Wilayah Selatan Bali, hanya ada beberapa nama yang outstanding di lokasi ini. Selain Uluwatu dengan keindahan alam cadas dan pantainya yang memukau, wilayah Jimbaran pun terkenal dengan wisata kuliner dan kebudayaannya yang cukup terkenal. Salah satu lokasi wisata kebudayaan di wilayah Jimbaran berlokasi di Desa Ungasan, Bukit Ungasan, Jimbaran. Di lokasi ini berdiri sebuah cultural Park yakni Garuda Wishnu Kencana, taman yang dirancang untuk berbagai keperluan kebudayaan dan forum internasional, tentu saja dengan Wishnu sebagai Icon utamanya bertengger di atas Garuda.
Saya pertama kali mengunjungi taman ini pada tahun 2003, yang apabila tidak salah adalah tahun ketika taman tersebut dibuka. Kondisi taman waktu itu adalah Patung Wisnu yang baru dibangun setengah, hingga pinggang ke atas saja dan burung Garuda yang hanya dari dada ke atas saja. Kedua buah patung tersebut terletak terpisah.
Tahun 2006 dan 2007, saya masing-masing mengunjungi taman ini pada Desember dan April. Kondisi taman yang saya lihat tidak berbeda jauh dengan kondisi pada tahun 2003 saat saya mengunjungi taman ini pertama kali. Patung yang masih dalam kondisi sama tanpa adanya perubahan atau penambahan ornamen lainnya. Ada gosip gosip yang mengatakan bahwa Taman ini kekurangan biaya pembangunana, bahkan ada yang mengatakan sang pematung telah tiada.
Terlepas dari semua itu, Garuda Wishnu Kencana atau yang terkenal dengan GWK di Bukit Ungasan Jimbaran ini memang sangat terkenal. Di lokasi ini menjadi pusat perayaan atau digelarnya acara-acara spektakuler yang berskala internasional seperti konferensi dunia, doa bersama demi perdamaian dunia, puncak perayaan pergantian tahun, bahkan hingga Rave Party yang hot dan menghebohkan.
Kunjungan Ke GWK sebenarnya dapat lebih dari sekedar kunjungan kebudayaan maupun wisata alam Bukit Ungasan. Banyak sekali ornamen-ornamen arca yang tersebar di seantero taman menunggu untuk dieksplorasi. Selain itu, kondisi tanah yang berbeda dengan belahan Bali manapun membuat kondisi alam sekitar memang unik dan eye-catchy. Seandainya saja GWK ini dapat lebih dieksplorasi, misalnya dengan sering mengadakan festival kebudayaan di Amphiteater, pameran kebudayaan lokal Bali dengan memajang di museum-museum yang sudah ada dan lainnya sehingga taman ini tidak terkesan terlalu komersial dengan sejumlah pedagang makanan yang memenuhi lokasi ini.
0 komentar:
Post a Comment