Monday, March 31, 2008

Kota Seratus Kelenteng

Apabila Singkawang di Kalimantan Barat dikenal sebagai Kota Seribu Kelenteng, maka Palembang mungkin layak mendapat julukan Kota Seratus Kelenteng. Hal ini tentu bukannya tanpa alasan. Palembang di Sumatera Selatan memiliki sejumlah kelenteng maupun Vihara dengan aliran yang berbeda-beda dan arsitektur yang berbeda pula. Secara kasar pula, populasi 10% dari totoal populasi penduduk Palembang adalah warga keturunan China sehingga banyaknya Kelenteng maupun Vihara tentu bukan sesuatu hal yang aneh di kota ini. Banyaknya kelenteng yang tersedia disini, mulai dari yang kecil hingga yang besar, mulai dari Tantrayana, Maitreya, Theravadha, Mahayana, hingga Kelenteng berdasarkan marga membuat warganya tidak kerepotan dalam hal bersembahyang ataupun memuja pencipta alam ini. Beberapa diantara kelenteng tersebut bahkan ada yang terletak berdampingan dengan bangunan beribadah agama lain seperti masjid contohnya, mengisyaratkan hidup beragama yang penuh dengan kerukunan. Secara lokasi pula, kelenteng maupun Vihara tersebut ada yang terletak sangat strategis di tepi Sungai Musi sehingga butuh jasa penyebrangan untuk mencapainya, atau bahkan ada yang terletak di jalanan kompleks yang hanya dapat dilalui dua buah kendaraan bolak-balik. Keindahan kelenteng dan Vihara tentunya dapat menjadi faktor wisata religi yang dapat dikembangkan di Palembang. Perhatikan detail arsitektur setiap Kelenteng atau Vihara yang berbeda aliran tersebut. Sungguh asik mengamati pengaruh yang diberikan negara asal terhadap bangunan-bangunan tersebut. Namo Buddhaya!

Brief Fact About Palembang

Palembang sebagai kota terbesar kedua di pulau Sumatera setelah Medan memang memiliki ciri khas sendiri sebagai kota unik. Letaknya di dataran rendah cenderung dekat dengan pesisir membuat hawa kota ini panas tanpa adanya pemandangan pegunungan yang dapat dinikmati mengingat pegunungan dan bukit barisan masih raturan kilometer jauhnya dari kota ini. Palembang dialiri oleh sungai terbesar di Pulau Sumatera yakni Sungai Musi. Secara umum juga, Sungai Musi ini membelah kota menjadi dua bagian yakni bagian ilir, lokasi Bandara hingga Benteng Kuto Besak berada dan bagian ulu, daerah Jaka Baring hingga menuju ke arah Plaju. Secara umum juga, Bagian ilir dicirikan dengan pusat perekonomian, kantor pemerintahan, hotel dan segala pusat aktifitas keramaian lainnya. Sedangkan pada bagian Ulu, didominasi oleh perumahan, salah satunya yang terkenal adalah Perumahan Pertamina Bagus Kuning, kantor pemerintahan, gedung olahraga dan kampung atlit. Pada bagian Ulu, anda dapat melihat rumah rakit dan rumah bergaya Sumatera yang memang unik, dicirikan dengan kayu-kayu dan papan. Bagian Ulu dan Ilir disatukan dengan Jembatan Ampera yang dahulu difungsikan sebagai jembatan angkat bagi kapal-kapal besar yang akan melintas di bawah Ampera. Sayangnya, kini sudah berkarat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi sehingga fungsinya hanya sebagai jembatan biasa saja dengan arsitektur yang menarik.
Fakta hitam yang tentu saja tidak menyenangkan tentang Palembang adalah isu keamanan yang memang menjadi ciri khas daerah ini. Memang, kondisi ini sudah sangat membaik dibanding beberapa tahun lalu ketika tujah (penusukan) dan penjambretan menjadi marak di daerah ini. Namun, sekarang yang patut diwaspadai menurut penduduk setempat adalah bagian Ulu yang masih cenderung rawan dan keamanan selepas matahari terbenam di hampir seluruh bagian Palembang. Tanpa bermaksud untuk menurutkan kualitas kota ini, kita memang harus waspada dan humble di manapun kita berada agar terhindar dari tindak kejahatan, bukan hanya di Palembang saja.
Kondisi jalan di Palembang sebenarnya cukup rapi dan teratur. Hanya saja, pembangunan flyover yang sudah bertahun-tahun tidak selesai di tengah-tengah jalan Sudirman membuat akses sedikit terhambat dan saya menyarankan untuk memutar apabila anda memiliki pilihan tersebut. Hal lainnya adalah kurang tersedianya taksi yang dapat diandalkan sebagai angkutan umum dalam kota. Di sisi lain, angkutan umum yang ada seperti bus kota maupun angkutan umum tidak begitu disarankan bahkan oleh orang palembang sendiri. Walaupun demikian, kota yang terkenal dengan Jembatan Amperanya ini tetap menarik untuk dikunjungi karena memiliki banyak objek menarik sebagai tanda bahwa anda telah berkunjung ke kota ini.

Gerbang Sumatera Selatan Yang Cantik Modern

Bandara Sultan Machmud Badaruddin II adalah destinasi saya pada penghujung bulan maret atau tepatnya tanggal 25 Maret 2008. Kunjungan ke Palembang ini sebenarnya merupakan suatu rencana yang pasti dan terorganisir. Namun, berkat AirAsia yang menutup semua penerbangan dari Jakarta menuju Palembang vice versa selepas 29 Maret 2008, maka jadwal penerbangan kami yang seharusnya 18 – 21 April 2008 berada di ujung tanduk, refund, deposit atau rescheduled. Alhasil, 8 orang tim kami terpecah dan rencana terancam gagal sama sekali. Bye-bye Palembang and There’ll be another. Namun, dua diantara kami tidak menyerah. 6 orang boleh saja request untuk refund rather than deposit, tapi kami berdua tetap memutuskan untuk rescheduled. Jadilah perjalanan ini dijadwalkan 25 – 28 Maret 2008 tanpa penambahan biaya sama sekali. Palembang here we come.
Kesan pertama sampai di Palembang adalah Bandara Sultan Machmud Badaruddin II yang sungguh menawan. Bandara ini adalah salah satu bandara di Indonesia yang cukup layak menerima gelar bandara Internasional. Jujur saja, dari segi kerapihan bandara, Soekarno Hatta pun kalah situasi. Bandara SMB II ini baru dibangun sekitar beberapa tahun lampau untuk mendukung PON yang memang beberapa tahun lalu diadakan di Palembang. Maka sekarang dapat kita lihat memang bangunan yang masih baru dan terawat ini sungguh menimbulkan kesan optimis pada Palembang. Sebagai informasi juga, SMB II ini untuk menggantikan Bandara Talang Betutu yang sudah dikategorikan tidak layak pakai. Sayang sekali, saya tidak sempat menyaksikan kondisi Talang Betutu waktu itu.
Bandara ini cukup represif dan memiliki struktur yang cukup baik. Banyak bangunan di dalam bandara seperti restoran, kios majalah dan bangunan lain yang dibangun untuk kenyamanan pengunjung. Salah satu yang cukup memberikan kesan baik adalah ucapan “Selamat Datang di Palembang” yang dihiasi dengan air terjun mini di dekat pintu keluar kedatangan. Hal lain yang cukup menarik adalah dalam rangka menyukseskan Visit Musi 2008 sebagai ikutan dari program Visit Indonesia 2008 adalah dibangunnya Kios Informasi Visit Musi 2008 yang dijaga oleh Dere Palembang yang cantik serta ramah. Di dalam bangunan tersebut tersedia lengkap informasi mengenai Palembang dan Sumatera Selatan mulai dari peta lokasi wisata, jadwal acara dan kegiatan setahun penuh, brosur menarik tentang lokasi wisata dan penginapan, serta informasi profil kabupaten dan kota di Sumatera Selatan (sayangnya, saya hanya dapat Ogan Komering Ulu Selatan, Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau. Brosur lain tampaknya habis atau tidak dicetak). Tentunya brosur-brosur disediakan secara gratis dengan kita mengisi buku tamu. Mungkin buku tamu tersebut adalah indikator penghitungan turis Visit Musi 2008 sampai tahun ini berakhir. Untuk hal ini, saya harus mengacungkan jempol dua buah kepada Pengelola Bandara SMB II, Pemerintah Kota Palembang dan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan serta daerah lain seperti Pemkot Lubuklinggau dan Pemda OKU Selatan atas keberhasilannya membuat kios informasi yang cukup baik untuk diakses.
Sayangnya, di susut ruangan terdapat kios informasi berupa touch screen yang hampr tidak menyajikan informasi apapun di dalamnya. Informasi yang ada hanyalah sekelumit tentang Bandara SMB II dan jadwal kereta api. Informasi penting Sumatera Selatan seperti bank, hotel, objek wisata maupun profilnya justru tidak ditampilkan di touch screen tersebut. Mengingat Visit Indonesia 2008 sudah berlangsung tiga bulan, sungguh sayang ada permasalahan seperti ini.
Bagian luar bandara sendiri terlihat terawat cukup apik. Papan reklame Visit Musi 2008 terlihat dimana-mana dengan menampilkan keindahan Sungai Musi, Jembatan Ampera dan objek lainnya di Sumatera Selatan. Terdapat tiruan Jembatan Ampera di tengah pelataran parkir bandara. Angkutan menuju pusat kota pun dengan mudah didapatkan dengan tersedianya jasa penyewaan mobil maupun taksi. Tetap pertahankan kualitas Bandara Internasional yang benar-benar Internasional seperti ini!