akan memenuhi kanan dan kiri jalanan dan barulah anda merasakan spirit of malioboro yang sesungguhnya. Di siang hari, kanan dan kiri jalan dipenuhi oleh para pedagang kaus dan pakaian terutama yang khas Yogya, perhiasan etnik seperti kalung, gelang, cincin,kerajinan tangan dan benda oleh-oleh dan tentunya cemilan khas Yogya seperti Bakpia Pathok yang terkenal itu, juga lanting, getuk, semar mendem, dan macam macam angkringan.

Jalan Malioboro yang terkenal ini memang membentang hingga Monumen Serangan Umum 1 Maret. Jalan ini akan sangat mudah dikenali, terutama dengan adanya hiasan gunungan yang berjejer di tengah-tengah jalan. Di sebelah monumen, anda dapat berkunjung ke salah satu benteng bekas peninggalan Belanda yang sudah cukup tua yakni Benteng Vredeburg.

Inilah Jiwa dari Yogya, bahkan ada ungkapan, belum ke Yogya jika anda belum ke Malioboro. Anda dapat dengan mudah menikmati berbagai panggung kehidupan di Jalanan, mulai dari para penjaja makanan, pakaian, hingga sopir taksi ataupun abang becak. berbagai jenis makanan akan tampak menarik minat anda terutama yang dijajakan di kiri dan kanan jalan.

Sebagai informasi, Jalan Malioboro ini terkenal dengan copetnya. bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, namun sebaiknya anda tetap berhati-hati dan waspada serta mengusahakan agar barang bawaan diletakkan di depan dan dalam satu area pengawasan jadi lebih mudah untuk diawasi. Satu hal lagi yakni beberapa atau bahkan hampir semua abang becak yang berada di Malioboro akan tampak sangat mengganggu terlebih bila anda memutuskan untuk berkeliling Malioboro dengan berjalan kaki. Walaupun niat mereka baik, bahkan terkadang ada yang sampai banting harga hingga 3000 rupiah untuk mengantar dari Tugu ke Benteng dan Tamansari, mereka akan cukup menganggu dan memaksa anda hingga anda naik becak mereka. Beberapa dari mereka bahkan terlalu ramah ke turis sampai memberikan informasi tempat wisata dan lainnya hingga anda tak enak hati dan naik becak mereka. Memang bagus untuk wajah pariwisata, namun untuk turis yang memilih berjalan kaki untuk menikmati Malioboro, maka ini akan jadi preseden yang buruk. Sedikit saran, apabila anda memang tidak tertarik sama sekali, jangan tunjukkan ketertarikan ataupun berbicara dengan mereka. Cukup katakan terima kasih sambil berlalu agar mereka mengerti bahwa anda benar-benar tidak menginginkan untuk menggunakan jasa mereka.

Thursday, October 25, 2007

Grojogan Sewu, Grojogan di Kaki Gunung Lawu, Karanganyar

Solo, Sala atau Surakarta memiliki beberapa tujuan wisata menarik. Salah satu tujuan wisata alam yang tidak berada di kota Solo adalah Taman Wisata Tawangmangu yang terkenal dengan Air Terjun Grojogan Sewunya, yang terletak tepat di kaki Gunung Sewu, kabupaten Karangayar ini.

Perjalanan menuju daerah ini memakan waktu kurang lebih 1 jam dengan bus, berhubung bus satu-satunya kendaraan umum yang dapat digunakan untuk berwisata menuju daerah ini selain kendaraan pribadi tentunya. Untuk menuju Tawangmangu, anda harus menaiki bus besar yang melayani jurusan Solo – Tawangmangu yang umumnya beredar di depan kampus Universitas 1 1 Maret dengan bayaran 7000 per orang.

Daerah yang dilewati antara lain Solo – Karanganyar – Karangpandan – Tawangmangu. Perjalanan menuju lokasi tersebut sangat bervariasi pemandangannya, mulai dari perkotaan, perumahan, hingga sawah, lereng gunung dan tempat peristirahatan di kaki Gunung Sewu yang terletak di antara dua propisni yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Setelah kurang lebih satu jam menempuh perjalanan, anda akan tiba di daerah Tawangmangu, tepat di terminal akhir Tawangmangu (berpadu dengan Pasar Tawangmangu). Sampai disini, anda belum memasuki daerah Taman Wisata Tawangmangu, dan anda harus berjalan kurang lebih sejauh 1 kilometer sebelum masuk ke dalam lokasi taman wisata yang terkenal dengan banyaknya kera ini. Untuk masuk ke wilayah ini, anda tidak dikenakan biaya apapun karena Taman Wisata ini terbuka bagi umum. Jalan menuju Taman Wisata pun bisa ditempuh melalui dua cara, jalan darat dengan kaki dimana anda harus melalui persawahan dan hutan pinus atau jalan raya dengan angkutan bolak-balik yang melayani Terminal Tawangmangu – Pintu Masuk 1 Grojogan Sewu. Saya memilih berjalan kaki karena ingin menikmati alam sambil melewati Hutan Pinus yang cantik.

Perjalanan sejauh 1 kilometer akan tampak tidak terasa karena anda akan berjumpa dengan berbagai jenis lokasi yang menarik seperti sawah, hutan pinus, maupun perumahan penduduk dimana kebun yang dimilikinya memiliki bunga berwarna-warni seperti Gerbera dan Daisy serta Bougenville. Karena saya memilih jalan alternatif, maka disini terdapat dua pilihan untuk masuk pintu Grojogan Sewu, yakni pintu 1 yang berada di puncak atau pintu 2 yang berada di lereng bawah. Karena alasan kepraktisan, saya memilih pintu 2 yang berada di bawah. Untuk masuk ke dalam Lokasi Grojogan Sewu, bintang utama Taman Wisata ini, anda diwajibkan membayar sebesar 6000 rupiah per orang. Dengan melewati berbagai jalur yang ada, anda akan tiba di Grojogan Sewu yang sudah tertata dengan apik baik dari segi infrastruktur maupun jaringan jalan serta fasilitas pendukung wisata. Dengan mudah anda akan menemukan banyak sekali penjual makanan, terutama sate kelinci, dan penjual minuman minuman dingin menyegarkan. Seperti umumnya, taman wisata di Indonesia, lokasi ini pun tak luput dijadikan tempat bermesraan bagi pasangan-pasangan, apalagi dengan ramainya jasa penyewaan tikar yang sudah tentu menambah kenyamanan berasyik masyuk.

Menurut penduduk setempat, curahan air Grojogan Sewu tidak sedashyat dahulu. Entah karena memang diakibatkan oleh musim kemarau ataupun cadangan air tanah yang semakin sedikit, namun ini tidak membuat Grojogan Sewu tidak diminati lagi. Para Pengunjung memenuhi hampir semua areal Taman Wisata ini, mulai dari sekedar berfoto, mengadakan outbond, menyanyi bersama, duduk memandang air terjun hingga mandi di kolam curahan air terjun. Air terjun setinggi 81 meter ini memang terletak di kaki gunung Lawu, dengan curahan terjunan yang tidak bertumpu pada satu titik namun tersebar, akibatnya banyak lokasi deposit penampungan air selain air terjun utama Grojogan Sewu ini.

Selain objek wisata alam berupa Grojogan (bahasa Jawa : Air Terjun), lokasi ini juga menawarkan keindahan alam kaki Gunung Lawu, kolam renang baik bagi anak anak ataupun orang dewasa, dan hewan-hewan habitat alami seperti kera-kera yang cukup nakal sehingga anda harus berhati-hati dengan barang bawaan anda. Tidak usah khawatir kelaparan atau kehausan disini, banyak sekali lokasi penjualan minuman dan makanan dari dalam hingga keluar areal kompleks. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk 1 Grojogan Sewu bahkan terdapat banyak sekali penjual menjajakan strawberry, bunga edelweiss, kerajinan tangan, hingga penyewaan kuda untuk ditunggangi mengelilingi kawasan kompleks taman Wisata. Untuk anda yang mencari kera, akan banyak sekali ditemui di Pintu Masuk 1 Grojogan Sewu yang terletak di atas.

Antara Solo dan Jakarta

Menuju Solo, Sala atau Surakarta di Jawa Tengah sebenarnya bukanlah perkara sulit, terlebih bila anda berada di Jakarta. Masa kini, berbagai jenis angkutan telahj tersedia bagi anda mulai dari angkutan udara yang hanya memakan waktu 50 menit hingga darat dan laut yang masiing masing dapat dipilih jenis dan kelasnya sesuai fleksibilitas dan tentunya kondisi keuangan anda. Untuk jasa angkutan darat, selain bus, anda dapat memilih jenis angkutan massal lainnya yakni kereta api yang memang menjadi favorit untuk bepergian jarak jauh tanpa membuat capai, terlebih karena Solo merupakan salah satu destinasi utama bagi para pemudik di Jakarta setiap tahunnya menjelang mudik Lebaran. Oleh karena alasan tersebut jugalah maka kereta ke Solo bervariasi, mulai dari Argo Dwipangga, Gajayana dan Argo Lawu hingga kereta ekonomi yang hanya berharga sekian puluh ribu saja dan anda sudah, voila, sampai di Solo.

Penulis memilih salah satu angkutan malam menuju Solo yakni Argo Lawu yang berangkat pukul 8 malam dari Stasiun Gambir dan sampai keesokan harinya sekitar pukul 3.48 pagi di Solobalapan. Dengan harga 210.000, anda sudah bisa menaiki kereta eksekutif bisnis ini dengan penganan kecil, teh manis menjelang pagi, bantal dan kursi empuk plus selimut. Satu hal lagi yang tidak perlu anda risaukan adalah anda tidak perlu mengamati banyak stasiun sebelum turun karena Argo Lawu ini memang berhenti sesampainya di Solo, tidak melanjutkan destinasi ke tempat lain sehingga bagi anda yang memang berniat turun di Solo, tidak usah terburu buru.

Proses pembelian tiket tersebut dapat dilakukan di banyak stasiun yang menyediakan jasa reservasi, salah satunya ketika saya membeli tiket Argo Lawu dari Stasiun Jakartakota untuk digunakan naik dari Staisun Gambir pada minggu berikutnya. Sebagai informasi, tiket kereta api dapat dibeli sampai 30 hari jauh di depan. Jadi, untuk anda yang tidak ingin ketinggalan atau kehabisan tiket, sebaiknya rencanakan perjalanan anda dari jauh hari, guna menghindari kehabisan tempat duduk tentunya. Salah satu yang patut diperhatikan, tanyakan dengan jelas, gerbong berapakah anda akan duduk dan kursi berapakah yang akan anda duduki. Hal ini penting mengingat ketatnya aturan tempat duduk dan pemeriksaan karcis yang sedang digalakkan PTKA, dan anda diwajibkan membayar denda 2x lipat jarak terjauh apabila anda tidak memiliki tiket. Jadi, jaga baik baik tiket anda.

Sampai di Stasiun Gambir pukul 7 malam, saya langsung masuk ke dalam bangunan stasiun Gambir yang memang secara notabene lebih bersih dan terawat dibanding stasiun Kota. Proses pemeriksaan tiket dilakukan dengan cepat, dan petugas akan memberitahukan peron dimana anda harus menunggu. Seandainya pun memang tidak diberitahukan, tulisan tulisan besar terpampang cukup jelas untuk memberitahu anda harus berada di kereta yang mana. Anda akan segera naik ke hall lantai atas dimana disini terdapat eksekutif lounge untuk penunggu atau penumpang dan di sekitarnya banyak terdapat restauran baik cepat saji, penganan ataupun rumah makan umum. Dari sini, anda harus naik sekali lagi menuju peron di bagian paling atas stasiun, tempat anda menaiki kereta yang akan membawa anda ke banyak tempat di Pulau Jawa ini.

Seperti umumnya angkutan dan jadwal di Indonesia, jam delapan yang ditunggu sudah terlewati dan dikatakan bahwa kereta sedang menuju Stasiun Manggarai untuk pengisian air. Alhasil, kereta Argo Lawu yang cukup bersih dan rapih tibsa di Stasiun pukul delapan lewat 15 dan baru berangkat sekitar setengah sembilan malam. Untung saja, mostly penumpang sudah bersiap sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk mengisi penuh kereta. Segera, para penumpang duduk dengan manis di dalam kereta dan menyamankan diri mereka masing-masing.

Perjalanan di dalam kereta akan ditempuh kurang lebih selama 8 jam di malam hari. Ini berarti, saya harus tidur mengisi tenaga guna esok pagi sampai di Solobalapan. Sayangnya, karena terlalu excited barangkali, saya tak sempat memejamkan mata barang sedetikpun, walaupun ketika melintasi beberapa daerah di Jawa tengah, saya sempat beristirahat sebentar karena lelah yang sudah cukup menguasai. Namun, overall saya menikmati perjalanan melihat kota-kota sepanjang jalur perjalanan walaupun tampilan kota tersebut gelap karena kurang pencahayaan, terutama di bagian persawahan dan ladang. Untung saja, operator yang saya gunakan sangat berfungsi bagus di saat seperti ini, informasi perjalanan terpeta dengan jelas di layar handphone yang saya gunakan, tertulis dengan jelas lokasi-lokasi yang saya lewati. Walaupun gelap sama sekali, saya tetap tahu dimana saya berada.

Jalur yang dilewati oleh Argo Lawu adalah jalur utara dan baru turun ke selatan setelah memasuki Jawa Tengah, mulai dari Jakarta – Karawang – Haurgeulis – Jatibarang – Kertasemaya – Arjawinangun – Palimanan – Cirebon – Ciledug – Songgom – Prupuk – Bumiayu – Purwokerto – Banyumas – Kroya – Rawakele – Kebumen – Kutoarjo – Banyuurip – Hargomulyo – Temon - Wates – Sentolo – Tugu Yogyakarta – Klaten – Delanggu – Solobalapan.

Seperti yang sudah diprediksi, walaupun pukul 11 malam saya sudah mencapai Cirebon dan berharap bahwa perjalanan akan ontime, sayangnya saya sampai di Solobalapan hampir pukul 6 pagi! Tidak diketahui penyebabnya, namun saya merasakan, selepas stasiun Songgom, memasuki Jawa Tengah, kereta Argo Lawu banyak berhenti dan tersendat perjalanannya. Entah sehubungan dengan adanya kereta lain ataukah memang ada penumpang yang naik atau turun. Satu hal lagi, Kereta ini berhenti di Stasiun Purwokerto cukup lama sehingga menjadi sasaran umum para pedagang untuk menjajakn dangannya dengan berteriak teriak dan mengganggu penumpang yang sedang tidur.

Overall, perjalanan dengan kereta sebenarnya cukup menyenangkan, mungkin akan lebih menyenangkan apabila anda ditemani oleh orang-orang terdekat anda, sekaligus untuk menjaga keselamatan diri anda. Di dalam kereta, selain terdapat fasilitas yang diberikan oleh PTKA seperti TVKA (di Jawa Barat diputar siaran-siaran klip lagu dan di Jawa Tengah selepas Kroya, diputar film action), AC yang cukup dan bahkan terlampau dingin, PTKA juga menjual berbagai produk makanan ringan hingga berat serta berbagai jenis varian majalah dan bacaan yang dapat mengisi waktu anda selama di kereta. Pilihan yang bijak mengingat perjalanan Jakarta Solo dengan pesawat pada hari yang sama sudah mencapai 400.000 rupiah. Apabila anda tidak diburu waktu dan ingin merasakan suatu perjalanan yang unik dan menarik, kereta api pilihan anda.

Pelesir Kuliner Vintage di Tip Top Kesawan

Adalah salah satu restoran yang berada di Kesawan Square atau Jalan Ahmad Yani pada siang hari di Medan. Restauran Tip Top ini sudah berdiri semenjak lama sekali.

Beberapa refernsi menyebutkan bahwa restauran ini tutup pada siang hari, namun lainnya tutup pada malam hari. Nah, manakah yang benar? saya mencoba membuktikannya, dan mendapat informasi terkini bahwa Tip Top Restauran buka sepanjang hari, baik siang hari yang gerah ataupun malam hari.

Restoran yang bergaya vintage unik khas Deli Melayu ini memang dapat dikatakn salah satu ikon kota Medan. Rasanya tidak lengkap ke Medan tanpa mengunjungi restoran yang mengusung gaya Deli Tua ini. Kekayaan Khas Budaya Deli Tua bisa dilihat dari arsitekturnya, foto-foto yang berjejer di restoran ini hingga pakaian pelayannya yang merupakan baju khas melayu dengan dasar putih dan lis putih, tak lupa dilengkapi dengan peci hitam. Apik sekali!

Restauran Tip Top tampaknya telah menjadi ikon dari jamannya bahkan hingga sekarang. dari foto-foto yang bisa anda lihat di sepanjang dinding, anda bisa melihat bahwa perjalanan panjang restauran ini telah menempa restauran ini. zaman penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga hari ini terekam dengan jelas di sepanjang dinding restauran ini.

Dengan bentuk panjang, restauran ini memiliki dua bagian, yakni bagian Beranda yang terletak di dalam Trotoar Kesawan Square dan bagian dalam yang terletak di dalam rumah Restauran ini. Anda bisa memilih sesuai selera untuk makan dimana saja di bagian restauran ini, bagian beranda atau dalam.

Restauran ini tentunya menyajikan berbagai jenis varian menu, mulai dari yang autentik khas masakan asia seperti nasi goreng, ifumie dan sebagainya hingga masakan internasional seperti pasta. Anda bisa memilih berbagai jenis varian menu yang ditawarkan dengan harga yang cukup bersaing, terlebih anda bisa menikmati makan siang atau malam disini sambil mencuci mata anda dengan interior khas Deli yang menarik dan perjalanan sejarah restoran ini. Selain Main Course, Restauran ini terkenal dengan Dessertnya yang memang terkenal. Apabila anda mengenal Ragusa di Jakarta, maka Di Medan anda akan mengenal Tip Top. Es krim yang disajikan masih unik dan natural tanpa adanya bahan pengawet. beberapa jenisnya pun sangat unik memaksa kami untuk icip icip beberapa diantaranya, bahkan kalau bisa mencicipi semua varian menu yang ditawarkan. Perlu diketahui, bahwa beberapa diantaranya mengandung Rum untuk memaksimalkan cita rasa es krim tersebut. Hati-hati, karena tidak menggunakan bahan pengawet, maka es krim ini mudah sekali lumer sehingga anda harus cepat dalam memakannya.

Selain Restoran, Di sebelah Rumah makan ini terdapat sebuah bakery. Beberapa jenis roti sederhana dan tradisional tampak ditata rapi di sisi kanan restauran ini. Beberapa diantaranya akan membuat air liur anda terbit. Sungguh cocok dijadikan sarapan pagi! Namun, untuk anda yang datang kesini siang atau malam hari, memang sangat tidak disarankan untuk mencoba roti karena akan berakibat anda tidak mencicipi Main Course dari restauran ini. Roti memang baik, namun sebaiknya untuk makan pagi saja atau sarapan.

Dengan harga yang tidak terlampau mahal dan mendekati standard untuk setiap varian menunya, restauran ini sangat patut dijadikan tujuan wisata kuliner anda berikutnya di Medan. Coba es krimnya yang sangat bercita rasa klasik dan unik! anda akan ketagihan akan mencoba lagi dan lagi. Haus? tidak usah khawatir, Restauran ini menyediakan air putih gratis untuk anda yang memesan es krim, tentunya untuk menghilangkan dahaga ketika anda selesai menyantap es krim. Satu hal yang patut digarus bwahi karena outstandingnya adalah keramahan para pegawainya, baik ketika kami tanya-tanya tentang semua menu yang ada di buku menu (dia menjawab semua pertanyaan kami dengan riang dan ramah), pertanyaan-pertanyaan di luar menu seperti Kesawan Square, Kota Medan, Sejarah Restauran, bahkan hingga kami ajak berfoto bersama.

Stasiun Kereta Merdeka!!!

Tepat di belakang Merdeka Walk, anda akan menjumpai Lokomotif kereta tua yang sungguh menarik perhatian. Lokasi ini terletak tepat di depan Pasar Buku Merdeka. Di sebelah lokasi loko tua ini memang masih ada sebuah stasiun kereta yang masih beroperasi. Namun, jelas kunjungan kami ke lokasi ini karena ingin mengamati loko tua ini dari dekat. Walaupun hari sudah beranjak malam dan kami baru saja kembali dari Asam Kumbang, kami tidak menyurutkan niat untuk pergi ke lokasi ini.

Lokomotif tua yang sudah jelas tidak terpakai ini masih mempunyai bagian kompartemen dalam yang memang agak susah untuk dimasuki kecuali anda memanjat hingga masuk ke dalam kereta tersebut. Tak lupa, sebagai ikon kota Medan, kami pun berpose sebntar di depan lokasi tersebut. Tak lupa, beserta kami, ada seorang bapak bapak tua yang tampaknya , maaf, agak diragukan kenormalannya, berfoto bersama kami sambil nyengir lebar. Karena kami pun bingung serta dicampur takut juga, maka jadilah kami meringis bersama dengan bapak tua tersebut dan segera pergi begitu acara berfoto tersebut selesai.

Berwisata Religi di Masjid Raya Medan

Masjid Raya Medan yakni Masjid Al Ma'Shun yang terletak hampir di pusat kota atau tepatnya di Jalan S.M Raja ini memang megah. kebetulan, penginapan kami terletak di samping Masjid sehingga sangat mudah bagi kami untuk berkunjung ke Masjid tersebut guna berwisata dan berfoto-foto. Masjid Raya Medan ini memang megah dan cukup besar walaupun memang pamornya kalah dengan beberapa Masjid Raya di kota-kota besar di Indonesia seperti Banda Aceh atau Jakarta. Namun, kekhasan Arsitektur Deli menghiasi sudut demi sudut Masjid ini. Dengan warna Hijau berpendar, masjid ini seakan mengajak anda untuk berkunjung ke dalamnya.

Memang, selain sebagai icon wisata, Masjid ini juga masih berfungsi sebagai layaknya tempat beribadah bagi umat Islam. Bangunannya yang antik dan unik serta megah memang sangat eye catchy. Selain Mesjidnya sendiri, gapura besar yang menghiasi pintu masuknya ini membuat kita seakan akan tidak berada di Indonesia namun di suatu tempat di timur tengah sana. Sayangnya, pemandangan di sekitarnya yang nampak mengganggu, seperti halaman rumput yang tidak teratur karena kurang terawat, pekuburan umum yang tampak kurang terawat, mall dan jembatan penyebrangan serta lokasi penampungan barang-barang bekas (note: di Jalan Mesjid sekitar Masjid memang digunakan untuk menjual barang-barang besi bekas)

Perhatikan pakaian anda ketika memasuki wilayah Masjid. Apabila anda berpakaian celana pendek apalagi hotpants, terutama untuk perempuan, maka sangat tidak dianjurkan untuk memasuki wilayah ini.