Thursday, November 11, 2010
Kepulauan, Kecamatan, Pulau, Dan Kota Karimunjawa
Karimunjawa adalah nama gugusan kepulauan yang terdiri atas 27 buah pulau dan terletak di utara Jepara dan Semarang. Karimunjawa juga merupakan satu buah pulau utama diantara 27 buah gugusan kepulauan Karimunjawa. Pulau Karimunjawa merupakan pulau terbesar diantara pulau-pulau lainnya. Nah, Kota Karimunjawa adalah kota utama yang terletak di bagian selatan Pulau Karimunjawa. Bingung nggak? Jadinya, ada Kota Karimunjawa di Pulau Karimunjawa di Kepulauan Karimunjawa (setara dengan Kecamatan Karimunjawa) *untung aja nggak ada Kabupaten, Propinsi dan Negara dengan nama yang sama...hahaha*. Oke, kalau anda sudah mengerti bedanya, mari kita berjalan mengelilingi Kota Karimunjawa.
Saya sampai di Karimunjawa saat sudah sore. Tidak banyak hal bisa dilakukan di tempat ini kala sore sudah menjelang (tapi mataharinya masih menyengat!). Nggak mungkin banget melakukan diving karena waktunya sidah mepet (sore hari, biasanya saat arus laut yang keras datang). Pantai di sekitar Kota Karimunjawa adalah pantai dengan turap beton, hampir seluruh bagian pantai di sekitar kota diturap untuk dijadikan area pelabuhan baik besar dan kecil. Alhasil, walaupun airnya bersih dan jernih, saya nggak bisa begitu saja melepas pakaian dan langsung terjun ke dalamnya. Masak saya nekad berenang diantara perahu-perahu yang hilir mudik sich? Nggak enak juga diliatin orang-orang. Pasti mereka akan bergumam, “dasar orang kota kampungan, belum pernah ngelihat air jernih yach...” Hahahaha. Jadi, saya sebaiknya menahan nafsu bejad saya untuk memerawani air bersih tersebut. Nah, pantai yang bersih dan berpasir putih dan lembut terletak agak jauh dari kota atau berada di resort yang butuh tiket masuk. Daripada keburu-buru, mendingan kita berjalan kaki berkeliling Kota Karimunjawa saja. Toh, kota kecil ini bisa dengan mudah dikelilingi habis dalam waktu satu jam koq. Struktur kotanya sendiri tidak terlalu rumit, kebanyakan hanya kotak-kotak saja. Jangankan satu hari, satu jam disini saja anda sudah bisa memetakan dengan baik kota ini dalam benak anda. Hanya saja, selepas malam menjelang, usahakan agar jangan berkelana ke bagian sudut-sudut jalan yang gelap dan masih penuh dengan pepohonan. Maklum, sejatinya pulau ini masih dikelilingi oleh hutan belantara. Sudut-sudut pulau ini masih banyak dihuni oleh ular. Ular-ular di Karimunjawa banyak yang beracun juga. Sebaiknya melangkah di tempat yang terang saja kalau nggak mau bertemu reptilia yang satu ini. Tambahan pula, selepas gelap turun, rata-rata penduduk terkonsentrasi di alun-alun kota saja. Penduduk yang tidak berada di alun-alun akan berdiam di rumahnya saja. Jadi, anda akan kesulitan untuk menemukan penduduk berdiam di tepi jalan atau berkerumun untuk mengobrol di sudut jalan. Kebanyakan, mereka terkonsentrasi di alun-alun yang lebar dan terang.
Yang menarik di seputaran kota adalah kegiatan manusia di pelabuhan yang tersebar di banyak sudut. Pelabuhan utama terletak di sebelah timur dan cenderung lebih sepi apabila tidak ada kapal yang baru berlayar atau baru tiba. Pelabuhan utama ini berisi kapal-kapal besar yang berlayar menuju Semarang atau Jepara. Sementara itu, pelabuhan wisata terletak di sebelah barat kota. Pelabuhan wisata didominasi oleh kapal-kapal motor kecil untuk keperluan melaut atau wisata. Pelabuhan ini jauh lebih ramai dibanding pelabuhan utama karena banyak sekali kegiatan wisatawan yang dilakukan di tempat ini. Hingga malam tiba pun, anda bisa melihat sejumlah orang berada di sudut-sudut areal pelabuhan yang apabiula senjua hari memang sangat cantik. Perpaduan birunya laut dan bukit hijau di kejauhan membuat pemandangan menarik. Hanya, sayang saja tidak ada nyiur melambai dan pasir putih sebagai bonus. Hehehe.
Sambil berjalan-jalan di seputaran kota, sekalian hapalkanlah dimana anda bisa membeli makanan kecil, obat-obatan, aneka keperluan (dari sunblock hingga daster ada loch disini). Penginapan di kota ini juga tersebar dalam susunan yang tidak terlalu membingungkan. Gampang banget deh menelusuri jalan-jalan di Kota Karimunjawa. Oh yah, sebagai Taman Nasional, maka jangan heran kalau anda akan banyak menjumpai papan himbauan, perintah, informasi dan larangan seputar kegiatan konservasi di Karimunjawa. Untuk kegiatan menyelam saja (kayaknya, kegiatan menyelam sudah sangat jamak sekali di kepulauan ini), himbauannya cukup banyak yang memang bertujuan agar meminimalkan dampak olahraga air tersebut terhadap kehidupan biota laut terutama karang dan spons lunak yang rapuh. Anda juga diwajibkan sehat luar biasa agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Maklum, menyelam kan olahraga keras. Di bawah sana, tekanan air bisa meningkat beberapa kali lipat dari udara di atas bumi. Anda nggak mau kan terjadi sesuatu yang fatal terhadap diri anda ketika sedang asik-asik menyelam? Kalau ngga sehat sebaiknya patuh saja dech.
Monday, November 08, 2010
Homestay Setia Jaya, Alternatif Di Karimunjawa
Thursday, October 28, 2010
Segudang Pilihan Kegiatan Karimunjawa
Karimunjawa, adalah kumpulan 27 buah pulau yang tersebar di utara Semarang dan Jepara. Pulau-pulau tersebut antara lain adalah Karimunjawa (yang terbesar), Kemujan (kedua terbesar), Nyamuk, Parang, Genting, Cemara Besar, Cemara Kecil, Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Menyawakan, Geleyang, Bengkoang, Kembar, Burung, Krakal Besar, Krakal Kecil, Katang, Sintok, Mrican, Tengah, Pinggir, Cilik, Gundul, Seruni, Tambangan, Cendekian, dan Kumbang. Sebagian dari pulau-pulau tersebut ada yang berukuran besar, dan sebagian lainnya hanya merupakan pulau karang yang muncul di tengah laut saja. Penduduk Kepulauan Karimunjawa hanya menghuni 5 pulau pertama yang saya sebutkan saja. Tidak semua pulau disini bisa dimasuki. Pulau Burung dan Pulau Geleang, misalnya, merupakan Cagar Alam tempat kehidupan burung-burung perairan. Anda harus mengurus ijin terlebih dahulu untuk memasuki Cagar Alam Pulau Burung.
Tuesday, October 26, 2010
Menginap Di Karimunjawa : Menyenangkan!

Sunday, October 17, 2010
Saya Kangen Daratan! (Tiba di karimunjawa)
Thursday, October 14, 2010
Terjebak 6 Jam di KMP Muria
Ya, akhirnya saya memasuki KMP Muria. Ternyata, saya dan teman saya adalah penumpang terakhir yang memasuki KMP. Begitu kami masuk, para petugas segera berjuang untuk melepaskan tali yang melilit di pinggir dermaga. Begitu buritan dinaikkan dalam posisi tertutup, kapal pun siap berjalan. Fiuh. Untung saja, tadi kami sudah sempat berfoto-foto di depan KMP. Hehehehe. Yang agak mengganggu, di sekitar pintu masuk kapal banyak sekali pedagang makanan kecil yang agak memaksa dalam memasarkan produk-produk mereka. Beberapa diantaranya adalah es mambo dengan warna-warni neon yang mengkilat. Jujur saja, saya sich bukannya pengen, justru malah bergidik. Warna-warni tersebut mengindikasikan pewarna kuat pastinya. Namun, bapak tersebut memaksa saya untuk menghabiskan dagangannya. Saya dipepet terus. Setelah gagal, kemudian dia menggunakan cara memelas. Dia mengatakan butuh uang untuk anaknya sekolah dan istrinya yang sakit. Loch loch loch? Ya sudah deh, saya kasih beliau uang Rp. 5.000 dan beliau segera membungkuskan es-es tersebut kepada saya. Uppsss…saya segera menolak es tersebut, “untuk bapak jual lagi saja”, setelah itu saya segera kabur dari pandangannya. Zaaaapp!
Wednesday, October 13, 2010
Berangkat Dengan KMP Muria
Kapal akhirnya berangkat tepat pukul 9. Eh, nggak juga sich. Kapal akhirnya benar-benar menarik sauh pada pukul setengah 10. Pukul 9, kapal bersuara keras “BOOOOOOOOOOOOOOONG!” selang beberapa menit berkali-kali untuk menandakan agar semua penumpang segera masuk ke dalam kapal. Walaupun bukan masuk kategori kapal feri yang besar, namun kapal ini dimuati oleh truk, kendaraan, motor, karung barang-barang, dan tentu saja manusia. Pada saat di loket tadi, kebanyakan manusia yang saya lihat adalah golongan turis. Kelihatan donk tipikalnya, celana pendek, dengan ransel, kacamata hitam, baju-baju keren warna-warni. Pantai banget dech pokoknya. Semua muka yang saya lihat juga tidak menunjukkan wajah penduduk lokal. Nah, begitu sampai di kapal, saya baru melihat, ternyata penduduk lokal yang komuter antara Jepara dan karimunjawa ternyata sangat banyak, walaupun jumlahnya cukup sebanding dengan turis. Kapal ini ternyata juga digunakan sebagai sarana transportasi penduduk lokal untuk bolak-balik Jepara dan Karimunjawa dan sarana pengangkutan logistik. Berhubung kapal ini tidak berangkat setiap hari, maka inilah satu-satunya kapal yang dapat diandalkan oleh penduduk lokal dan turis. Hmm…saya sudah terlalu banyak ngoceh nggak karu-karuan, yuk kita masuk saja ke dalam kapal sebelum kepala saya dikemplang sama Oom Brad lantaran nggak nyebrang-nyebrang. Orangnya sudah capek nungguin. Hihihihi.
PS: Nambah dikit, hihihihi, dek VIP terletak di bagian depan kapal, dengan kursi terbatas. Untuk masuk ke dalam dek VIP, perlu menunjukkan nomor tiket yang kita punya. Sementara itu, dek ekonomi berada di bagian belakang, atap (siap berpanas-panas ria) dan bawah kapal (bersama dengan logistik dan kendaraan).
Monday, October 11, 2010
Ibu Sartimah, Pantai Kartini, Penyelamat (Perut) Kami
Mas Rochim memang sempat berpesan. Walaupun kita sudah membooking tiket, sebaiknya bergegas menuju kapal agar tidak ditinggal. Katanya, selama tiket yang dipegang pihak ASDP sudah habis, maka kapal pun akan segera menarik sauh, berlayar. Wow! Baru kali ini saya denger yang seperti ini. Dimana-mana, moda transportasi kalau nggak on time ya terlambat. Nah, ini lebih cepat daripada jadwal. Makanya, saya jadi berjalan agak buru-buru menuju penyebrangan untuk mengambil tiket.