Karimunjawa, adalah kumpulan 27 buah pulau yang tersebar di utara Semarang dan Jepara. Pulau-pulau tersebut antara lain adalah Karimunjawa (yang terbesar), Kemujan (kedua terbesar), Nyamuk, Parang, Genting, Cemara Besar, Cemara Kecil, Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Menyawakan, Geleyang, Bengkoang, Kembar, Burung, Krakal Besar, Krakal Kecil, Katang, Sintok, Mrican, Tengah, Pinggir, Cilik, Gundul, Seruni, Tambangan, Cendekian, dan Kumbang. Sebagian dari pulau-pulau tersebut ada yang berukuran besar, dan sebagian lainnya hanya merupakan pulau karang yang muncul di tengah laut saja. Penduduk Kepulauan Karimunjawa hanya menghuni 5 pulau pertama yang saya sebutkan saja. Tidak semua pulau disini bisa dimasuki. Pulau Burung dan Pulau Geleang, misalnya, merupakan Cagar Alam tempat kehidupan burung-burung perairan. Anda harus mengurus ijin terlebih dahulu untuk memasuki Cagar Alam Pulau Burung.
Thursday, October 28, 2010
Segudang Pilihan Kegiatan Karimunjawa
Karimunjawa, adalah kumpulan 27 buah pulau yang tersebar di utara Semarang dan Jepara. Pulau-pulau tersebut antara lain adalah Karimunjawa (yang terbesar), Kemujan (kedua terbesar), Nyamuk, Parang, Genting, Cemara Besar, Cemara Kecil, Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Menyawakan, Geleyang, Bengkoang, Kembar, Burung, Krakal Besar, Krakal Kecil, Katang, Sintok, Mrican, Tengah, Pinggir, Cilik, Gundul, Seruni, Tambangan, Cendekian, dan Kumbang. Sebagian dari pulau-pulau tersebut ada yang berukuran besar, dan sebagian lainnya hanya merupakan pulau karang yang muncul di tengah laut saja. Penduduk Kepulauan Karimunjawa hanya menghuni 5 pulau pertama yang saya sebutkan saja. Tidak semua pulau disini bisa dimasuki. Pulau Burung dan Pulau Geleang, misalnya, merupakan Cagar Alam tempat kehidupan burung-burung perairan. Anda harus mengurus ijin terlebih dahulu untuk memasuki Cagar Alam Pulau Burung.
Tuesday, October 26, 2010
Menginap Di Karimunjawa : Menyenangkan!

Sunday, October 17, 2010
Saya Kangen Daratan! (Tiba di karimunjawa)
Thursday, October 14, 2010
Terjebak 6 Jam di KMP Muria
Ya, akhirnya saya memasuki KMP Muria. Ternyata, saya dan teman saya adalah penumpang terakhir yang memasuki KMP. Begitu kami masuk, para petugas segera berjuang untuk melepaskan tali yang melilit di pinggir dermaga. Begitu buritan dinaikkan dalam posisi tertutup, kapal pun siap berjalan. Fiuh. Untung saja, tadi kami sudah sempat berfoto-foto di depan KMP. Hehehehe. Yang agak mengganggu, di sekitar pintu masuk kapal banyak sekali pedagang makanan kecil yang agak memaksa dalam memasarkan produk-produk mereka. Beberapa diantaranya adalah es mambo dengan warna-warni neon yang mengkilat. Jujur saja, saya sich bukannya pengen, justru malah bergidik. Warna-warni tersebut mengindikasikan pewarna kuat pastinya. Namun, bapak tersebut memaksa saya untuk menghabiskan dagangannya. Saya dipepet terus. Setelah gagal, kemudian dia menggunakan cara memelas. Dia mengatakan butuh uang untuk anaknya sekolah dan istrinya yang sakit. Loch loch loch? Ya sudah deh, saya kasih beliau uang Rp. 5.000 dan beliau segera membungkuskan es-es tersebut kepada saya. Uppsss…saya segera menolak es tersebut, “untuk bapak jual lagi saja”, setelah itu saya segera kabur dari pandangannya. Zaaaapp!
Wednesday, October 13, 2010
Berangkat Dengan KMP Muria
Kapal akhirnya berangkat tepat pukul 9. Eh, nggak juga sich. Kapal akhirnya benar-benar menarik sauh pada pukul setengah 10. Pukul 9, kapal bersuara keras “BOOOOOOOOOOOOOOONG!” selang beberapa menit berkali-kali untuk menandakan agar semua penumpang segera masuk ke dalam kapal. Walaupun bukan masuk kategori kapal feri yang besar, namun kapal ini dimuati oleh truk, kendaraan, motor, karung barang-barang, dan tentu saja manusia. Pada saat di loket tadi, kebanyakan manusia yang saya lihat adalah golongan turis. Kelihatan donk tipikalnya, celana pendek, dengan ransel, kacamata hitam, baju-baju keren warna-warni. Pantai banget dech pokoknya. Semua muka yang saya lihat juga tidak menunjukkan wajah penduduk lokal. Nah, begitu sampai di kapal, saya baru melihat, ternyata penduduk lokal yang komuter antara Jepara dan karimunjawa ternyata sangat banyak, walaupun jumlahnya cukup sebanding dengan turis. Kapal ini ternyata juga digunakan sebagai sarana transportasi penduduk lokal untuk bolak-balik Jepara dan Karimunjawa dan sarana pengangkutan logistik. Berhubung kapal ini tidak berangkat setiap hari, maka inilah satu-satunya kapal yang dapat diandalkan oleh penduduk lokal dan turis. Hmm…saya sudah terlalu banyak ngoceh nggak karu-karuan, yuk kita masuk saja ke dalam kapal sebelum kepala saya dikemplang sama Oom Brad lantaran nggak nyebrang-nyebrang. Orangnya sudah capek nungguin. Hihihihi.
PS: Nambah dikit, hihihihi, dek VIP terletak di bagian depan kapal, dengan kursi terbatas. Untuk masuk ke dalam dek VIP, perlu menunjukkan nomor tiket yang kita punya. Sementara itu, dek ekonomi berada di bagian belakang, atap (siap berpanas-panas ria) dan bawah kapal (bersama dengan logistik dan kendaraan).
Monday, October 11, 2010
Ibu Sartimah, Pantai Kartini, Penyelamat (Perut) Kami
Mas Rochim memang sempat berpesan. Walaupun kita sudah membooking tiket, sebaiknya bergegas menuju kapal agar tidak ditinggal. Katanya, selama tiket yang dipegang pihak ASDP sudah habis, maka kapal pun akan segera menarik sauh, berlayar. Wow! Baru kali ini saya denger yang seperti ini. Dimana-mana, moda transportasi kalau nggak on time ya terlambat. Nah, ini lebih cepat daripada jadwal. Makanya, saya jadi berjalan agak buru-buru menuju penyebrangan untuk mengambil tiket.
Saturday, October 09, 2010
Alternatif Karimunjawa : Pulau Panjang
Friday, October 08, 2010
Rehat Sejenak Di Pantai Kartini, Jepara
Thursday, October 07, 2010
Penyu a.k.a Kura-Kura Pantai Kartini Jepara Yang Ikonik!
Walaupun bentuknya penyu, namun hewan ini tetap saja disebut sebagai kura-kura. Tulisan kura-kura tersebar di berbagai penjuru papan arah yang ada di Pantai Kartini ini. Ya, patung kura-kura ini memang menjadi semacam icon bagi Pantai Kartini dan Kota Jepara. Kalau anda menyebrang dari Karimunjawa ke Jepara, dengan melihat patung kura-kura ini, artinya anda sudah hampir tiba di Jepara. Patung kura-kura ini sangat mengagumkan, besar dan dibuat dengan serius. Saya tidak menemukan kecacatan berarti ketika mengamati patung kura-kura ini. patung ini sungguh hidup dan tidak seperti kura-kura mainan. Saya sangat kagum sekali akan kekreatifan tangan-tangan pembuatnya yang bisa menghasilkan karya seindah ini. Bahkan hingga gurat-gurat di bagian leher kura-kura pun, mereka membuatnya dengan sangat detail. Luar biasa!