Monday, November 24, 2008

Kuta Kuta Kuta!

Yak, inilah salah satu pantai di Bali yang sudah menjadi trade mark Bali, bahkan dari awal tahun 1980-an serta sudah tersohor ke seluruh dunia. Pantai ini bahkan menjadi panduan nama untuk pantai-pantai lainnya seperti Kuta Baru di Pecatu sana(lebih selatan lagi, arah Uluwatu). Diklaim sebagai daerah yang sangat over-komersialisasi dan ditulis-tulis di buku-buku wisata sebagai kantung jebakan turis, namun entah mengapa, Bali bukanlah Bali kalau belum menuju Kuta. Di pantai inilah terletak riuhnya suasana pariwisata Bali yang asli. Pantai-pantai yang dipenuhi oleh turis asing dan pemuda lokal serta mancanegara berselancar bersama, ibu-ibu mengepang rambut serta ada jasa tato temporer 2 minggu maupun penyewaan surfing board dan ban renang. Kuta ditulis sebagai kantung jebakan turis karena sepanjang pantai ini, hanya terdapat deretan hotel-hotel mahal yang berbintang-bintang sehingga cukup jelas mengapa Kuta dituding sudah sangat over-komersialisasi (bahkan dari tahun 1980-an awal). Namun sekali lagi, Bali bukanlah Bali kalau belum sempat berkunjung ke Kuta.
Terletak di 'betis' Bali sisi sebelah barat, dengan hamparan pasir putih yang agak-agak bernuansa kotor (mungkin karena diinjak oleh terlalu banyak pengunjung), Kuta memang barometer pariwisata di Bali secara keseluruhan. Saya pernah di Kuta pada awal Januari 2003, tiga bulan setelah bom besar mengguncang Bali. Kuta tidak ada bedanya sama sekali seperti pantai-pantai lokal yang ada di daerah. Sangat sulit menemukan pengunjung mancanegara, walaupun masih ada satu dua orang. Sepinya Kuta masuk dalam kategori unbelievable. Syukurlah, sekarang situasi pariwisata Bali sudah kembali sehingga perlahan-lahan Kuta kembali ramai dan inilah dia Bali yang sesungguhnya.
Sangat mudah menuju Kuta karena inilah jantung Bali. Umumnya, para turis yang baru saja keluar dari bandara akan menuju lokasi ini guna menemukan penginapan. Sangat logis mengingat dari Kuta, akses jalan ke hampir semua penjuru Bali sangat mudah ditemukan. Hampir semua lokasi wisata di Bali berpatokan jarak dari Kuta atau Denpasar. Hal lainnya tentu saja dari sisi akomodasi. Seperti memisahkan sehelai jerami dan sebatang jarum, menemukan penginapan dan restoran di Kuta adalah piece of cake. Apabila anda tidak terkesan dengan hotel-hotel mahal di sepanjang Pantai Kuta seperti Mercure, Hard Rock Hotel, dan Sahid, anda bisa beranjak masuk ke bagian gang yang agak dalam (paling populer tentu saja Legian dan Poppies I dan II) guna menemukan hotel, losmen, maupun penginapan yang very budget-travel. Yup, sangat direkomendasikan anda menginap di sisi Bali yang ramai ini (kecuali jika anda memang mencari ketenangan bulan madu dan lainnya) agar perjalanan anda ke bagian Bali yang lain mudah terjangkau.

Friday, November 21, 2008

Minggir Sebentar di Patung Satria Gatotkaca, Tuban, Bali

Berhubung waktu check in pesawat yang masih lama, tapi kami sudah on the way menuju bandara Ngurah Rai selepas dari liburan yang singkat, maka sempat-sempatnya kami membuka mata lebar-lebar guna mencari objek menarik apa yang masih bisa ditemukan di jalanan menuju bandara. Untungnya, sebelum masuk ke areal bandara, ada sebuah tugu yang dikelilingi taman yang tamapknya menarik untuk dijadikan tempat perhentian sementara sebelum terjebak di dalam bandara menunggu pesawat take-off.
Sebuah monumen/patung besar yang dikelilingi taman di sekelilingnya pastilah tampak mencolok mata karena berada di sebelah kanan jalan dalam perjalanan anda menuju bandara. Patung Satria Gatotkaca itu namanya. Diresmikan pada tanggal 31 Oktober 1993 oleh Gubernur Bali saat itu, Prof. Dr. Ida Bagus Oka (semuanya ini tercantum di bagain depan monumen). Patung di tengah-tengah taman ini tampaknya mengisahkan pertempuran Gatotkaca yang naik kereta kencana yang ditarik oleh beberapa ekor kuda. Tampak, Gatotkaca sedang memanah menuju entah ke siapa (maaf, saya agak lemah soal ilmu pewayangan). Sekeliling patung tersebut harusnya akan disembur oleh air mancur (ada kolam di sekeliling patung) tapi malam itu air mancurnya tidak aktif. Di sekeliling kolam terdapat hiasan berbentuk kepala gajah dengan ukiran ukiran rumit khas Bali (Gajah Mada kah? maaf kalau salah, lagi-lagi soal pengetahuan dunia pewayangan yang lemah). Sayangnya, selain sudah malam sehingga hasil fotonya tidak terlalu bagus, patung tersebut tampak kurang semarak walaupun pada beberapa bagian patung terdapat hiasan lampu panjang yang berwarna merah. Di sekeliling taman sendiri terdapat sejumlah patung yang berfungsi untuk menandakan areal masuk atau keluar taman. Dirimbuni oleh tanaman dan pepohonan, taman tersebut pada malam itu cukup banyak pengunjungnya. Hal ini bisa dilihat dari deretan mobil yang diparkir di sisi taman, beberapa pedagang makanan dan tentu saja beberapa turis yang duduk-duduk di sekeliling taman (namun tidak ada yang berfoto-foto sama sekali, like us do). Mungkin kalau siang kami akan mendapatkan beberapa foto yang bagus sehubungan dengan adanya cahaya matahari, namun pastinya harus dibayar dengan panasnya terik matahri karena di bagian tengah taman, tidak ada pohon peneduh sama sekali. Kalau anda sempat dan memeiliki waktu berlebih sebelum pulang ke tanah asal anda, mungkin singgah sebentar di taman ini merupakan salah satu pilihan yang bijak.

Thursday, November 20, 2008

Lagi, Cita Rasa Kuliner Bali : Nasio Sio Bak

Malam pun tiba dan saatnya bagi saya untuk mengisi perut yang keroncongan (sebenarnya sich nggak terlalu keroncongan, tapi berhubung masih di Bali, boleh donk diisi lagi dengan satu jenis makanan lagi yang enak dan khas Bali; Saya dan teman sampai mencari-cari lokasi makanan ini, takut penasaran sampai di Jakarta, begitu katanya). Sekali lagi, bersama Titiles, Nasi Lawar (saya nggak nyoba!) dan Babi Guling, makanan ini mengandung babi sehingga haram untuk dikonsumsi oleh teman-teman yang Muslim. Namun buat info aja, Nasi Sio Bak ini cukup populer di Bali, bersanding dengan Babi Guling. Komposisinya pun sebenarnya hampir serupa karena mayoritas berisi daging babi dari berbagai penjuru tubuh babi, sedikit lemak, dan kerupuk babi. Perbedaanya, Sio Bak ini basah karena berkuah (kuah kental yang eni bengi alias enak banget!). Walaupun berdaging babi total, Sio Bak ini juga sehat karena siraman kuah kari babinya mengandung sayur seperti wortel, jamur dan mentimun sebagai acar. Ya, Sio Bak ini termasuk salah satu makanan yang highly recommended ketika anda berkunjung ke Bali.
Jangan bayangkan makanan ini terletak di restoran mahal atau di dalam hotel bintang sekian karena anda bisa mendapatkan Sio Bak ini di kedai pinggir jalan (rumah makan semi terbuka dengan kipas angin). Untuk satu orang, saya hanya membayar RP. 14.000 saja. Suatu harga yang, menurut saya, sangat sesuai untuk apa yang didapatkan. Penjual Sio bak cukup banyak di Bali namun yang saya kunjungi ini terletak di dekat Jalan Teuku Umar, di dekat pasar lama Denpasar (Saya lupa nama jalannya). Untuk menuju kesini, anda pasti akan melewati deretan toko-toko lama khas jaman dahulu yang sekaligus akan mengingatkan anda akan suasana di era tahun 1940-1950 an.

Tuesday, November 18, 2008

The Cultural Park, Garuda Wishnu Kencana

The one of Bali-Icon-Wannabe, and yes, it will be! Garuda Wishnu Kencana yang disebut sebagai cultural park ini akan menjadi salah satu ikon Bali ketika pembangunannya selesai. Namun sayangnya, sampai saat tulisan ini diturunkan, taman tersebut masih masuk dalam masa pembangunan walaupun sudah bisa dinikmati oleh pengunjung secara garis besar.
Sebelumnya, apa sich taman Garuda Wishnu Kencana atau yang dikenal sebagai GWK ini? Terletak di Bukit Ungasan, Jimbaran, pada Jalan Raya Uluwatu, selepas Universitas Udayana, taman ini dikenal sebagai Taman Kultural yang terbesar di Bali (atau mungkin Indonesia?) Jangan kuatir, anda tidak akan mungkin tersesat untuk menuju lokasi ini. Pada persimpangan Tuban yang akan menuju Nusa Dua atau Uluwatu, pilihlah Uluwatu. Apabila anda berjumpa dengan McDonald dan Gerbang Universitas Udayana, anda sudah berada di jalur yang benar. Gerbang GWK akan muncul di sebelah kiri anda sekian kilometer berikutnya.
Esensi dari taman ini adalah patung Wishnu (salah satu Dewa dalam kebudayaan Hindu, Wishnu digambarkan sebagai Sang Pencipta, bersama-sama dengan Brahma, Sang Pemelihara dan Syiwa, Sang Perusak) yang menaiki Burung Garuda Kencana. Apabila proses pembangunannya selesai, maka dari Patung Wishnu yang menaiki Garuda Kencana ini akan dapat terlihat dari beberapa tempat di Bali. Sungguh keren! Sayangnya, proses pembuatannya sempat terhenti beberapa tahun (bahkan sempat mandek antara tahun 2003-2007) karena masalah finansial (beberapa rumor bahkan sempat menyebutkan bahwa Sang Arsitek meninggal sebelum sempat menyelesaikan patung ini. Rumor Has It). Selepas tahun 2007, pembangunan pun berlanjut sehingga kini anda dapat menyaksikan patung WIshnu setengah tubuh dan Patung Kepala Garuda beserta sayapnya di lokasi yang berbeda. Ya, kedua patung tersebut belum direkatkan karena masih dalam masa penyelesaian. Patung WIshnu berada di pelataran utama (lengkap dengan air mancur di sekeliling patung) dan Patung Garuda berada di area taman yang sering dijadikan perhelatan event bergengsi, diantara potongan batu-batu cadas (sungguh mengagumkan bagaimana hasil karya dapat memotong batu cadas sedemikian rupa!).
Begitu masuk, anda akan dibebankan biaya masuk sebesar Rp. 25.000 per orang (mudah-mudahan tidak berubah sampai tulisan ini diturunkan). Anda beserta mobil (tampaknya tidak ada opsi lain selain menyewa mobil menuju lokasi yang agak terpencil di Bali Selatan ini) harus mengelilingi sejumlah bagian taman yang sudah direnovasi, mulai dari hiasan ukiran berukuran besar di tepi jalan, hingga batu-batu cadas besar (raksasa) yang dipotong sehingga menyerupai kue balok raksasa yang pastinya akan mengundang kekaguman anda (dan berfoto tentunya!). Ketika masuk, ada dua jalan yang dapat ditempuh, via bawah (amfiteater dan museum) atau via bawah (Patung Wishnu dan Pelataran Kura-Kura. Kita mulai dari bawah saja yach...
Disini, ada sejumlah tempat untuk anda beristirahat, mulai dari amfiteater, kios-kios penjual makanan, museum, dan lokasi Patung Garuda Kencana yang sering dijadikan pagelaran event akbar, mulai dari rave party, event kontemplasi, hingga acara budaya yang sangat Indonesia. Sayangnya, apabila panas menyengat, lokasi-lokasi ini bukanlah pilihan bijak. Tidak ada satupun area berteduh yang bagus karena Ungasan pada dasarnya adalah wilayah cadas yang tandus. Jarang pepohonan di wilayah ini. Naik ke atas, anda akan berjumpa dengan sebuah patung sapi (di bawah juga sudah ada patung sapi sich...) dan sebuah kolam yang lumayan menarik. Disini, kerindangan mulai sedikit menyergap. Anda bisa duduk di bawah pepohonan rindang di kursi kursi taman yang tersedia. Namun, sayang, di lokasi ini tidak terdapat sesuatu apapun yang menarik kecuali pemandangan Bali di kejauhan. Naik ke atas lagi, disinilah anda akan berjumpa Patung Wishnu dan lokasi perhentian mobil via atas. Lokasi ini sudah pasti menjadi daya tarik wisatawan yang ingin mengabadikan dirinya telah sampai di Taman GWK. Kerindangan di bagian ini agak lumayan sehingga anda bisa berteduh dari kejamnya sengatan matahri di siang hari (oh yach, anda akan mengunjungi taman ini pada siang hari, bukan pada malam hari, harap dicatat!). Apabila tidak ada event akbar, maka GWK ini cukup ramai dikunjungi walaupun tidak ada atraksi yang terlalu menarik yang membuat anda betah berlama-lama disini. Walaupun demikian, berfoto diantara batu batu cadas yang dipotong tentunya bisa sedikit memberi warna berbeda untuk profile anda.

Monday, November 17, 2008

Ayo Berolahraga Air di Nusa Dua dan Tanjung Benoa!

Disebut-sebut sebagai lokasi paling "pas" untuk olahraga air di Bali, Tanjung Benoa sekaligus Nusa Dua sangat tersohor untuk urusan ini. Terletak di Bali bagian selatan, wilayah Tuban, dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam dari Kuta, pesona tempat ini bagaikan magnet yang menarik para wisatawan. Sepanjang perjalanan menuju ujung Benoa, mata anda akan dimanjakan oleh daerah pesisir Bali Selatan yang dipenuhi dengan tanaman bakau dan pantai serta jalan yang agak berbukit-bukit (naik turun). Nama Nusa Dua sendiri tampaknya sangat lekat sekali dengan Tanjung Benoa sehingga penyebutannya selalu Tanjung Benoa dan Nusa Dua. Kedua wilayah ini merujuk pada dua lokasi yang berbeda. Ketika di daerah Tuban, Kuta Selatan, anda akan dihadapkan pada percabangan jalan di Jimbaran yang menuju Uluwatu (arah kanan) atau Benoa (arah kiri). Nah, ketika anda menyusuri jalan raya tersebut yang dipenuhi [pohon bakau, anda akan bertemu dengan Nusa Dua terlebih dahulu, baru berakhir di Tanjung Benoa, suatu bagian dari Bali Selatan yang mencuat ke dalam ke arah Pulau Bali besar.
Di jalan yang tidak terlalu lebar ini (hanya dimuati oleh dua buah mobil arah berseberangan), anda akan menemukan berbagai hotel mewah dan lokasi olahraga air. Silahkan pilih. Untuk harga, kebanyakan dari mereka memang tidak mematok rentang harga yang terlalu terlampau jauh. Akan tetapi, akan lebih bagus apabila anda memiliki kemampuan untuk menawar paket olahraga air yang ditawarkan atau justru malah berkesan jual mahal agar mereka mau menurunkan harganya sehingga anda senang, mereka pun senang karena ada yang menggunakan jasanya. Paket olahrga air yang ditawarkan disini cukup beragam, mulai dari yang standard seperti banana boat, parasailing, speed boat, snorkeling, hingga yang agak aneh dan baru seperti misalnya flying manta (saya belum pernah mencobanya!). Untuk harga, sebenarnya semua berada pada kisaran harga normal namun tetap bisa ditawar hingga maksimal setengahnya (ini dengan usaha yang sangat keras sekali!). Untuk olahraga yang umum yang banyak diminati seperti banana boat atau parasailing, anda bisa saja mendapatkan harga murah apalagi jika anda datang dalam kelompok. Namun, untuk yang agak aneh seperti flying manta yang tadi disebutkan, agak susah untuk mendapatkan harga murah sehubungan dengan jarangnya olahraga tersebut dan peminat yang belum terlalu banyak. Sedikit saran, apabila tidak tertarik, maka anda bisa berkata dengan sopan bahwa anda tidak menginginkan olahraga air kepada Bli yang menawarkan. Tidak usah bertanya tentang harga apabila anda tidak berniat berolahraga sebab mereka akan merayu anda sampai dapat apabila anda terlihat tertarik dengan penawaran mereka (anda baru datang sekalipun akan langsung ditawari oleh mereka!). Jangan kuatir, biasanya selama anda melakukan olahraga, apalagi untuk anda yang tergolong baru, pemandu sudah biasa untuk menerangkan berbagai aturan agar anda tetap selamat selama proses melakukan kegiatan ini. Bagi anda yang tidak bisa Bahasa Indonesia? Jangan kuatir! Pemandu tersebut bisa berbagai macam bahasa (Ia sempat menggunakan bahasa mandarin Taiwan kepada saya sebelum saya menjelaskan bahwa saya adalah warga Negara Indonesia!).
Untuk anda yang tidak berniat berbasah-basah ria namun tetap berniat menikmati Tanjung Benoa, ada kegiatan yang dapat dilakukan selain duduk-duduk saja dan menutupi kaki dengan pasir (sambil ditawari oleh Bli yang canggih merayu). Ada kegiatan naik glassbottom boat menuju Pulau Penyu (sebenarnya, ini merupakan wilayah lain di Benoa yang masih satu daratan namun lebih mudah dicapai dengan perahu). Paket perjalanan ini akan lebih seru apabila dilakukan beramai-ramai (dan lebih murah tentunya!). Perjalanan menuju Pulau Penyu akan berlangsung sekitar 15-20 menit. Ketika berjalan, di tengah laut perahu akan berhenti untuk melihat ke dasar kaca guna mempertunjukkan kekayaan biota laut. Sayangnya, entah laut yang memang keruh atau Tanjung Benoa yang sudah rusak sehingga saya hanya melihat beberapa terumbu karang dengan warna yang kurang menarik (coklat dan hijau) plus ikan-ikan garis yang berseliweran kesana kemari (anda dapat roti bulukan gratis untuk dibagi-bagi kepada ikan-ikan tersebut). Kegiatan tersebut tidak berlangsung lama karena anda harus segera menuju Pulau Penyu. So, sudahkah anda memutuskan mau ngapain di Tanjung Benoa?

Friday, November 14, 2008

Visit Bali JOGER Times

Satu tempat yang sudah pasti menjadi ikon Bali selain pura dan terletak di Jalan Raya Kuta adalah JOGER. Yup, sebutan Joger saja sudah mampu melayangkan pikiran orang untuk berkelana ke sebuah toko yang unik, yang tentunya, sangat autentik Bali. Betapa tidak? sepanjang anda mulai parkir, hingga anda keluar dari kendaraan, lalu anda masuk ke dalam toko, berbelanja, memilih milih barang, membayar, mendapat belanjaan hingga keluar dari pintu dan kembali ke kendaraan, dijamin, anda akan tersenyum, tertawa, tergugah, terpesona, dan ter lainnya karena JOGER menyajikan berbagai lelucon khas Joger yang menurut saya, leluconnya merupakan lelucon cerdas! Saya suka berbelanja di Joger!
Ya, lelucon yang hadir disini adalah lelucon kata-kata (karena pada esensinya, Joger adalah pabrik kata-kata) yang cerdas, tidak sarkastik, mendidik, dan mengajak pula. Ajakan tersebut tampil dalam kata-kata yang mengajak pembeli untuk mencintai Bali dan pariwisatanya serta produknya tentunya. Apabila menghina, Joger pun sudah cukup terkenal dengan tag-nya "Joger Jelek" yang maksudnya justru mengolok-olok diri sendiri karena produknya memang menurut sang pemilik, tidak bagus. Namun, sekali lagi, ini justru merupakan up-selling market produk Joger. Dengan tag-nya yang justru humble, ia dapat menarik berbagai kalangan untuk datang ke Bali dan tentunya, berbelanja di Joger. Visit Bali 2008 times misalnya, adalah tag line yang digunakan setiap tahun berlangsung yang bermaksud untuk mengajak wisatawan datang kembali ke Bali dan memiliki kenang-kenangan akan produk yang dibeli di tahun dimana sang turis mengunjungi Bali.
Kata-kata tersebut tercantum di berbagai tempat, mulai dari tembok areal parkir, papan pengumuman, pintu masuk, kasir, deretan produk produk seperti kaos, gantungan kunci, kendi, hiasan rumah, produk elektronik, hingga atap, dan lantai serta dudukan untuk beristirahat. Intinya, anda akan terus tersenyum selama anda berada di dalam Joger. Sebelum masuk, anda bahkan diberi oleh-oleh gratis, baik anda berbelanja ataupun tidak. Oleh-olehnya berupa stiker tulisan Joger yang ditempel di pakaian yang anda kenakan. Setelah itu, silahkan manjakan mata anda dengan produk-produk unik yang menurut saya tiada duanya dan tidak akan ditemukan di Indonesia, bahkan dunia seperti jam terbalik, mug (maaf) payudara, asbak (maaf) penis dan berbagai produk unik lainnya.
Tidak hanya itu. Selain produk-produk yang menurut saya agak nyeleneh, arsitektur juga cukup menarik seperti misalnya area pakaian anak yang hanya bisa dimasuki ketika kita menunduk atau harus melewati pintu yang kecil. Yah, nikmati waktu anda selama berada di Joger untuk memanjakan mata anda akan produk-produk unik di pabrik kata-kata.

Thursday, November 13, 2008

Mencicipi Janji Tag "Sepotong Rasa Desa Italia" di Jakarta

Restoran ini pernah masuk dalam sejumlah media dengan ulasan seperti "Sepotong Rasa Desa Italia" dan sejenisnya. Saya akhirnya berkesempatan mencicipi makanan Ti Amo yang dalam bahasa Indonesia artinya "Aku Mencintaimu". Kebetulan, diskon 50% dengan pembelanjaan minimal Rp. 100.000 menjadi gimmick yang menyenangkan untuk budget-traveller seperti saya. Tertarik dengan rasa Italia (dan harga diskon) akhirnya saya masuk guna mencicipi sepotong desa Italia yang digembar-gembarkan tersebut.
Terletak di One Pacific Place, SCBD, sebelah Hotshot burger dan di lantai tertinggi, Ti Amo memang menarik untuk dikunjungi atau bagi anda yang hanya ingin mencicipi desa Italia ini. Hal pertama yang patut diacungi jempol adalah arsitektur dan interior ruangan yang dibuat sangat cozy, hommy dan jauh dari kesan modern minimalis. Dinding Batu bata dengan sedikit tempelan batu-batu kali sebagai semacam sejenis "perbaikan dinding" mencitrakan Italia begitu kuatnya (atau lebih tepatnya desa di Eropa Tengah). Bangku-bangku yang laksana terbuat dari kayu dengan hiasan ayam jantan, lukisan dinding yang kompleks hingga hiasan keramik dan mosaik keramik semakin memperkuat citra tersebut. Tak lupa, hal ini diperkuat dengan pintu kayu, lampu antik (jaman Glasgow?), tempat bumbu yang penuh ukiran dan lentik, serta hiasan tanaman merambat dan kering seperti yang tumbuh banyak di daerah Mediterania. Apabila anda berjumlah minimal 5 orang, maka anda bisa memesan lokasi tertinggi di Pacific Place sebagai lokasi perjamuan anda. Dengan bentuk seperti gazebo taman dengan hiasan tanaman merambat dan kebuh dan bush di sekelilingnya (anggur?) plus keramik-keramik utuh, pecah maupun mosaik dijamin semakin membuat anda betah memanjakan mata anda. Jangan lupa, foto kenangan tersebut agar anda bisa mengingat, betapa kuatnya Italia (atau Eropa Tengah disini).
Soal makanan, saya tidak berkomentar banyak. Pertama, tentu ini berkaitan dengan selera. Cita rasa Italia dan Pizza terautentik Eropa memang harusnya berada disini mengingat resepnya sendiri pun didapat dari keluarga disana. Namun bagi saya, orang Asia Jakarta yang sudah bergaul dekat dengan pan pizza, pizza bukanlah pizza apabila tidak tebal. Ya, saya bukan aliran yang menyukai pizza tipis dan mirip seperti cracker. So, secara umum rasa pizza ini cukup acceptable, but sekali lagi, ini soal selera. Pizza Francescana yang saya pesan siang itu. Secara umum, Pizza dibagi menjadi dua, Family dan Reguler. Family bisa dikonsumsi oleh 3-4 orang dan Reguler bisa dikonsumsi oleh 1-2 orang. Harga Reguler berkisar Rp. 50.000 dan Family Rp. 90.000. Pizza Francescana yang konon katanya adalah favorit di Ti Amo berisi smoked beef, keju mozarella dan saus. Untuk minumnya, kondisinya berbalik. Saya memesan Ice Cappucino dan lidah saya menari-nari karena bahagia begitu mencicipi minuman ini. Ya, rasa kopi yang ditimbulkannya sungguh merupakan berkah untuk saya yang sudah lama jarang bertemu kopi enak. Ya, saya penggemar kopi sehingga mungkin penilaian ini bisa bias. Namun, sekali lagi, kopinya patut dicoba! Ice Cappucino berharga Rp. 30.000. Tidak lupa, setiap pemesanan menu apapun, anda akan mendapatkan bonus garlic bread yang dipanggang dengan keju dan mentega yang autentik karena masih berbau kuat!
Makan di Ti Amo sungguh merupakan pengalaman yang menarik. Pada malam itu, bangku sebagian besar memang tidak terisi. Hanya ada 3 orang lain selain saya di dalam restoran yang tidak terlalu besar tersebut. Dua pasangan, warga lokal dan satunya lagi orang asing, sendirian. Kekurangan yang tampak kasat mata mungkin hanya pada penyajian audio. Lagu Andrea Bocelli dilantunkan oleh kaset di langit-langit. Walaupun berbahasa dan dialek unik seperti di Eropa, namun tampak jelas bahwa lagu yang diputar adalah French Song, not Italian Song. Akan lebih baik apabila Ti Amo dapat memutar musik Italia yang original instead of Perancis. Yah, walaupun saya yakin hanya sedikit orang yang menyadari perbedaan ini, namun alangkah lebih baik apabila image Italia yang sudah tertanam oleh arsitektur dan interiornya tidak kacau oleh lagu yang dialunkan.

Wednesday, November 12, 2008

Peta Ambarita, Samosir

Sekitar 4 KM arah barat laut Tomok, setelah melewati pegunungan, bukit dan sawah, maka tibalah anda di Desa Ambarita. Salah satu desa yang autentik Batak kuat ini memang indah. Ukurannya tidak terlalu luas, namun kebudayaan Batak sangat kuat terpancar dari keseharian masyarakatnya. Saya sendiri, ketika berkunjung ke lokasi, langsung sekejab merasa jatuh cinta dengan desa ini. Rasanya, benar-benar berada di suatu tempat yang asing, jauh dari kota besar, namun nyaman, aman dan hangat karena penduduk desa ini ramah sekali.
Dengan angkot seharga Rp. 3.000 saja dari Tomok, anda sudah bisa mencapai desa ini. Ambarita memang menjadi salah satu situs kebudayaan unik di Samosir berkaitan dengan kehidupan masyarakat Pasca Raja Siallagan, dan ritus Batukursi yang unik sekaligus menyeramkan. Ya, Ambarita memang terkenal karena batukursinya. Bentuk Batukursi ini sejenis kursi yang mengelilingi fokus pada sebuah meja dimana meja ini nantinya akan digunakan untuk mengadili pesakitan pada jaman dahulu. Pesakitan yang terbukti bersalah akan dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya. Agak menakutkan yach? Darah si pesakitan ini konon akan diminum habis oleh Raja dan kaum pemerintah pada waktu itu. Sehingga, tidak heran jika hingga saat ini muncul anggapan bahwa Orang Batak suka memakan orang. Ya, ini karena berkaitan dengan tradisi unik dan agak menyeramkan ini. Hukuman lainnya yang diberlakukan adalah pemasungan. Ada satu blok pemasungan dimana berisi sebuah boneka yang dipasung untuk mendioramakan kejadian pada masa lampau. Selain Batukursi, Makam Raja Siallagan dan Blok Pemasungan, Ambarita terkenal dengan alamnya yang mengagumkan. Perpaduan antara bukit dengan sungai dan sawah sementara di kejauhan terlihat pesisir Danau Toba, sungguh membuat cantik kawasan ini. Di sela-sela pemandangan tersebut, menyembullah beberapa makan keluarga dengan kepala kubur berupa Rumah Bolon atau Salib yang unik dan tidak akan pernah anda jumpai di tempat lain. So, Ambarita harusnya akan menjadi next destination anda berikutnya donk?

Monday, November 10, 2008

Peta Tomok, Samosir

Tomok, desa kecil di pesisir timur Pulau Samosir adalah desa yang menggantungkan hidupnya total pada bidang agraris, perdagangan dan pariwisata. porsi ketiganya hampir kuat dirasakan berpengaruh di Tomok. Desa yang ukurannya tidak terlalu luas ini tampaknya sudah cukup mendapat pengaruh modernitas yang cukup besar di kalangan masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan persandingan makam, gereja tua, becak motor, kehidupan masyarakatnya yang sederhana dan bersahaja namun dibarengi dengan penggunaan bahasa Inggris pada saat menyapa wisatawan asing. Desa cantik ini terletak di pesisir pantai, namun pada arah sebaliknya, bukit-bukit hijau, sungai dan sawah mengelilingi daerah ini. Bisa anda bayangkan pemandangan seperti apa yang akan anda dapatkan? Breathtaking. Really.
Banyaknya makam dan benda-benda peninggalan jaman megalitik dan purba, menjadikan lokasi ini sebagai salah satu situs kebudayaan Batak yang cukup kuat dan terkenal di kalangan wisatawan. Apalagi lokasinya yang terletak tepat di tepi dermaga penghubung Parapat, lokasi ini makin mudah dicapai. Makam besar seperti Makam Raja Sidabutar dan keluarganya, Museum Batak, Patung Sigale-Gale, Batukursi Tomok, Patung Gajah, HKBP Resort Tomok dan gereja gereja yang sederhana memenuhi daerah ini. Ditambah dengan resort yang berada di Tuk Tuk Siadong, daerah ini sudah seperti kota pariwisata. Dengan jarak yang tidak terlalu lebar, anda bahkan bisa menyapa warga sekitar sambil berjalan kaki. Atau, mau merasakan eksotisme Samosir? Naiklah becak motor atau mungkin angkot untuk berkeliling wilayah ini. Jangan kuatir, hanya ada satu angkot sehingga anda tidak akan mungkin tersasar. Note saja, angkot akan berhenti selepas malam, jadi perhatikan waktu kunjungan anda.
Yuk, kunjungi desa yang luar biasa cantik ini. Dari Medan, anda cukup butuh waktu 4-5 Jam sampai di Parapat dengan mobil carteran atau bus antar kota. Ekstra satu jam lagi untuk menyeberang dari Ajibata ke Tomok (Ferry kecil, Rp. 4.000). Effort yang dikeluarkan akan sangat sepadan dengan kualitas perjalanan anda.

Saturday, November 08, 2008

Enjoy Morning at Legian Kuta Bali

Inilah salah satu keuntungan dari menginap di daerah Pantai Kuta, Legian atau sekitarnya. Pagi-pagi sekali, kita sudah bisa menikmati hiruk pikuk kehidupan pantai dan kegiatan bisnis yang mewarnai pagi. Jangan tidur terlalu lama dan bangun terlalu siang di Bali karena bisa saja anda akan melewatkan berbagai hal-hal penting di Bali. Selepas makan pagi dan mandi, bangun dan keluarlah dari penginapan anda. Berjalan kakilah mengelilingi area seperti salah satunya Legian karena anda akan menemukan banyak hal yang menarik, berbeda dengan siang atau bahkan malam hari. Legian pada pagi hari memiliki penampilan tidak jauh berbeda dengan malam hari karena masih banyak toko yang masih tutup dan menjelang siang baru akan buka. Menariknya, anda bisa melihat jejeran arsitektur rumah Bali dalam cahaya terang pagi hari mulai dari hotel dan losmen murah, galeri seni hingga rumah pertunjukkan serta sisa-sisa kehidupan club semalam. Beberapa restoran pun sudah buka cukup pagi sehingga bisa membantu anda dalam mengisi perut apabila kebetulan hotel atau losmen anda tidak menyediakan makan pagi, tentunya dengan harga terjangkau. Hal lain yang menarik di Legian pagi hari adalah kios kios yang menjual toko pakaian yang buka cukup pagi. Bukan kios dengan brand import tapi toko pakaian lokal yang biasanya dikelola oleh para ning. Menariknya, kios-kios ini cukup banyak ditemukan di pagi hari dan berukuran cukup lebar serta menjual berbagai produk sandang Bali seperti celana bela diri yang dihiasi dengan tulisan kanji atau bunga kamboja jepun, baju kaos Bali yang lucu-lucu dan murah meriah, kain Bali yang berukuran besar, baju barong, celana pantai, perlengkapan pantai, kaos-kaos mini, baju renang, ikat kepala Bli, topi pantai yang lebar-lebar, caping hingga kain-kainan dan bahkan bed cover. Patut diingat, harga produk disini secara umum memang lebih mahal dibanding Sukawati. Namun, beberapa produk yang ada disini mungkin akan sedikit susah anda temui di Sukawati. Tambahan lagi, anda butuh effort apabila akan berkunjung ek Sukawati. Bagi anda yang tidak berencana berbelanja di Sukawati, silahkan berbelanja disini. Tenang, harga masih bisa ditawar walaupun tetap, harga tidak bisa serendah Sukawati. Saya sendiri membeli celana bela diri yang berhias tulisan kanji yang menarik untuk dibawa berjalan-jalan di Bali.
Memang, sebaiknya dimana pun anda harus selalu waspada karena pada pagi hari sekalipun, orang-orang yang berniat busuk tetap berkeliaran. Walaupun bukan berurusan dengan anrkoba, tapi orang-orang resek yang mencoba mengganggu suasana pagi liburan kita masih tetap ada. Seperti halnya pagi itu saya didekati oleh seorang pemuda lokal yang menanyakan dimana saya membeli baju yang saya kenakan (pagi itu, saya memang mengenakan baju Bali). Ketika saya jawab, ia menawarkan, bahwa ia juga menjual baju-baju serupa dengan harga yang sama dengan harga yang baru saja kita sebutkan. Yang menyebalkan, ia cenderung memaksa untuk membeli produk yang ia tawarkan. Padahal, apabila akan membeli dalam jumlah besar, saya sendiri lebih suka berjalan ke Sukawati karena lebih banyak pilihan. Penolakan yang saya ajukan tidak mendapat respon bahkan ia cenderung menjanjikan potongan harga dan kualitas baju yang lebih baik. Sayangnya, pancingan tersebut tidak menggoyahkan minat saya. berhubung saya sudah membeli oleh-oleh, maka saya sudah tidak tertarik lagi untuk membeli oleh-oleh lainnya lagi. Payahnya, ia tidak bisa menerima penolakan. Pemuda tersebut segera berlalu dari saya dan teman-teman sambil mengumpat kata-kata yang tidak enak didengar. Yah, benar-benar merusak suasana pagi yang tenang dan damai di Bali ini.

Thursday, November 06, 2008

Wisata Jalan Legian Di Malam Hari

Jalan Legian di sebelah Pantai Kuta adalah salah satu jalan yang paling ramai dan paling hidup di Bali. Pada malam tahun baru, tidak dapat terbayangkan betapa ramai dan macetnya jalan ini apabila anda kebetulan melintas disini. Jalan yang terdiri atas dua lajur bolak-balik ini memang salah satu urat utama Bali. Apabila anda hendak berkunjung ke Kuta, Seminyak dan sekitarnya, pasti akan melewati daerah ini. Jalan Legian berisi berbagai kegiatan yang mampu membuat anda bertahan di jalan ini hingga malam hari, mulai dari toko pakaian, rumah makan, kantor travel, toko aksesoris, galeri seni, rumah pertunjukkan, hingga hotel dan club. Malam hari, ketika saya tiba dari makan malam di Jimbaran, energi Legian memang sudah menurun, namun itu masih bertahan cukup kuat dengan club yang dibuka lebar, toko-toko kerajinan tangan dan oleh-oleh dan toko pakaian brand luar. Berhubung penginapan saya tidak terlalu jauh, maka saya memutuskan untuk menikmati Jalan Legian di malam hari mulai dari Monumen Legian hingga Jalan Poppies yang cukup membuat berkeringat walaupun di malam hari. Kebanyakan toko sudah tutup sehingga hanya menyisakan tampilan rolling door di depan etalasenya. Beberapa toko yang masih buka pun terlihat malas-malasan dan tampaknya akan segera tutup. Beberapa pria duduk-duduk di depan koridor toko. Kendaraan hanya lalu lalang segelintir saja namun tetap masih terhitung cukup ramai. Cukup menyenangkan berjalan kaki di Legian sembari menuju lokasi beristirahat karena ketika ada yang menarik, kita dapat masuk dan menikmati isi toko atau kios di pinggiran jalan. Hanya satu kewaspadaan yang perlu anda tingkatkan disini adalah adanya beberapa orang yang memang berniat tidak baik dan dialami oleh saya. Ketika sedang berjalan, anda mungkin saja ditawari "barang bagus" atau "barang baru" oleh pria lokal yang tiba-tiba mendekati anda. Tentu, anda sudah harus tahu bahwa produk ini bukanlah produk yang baik untuk diketahui. Asumsi saya, pria ini menawarkan narkoba atau sejenisnya sehingga dengan sopan saya tolak penawaran tersebut. Pria tersebut tampaknya tahu diri juga melihat feedback dari saya sehingga ia buru-buru menjauh walaupun sempet sedikit mendesak menawarkan barang tersebut. Apabila anda dapat berhati-hati dan waspada, mungkin anda akan terhindar dari penawaran yang seperti ini.

Wednesday, November 05, 2008

Seafood Asli Bali di Pantai Jimbaran Malam Hari, Yummy!

Kehidupan malam di Bali tidak berakhir seiring dengan terbenamnya matahari. Selain tempat-tempat wisata alam yang tutup, masih ada pusat hiburan modern seperti mall yang buka hingga malam ataupun club yang buka hingga dini hari. Selain itu, ada hiburan apa lagi donk di Bali?
Makna Jimbaran begitu luas disini. Mulai dari selepas Kuta hingga Bukit Ungasan, layak disebut Jimbaran. Namun, jika orang menyebut Jimbaran, pastinya mengacu pada Pantai Jimbaran yang terletak di bagian Bali yang paling sempit, di daerah Tuban atau sekitar 3-4 KM dari daerah Kuta. Wilayah ini sebenarnya merupakan daerah yang bisa dikatakan agak sepi karena fasilitas yang tidak seramai daerah lainnya. Namun, jika malam tiba, deretan warung-warung seafood akan buka di lokasi ini, menawarkan keramaian malam yang wajib anda nikmati bersama makanan seafood yang superb! Dari lokasi ini, anda akan melihat jelas Bandara Udara Ngurah Rai dan landasannya. Mungkin, selama anda makan, anda akan menyaksikan pesawat terbang lalu lalang melintasi lokasi anda makan berhenti di sisi utara pantai yang terang benderang.
Ketika malam tiba, daerah Pantai Jimbaran ini memang menjadi surganya pencinta kuliner terutama yang berkaitan dengan seafood. bahkan, konon saking ramainya, pernah ada pengunjung yang dibawa oleh pemandu ke daerah Balangan, yang lebih selatan lagi karena di Jimbaran sudah penuh terisi. Pintu masuk ke area ini memang cukup banyak. Sepanjang Jalan Raya Kuta-Jimbaran, anda akan menjumpai beberapa pintu masuk yang akan berakhir di pantai yang telah disulap menjadi warung-warung seafood dengan asap tebal yang menyelimuti daerah sekitar karena hasil pembakaran seafood-seafood tersebut dengan sabut kelapa (Oh yah, kebanyakan masih menggunakan sabut kelapa sebagai bahan baku pembakaran karena untuk mempertahankan rasa dan kualitasnya).
Apabila anda diantar dengan pemandu wisata, biasanya para Bli tersebut punya lokasi langganan sekaligus sebagai rekanan Bli tersebut. Sehingga, jangan kaget apabila anda akan direfer ke lokasi yang merupakan favorit atau rekanan bli tersebut. Hal ini sah-sah saja mengingat sistem komisi travel agent yang juga ada di travel agen besar, bli-bli ini pun menerapkan cara sejenis dengan membawa tamu mereka ke warung seafood rekanan mereka. Namun, anda juga berhak menolak apabila anda tidak menyukai warung yang dimaksud, terutama apabila anda mempunyai warung langganan atau tahu arah mana yang ignin dituju, sebab disini warung sangat banyak sekali untuk satu wilayah. Salah-salah, bisa-bisa anda kebingungan dalam memilih warung karena hampir semuanya sama menyajikan seafood yang sama, dengan kesegaran yang sama pula. Hampir tidak jauh berbeda dalam hal penyajian.
Setelah diantar ke salah satu warung, silahkan anda memilih ikan maupun hasil laut yang dipajang di bak-bak di depan restoran mereka. setelah selesai memilih dan memutuskan untuk diolah, anda bisa duduk di tepi pantai (beberapa tempat menawarkan dekorasi yang menarik seperti bangku lepas pantai dengan sinar lilin temaram, dsb) sambil menunggu makanan matang. Sambil menunggu, anda bisa menikmati air kelapa muda yang segar. Beberapa menu yang dijadikan andalan disini tentu saja adalah kerang-kerangan (kerang roti!), ikan cuwek, cumi dan udang bakar serta tidak ketinggalan cah kangkung atau kangkung hot plate. Yang paling andalan dari Jimbaran adalah bakarannya sebab ya itu tadi, diolah dengan sabut kelapa sehingga rasa bakarannya akan sangat berbeda apabila anda menggunakan alat bakaran lain. Untuk makan porsi beramai-ramai, satu orang bisa kena sekitar Rp. 40.000 - Rp. 100.000 dan ini sangat murah mengingat kualitas produk makanan yang ditawarkan. Pada siang hari, lokasi ini akan tutup. kalaupun ada, mungkin tidak seramai malam hari. Sedikit saran saja, apabila anda makan disini, hendaknya tidak perlu mengenakan baju terbaik anda. Dijamin, anda maupun pakaian anda akan berbau asap sehingga seakan-akan, anda yang baru saja dibakar, bukan seafoodnya. Berhubung lokasinya berada di pantai lengkap dengan pasir-pasirnya, akan lebih bijak pula apabila anda tidak mengenakan pakaian yang membuat susah gerak. Usahakan pakaian yang anda kenakan membuat anda bebas dan nyaman bergerak seperti celana pendek, sendal jepit dan sejenisnya. Usahakan lensa kontak dihindari karena asap yang meliputi wilayah ini akan membuat lensa kontak anda terasa perih.

Tuesday, November 04, 2008

Laskar Pelangi The Movie, Penyegaran Film Indonesia

Belitung atau Belitong, adalah sebuah pulau (dan kepulauan) di sebelah timur Pulau Bangka, dipisahkan oleh Selat Gaspar. Dahulu, Belitung masuk dalam wilayah administrasi Sumatera Selatan. Semenjak dengung otonomi digaungkan dimana-mana, Bangka dan Belitung resmi berpisah dari Sumatera Selatan menjadi provinsi baru, Bangka Belitung atau yang biasa disebut BaBel. Terkenal dengan hasil timahnya, tidak serta merta membuat pulau ini terkenal. Pamornya masih lebih sering kalah dibanding saudaranya, Bangka yang terletak di sebelah barat.
Laskar Pelangi, sebuah novel karya Andrea Hirata mungkin adalah salah satu hal yang dapat mendongkrak popularitas Pulau Belitung. Terlebih setelah filmnya dimainkan di layar lebar, tampaknya pulau ini menjadi lebih terkenal dibanding sebelumnya. Ya, Laskar Pelangi karya Andrea Hirata disebut-sebut sebagai film terbaik dan terbesar tahun ini dengan jumlah penonton mencapai dua jutaan orang, belum termasuk penikmat tontonan di daerah yang tidak dapat disurvei dan pembelian VCD/DVD nya. Setelah sekian lama beredar, akhirnya film ini memang layak tonton bagi saya yang agak anti menonton film Indonesia. Bukannya saya sok atau bagaimana, namun dalam pikiran saya, film Indonesia akan muncul di tv dalam kurun waktu 3-6 bulan mendatang, jadi tidak ada keharusan untuk menonton film di bioskop. Untung saja saya salah. Laskar Pelangi tidak boleh ditonton di rumah saja. Laskar Pelangi adalah tontonan wajib di sinema layar lebar. Keindahan jalan cerita maupun alam Pulau Belitung yang mempersona, saya kira, tidak akan mampu terpetakan di televisi saja.
Berkisah tentang tiga orang guru (Cut Mini Theo, Ikranagara, Teuku Wisnu Wikana) yang mempunyai ambisi dan cita-cita untuk mengajar di SD Muhammadiyah Gantong, Belitung, satu-satunya sekolah Islam di Pulau Belitung. Idealisme mereka ini terhimpit oleh kemiskinan yang membelenggu siswa-siswinya serta kucuran dana yang hampir tidak ada untuk sekolah tersebut. Bahkan, persyaratan untuk membuka sekolah pun sulit karena harus mendapatkan sepuluh murid sebagai syarat membuka sekolah tersebut. Untunglah, sepuluh murid tersebut dapat dikumpulkan dengan susah payah.
Masa perjalanan waktu sekolah dan cerita ini beredar dari tahun 1974 hingga 1979, mulai dari siswa-siswa tersebut kelas 1 hingga kelas 5. Jalan cerita para siswa-siswinya sendiri lebih fokus pada tahun kelima mereka di sekolah ini. Di tahun ini, mereka melakukan berbagai kegiatan, mulai dari masalah ketidaktertiban, liburan, bekerja sambil sekolah, acara karnaval 17 Agustus, lomba cerdas cermat, bertualang ke pulau kosong, kehilangan guru, masalah cinta, kedatangan murid baru, ujian bersama di sekolah lain, dan banyak lainnya yang membuat kita terkadang tersenyum melihat adegan demi adegan. Bahkan, nama Laskar Pelangi tampaknya terbentuk di tahun kelima mereka bersekolah di sekolah ini. Cerita masa sekolah mereka berakhir seusai lomba cerdas cermat, dimana ayah Lintang hilang di laut dan Lintang harus fokus sebagai pencari nafkah bagi anggota keluarganya. Cerita ditutup dengan pertemuan dua sahabat, Lintang dan Ikal, tokoh yang tampaknya menjadi tokoh sentral dalam cerita ini, pada masa dewasa mereka, dimana mereka masing-masing telah berhasil mencapai impian mereka. Ending yang manis dan berpesan moral baik digunakan untuk menutup cerita ini, bahwa mimpi akan selalu bisa terkejar untuk mereka yang berusaha. Seperti pesan Pak Harfan (Ikranagara), “Selalu memberi sebanyak-banyaknya, daripada menerima sebanyak-banyaknya”.
Di luar itu semua, Laskar Indonesia yang tampaknya mendapat poin 9.25 dari 10 ini pun tetap memiliki beberapa kekurangan yang tampaknya hanya bisa dilihat oleh orang yang sungguh-sungguh mencerna isi film ini. Satu, film ini masih lemah dari segi setting lokasi dan waktu. Ada beberapa komponen barang, suasana tempat yang tidak sesuai dengan waktu saat pembuatan film ( 1974 – 1979 ) sehingga agak mencolok di tengah suasana yang vintage tersebut. Misalnya saja plat mobil yang digunakan ada yang bermodel masa kini dan beberapa lainnya masih menggunakan plat kuno yang mungkin memang dipakai pada masa itu. Beberapa kali, rias wajah Cut Mini dan Ikranagara, terlihat “terlalu bersih” dibanding anak-anak Gantong yang terlihat lebih kusam. Namun, untuk urusan make up, film ini sudah patut diacungi jempol karena sangat natural. Sangat jauh dari kesan rias wajah sinetron yang sangat dibuat-buat, bahkan pada waktu bangun tidur sekalipun (pensil alis tidak boleh ketinggalan).
Mengenai kelebihan, tentu saja tidaklah berlebihan bahwa film ini mendapat pujian dari sana sini dikarenakan banyak elemen positif di dalam film ini. Akting ke sepuluh plus satu anak Laskar Pelangi sudah sangat baik. Adegan tangis baik Ibu Muslimah (Cut Mini) maupun Ikal, sangat natural dan wajar serta tidak dibuat-buat. Adegan tangis ini mampu menguras air mata penonton terutama saat Pak Harfan (Ikranagara) meninggal atau saat Lintang mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya. Dari segi sinematografi, Pulau Belitong sangat tergambarkan dengan baik di film ini. Keindahan landscape, kota, arsitektur serta alamnya, saya jamin akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Belitung, terutama batu-batu besar di tepi pantai yang akan sangat sukar dicari tandingan di lokasi lain. Alur film yang lambat di bagian awal mungkin akan membuat penonton bosan atau mungkin masih menerka-nerka apa fokus dari film ini yang ternyata memang tersirat sekali. Tontonan Laskar Pelangi pun tidak direkomendasikan untuk anak yang sangat kecil karena kedalaman emosi mereka belum sampai pada tahap dapat memahami isi film ini. Banyak juga hal-hal yang tampaknya berjalan begitu saja tanpa adanya penjelasan lebih lanjut yang tampaknya hanya merupakan sekedar bumbu saja pada film ini atau justru membuat penonton bertanya-tanya. Hal-hal tersebut seperti misalnya pemberian nama Laskar Pelangi yang terkesan agak “tiba-tiba” dan hilangnya ayah Lintang di laut serta pertemuan dengan dukun yang tidak diceritakan. Tidak diceritakan juga bagaimana potongan bola tenis bisa membuat otot menjadi besar. Pada sisi lain, ada beberapa hal yang justru menjadi kunci utama dari film ini, salah satunya adalah hadangan buaya pada Lintang di jalan menuju sekolah setiap harinya. Penggarapan emosi juga menjadi satu hal yang teramat kuat pada film ini. Misalnya saja ketika Ikal jatuh cinta, ada bunga-bunga yang berjatuhan tiba-tiba saja. Namun sebaliknya, ketika Aling pergi ke Jakarta, tiba-tiba barang-barang di Toko Sinar Harapan seakan-akan ambruk dan jatuh berkelontangan di belakang Ikal. Sungguh menarik. Porsi karakter 10+1 anak yang bermain juga tidak seimbang. Ada beberapa anak yang tampaknya hanya menjadi bumbu sampingan saja tanpa diceritakan adegan atau persona detail dari si anak. Satu lagi, artis-artis senior yang tampil mungkin sedikit banyak bisa membuat anda bosan karena karakter mereka yang jarang berubah seperti misalnya Mathias Muchus sebagai seorang ayah, Jajang C. Noer sebagai seorang Ibu, Robby Tumewu sebagai abah pemilik toko kelontong, Diah R. Pitaloka sebagai seorang ibu, dan Tora Sudiro yang sudah kuat image sebagai seorang penghiburnya. Lukman Sardi pun dipakai sebagai Ikal pada masa dewasa. Mungkin ada baiknya pula artis artis senior tidak diisi dengan orang yang sama terus menerus.
Yah, sekali lagi saya rekomendasikan film ini buat pencinta film Indonesia, penyuka film segar yang sedikit berbeda dengan genre film Indonesia umumnya, dan tentunya pencinta travelling. Laskar Pelangi dan Belitung siap menyambut anda.

Monday, November 03, 2008

The Iconic Hard Rock Hotel Bali Kuta

Lokasi ini sudah menjadi ciri khas Bali. Hampir semua orang yang pergi berkunjung ke Bali, setidak-tidaknya mempunyai foto dengan latar belakang papan surfing raksasa berwarna biru yang bertuliskan HARD ROCK HOTEL BALI. Ya, lokasi ini sampai sudah menjadi semacam trade mark bahwa orang tersebut sudah berkunjung ke Bali, selain lukisan-lukisan tentang pura di Bali. Pasti, dijamin teman anda, setidaknya satu saja yang pernah ke Bali pasti pernah berfoto dengan latar belakang papan ini *berhubung papannya tinggi dan tulisannya di atas, maka pengambilan gambarnya harus dilakukan agak jauh*.
Terletak di pantai yang paling ramai dan sangat terkenal di Bali, Kuta, bersanding dengan jejeran hotel-hotel berkelas lainnya, Hard Rock Hotel Bali ini memang sudah menjadi semacam icon untuk para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Tidak hanya semata-mata karena papan seurfing raksasanya saja yang berwarna biru tersebut yang menjadi icon, namun keseluruhan bagian dari dalam gedungnya pun dapat dikatakan seperti bagian dari musium musik dunia yang berada di Bali. Yuk, coba kita tengok bagian dalamnya.
Saya sendiri tidak menginap disini karena keterbatasan budget berwisata. Rate yang ditawarkan tentu berkelas bintang 5 ke atas sehingga sangat di luar budget saya. Namun, itu tentu tidak menyurutkan keinginan saya untuk berjalan menikmati pemandangan buatan yang disajikan di dalam hotel ini. Bergaya campuran resort, hotel ini juga memiliki Hard Rock Café yang bisa dikunjungi pengunjung umum. Walaupun demikian, kami berempat berfoto-foto saja dengan arsitektur dalam dan halaman hotel yang sungguh nyata pengaruh musiknya. Mulai dari tempat sampah yang dirupakan mirip dengan gendang, hiasan organ elektrik dan gitar raksasa di depan halaman hotel hingga bagian dalamnya yang seperti yang saya katakan tadi, mirip dengan memorial musik dunia karena disini terdapat berbagai macam piringan hitam, alat musik, foto dan elemen musik lain yang dicap atau ditandatangani pemusik dunia. Tentu saja, pemusik lokal pun telah masuk ke lokasi ini dan menandatangani peralatan musiknya guna dipamerkan di dalam hotel ini, sehingga bersanding dengan pemusik luar, anda juga bisa menyaksikan memoriam pemusik lokasl yang masih hidup ataupun telah tiada. Bagian dalam hotelnya sendiri cenderung gelap dan tidak begitu disarankan untuk berfoto-foto. Saya sendiri lebih suka melihat saja tanpa berfoto karena ya itu tadi, kurangnya sinar menyebabkan hasil foto tidak akan menjadi bagus. Bagian tengah lobby adalah café yang dimaksud dan memoriam yang berisi peninggalan maupun tanda tangan pemusik dibuat mengelilingi café tersebut. Tidak perlu waktu lama mengelilingi bagian dalam hotel karena bagian yang bisa dilihat juga tidak terlalu banyak. Para turis pasti akan menjadikan sofa batu di halaman hotel beserta alat musik raksasa sebagai objek foto berikutnya, selain papan surfing raksasa.