Selama dua hari satu malam di Banjarmasin, saya banyak menemukan ciri khas kota sungai ini. Banjarmasin adalah salah satu kota yang cukup religius di Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya wanita muslimah yang mengenakan jilbab untuk keseharian mereka. Bahkan ketika saya makan di KFC Kantor Pos Banjarmasin, mbak-mbak pramuniaganya mengenakan jilbab semua. Saya belum pernah ke Banda Aceh, namun mungkin suasana serupa dapat ditemukan di Banjarmasin mengingat hampir semua wanita disini mengenakan jilbab walaupun terdapat juga segelintir wanita yang tidak mengenakannya.
Ada satu info menarik tentang perilaku berkendara di Kalimantan pada umumnya. Entah ini benar atau ngga, namun info ini saya dapatkan dari supir taksi yang saya tumpangi dari Banjarbaru menuju Banjarmasin. Dalam hal menyetir kendaraan terutama mobil, sudah baku aturannya bahwa kendaraan lambat berjalan di lajur kanan. Suatu hal yang tidak lazim mengingat di Jakarta, kendaraan lambat di lajur kiri dan lajur kanan untuk mendahului. Tapi ternyata, banyak sekali truk-truk besar yang lamban berjalan pada lajur kanan dan kendaraan kecil yang mendahului berlalu dari sebelah kiri. Mudah-mudahan bisa menjadi panduan saat anda berkunjung ke Banjarmasin dan Kalimantan pada umumnya.
Dari sisi demografi penduduk, saya menemukan banyak warga Jawa Timur di Banjarmasin. Entah karena Banjarmasin dan Surabaya berbatasan langsung dibatasi oleh Laut Jawa? Atau ada pelabuhan langsung dari Banjarmasin menuju Surabaya dan sebaliknya? Atau banyak penduduk Jawa Timur bertransmigrasi ke Kalimantan Selatan pada jaman dahulu? Saya tidak menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan ini. Ada rekan Banjarmasin yang bisa klarifikasi ini?
Tentang alat transportasi, Banjarmasin adalah salah satu tempat di nusantara ini dimana bajaj bisa terlihat berlalu lalang di jalan rayanya selain di Jakarta. Sayangnya, kunjungan saya di Banjarmasin tengah tidak serta merta membuat saya mendapatkan bajaj dengan mudah. Saya bertanya pada warga sekitar, masih adakah bajaj di kota ini? Ada jawab mereka. Namun saya tidak menemukan satu bajaj pun selepas pertanyaan tersebut diajukan. Pada malam hari, ketika saya berkunjung ke Duta Mall, dan pulang selepas pukul sepuluh malam, saya menyaksikan bajaj berderet dengan rapih di depan mall terbesar di Banjarmasin tersebut. Ya, ternyata memang ada bajaj di banjarmasin namun dalam jumlah terbatas dan waktu terbatas tampaknya.
Masih soal transportasi dan sarananya, Banjarmasin hampir sama seperti daerah-daerah lain di Indonesia pada umumnya. Orang atau warga yang berlalu lalang tidak terlalu banyak sehingga kehadiran saya yang berlalu lalang sendirian dengan berjalan kaki menjadi sebuah pemandangan unik di kota tersebut. Kebanyakan warga berlalu lalang dengan menggunakan becak, ojeg atau kendaraan umum. Selain itu, Banjarmasin menjadi rumahnya kendaraan-kendaraan unik. Disini, bukan hanya sekedar kendaraan biasa seperti mobil atau motor yang dapat anda temukan. Traktor sawah hingga truk batu bara terlihat berlalu lalang di tengah-tengah kota. Jangan lupa, Truk Batu Bara sering berlalu lalang karena memang Kalimantan Selatan adalah salah satu daerah penghasil Batubara terbaik di Indonesia.
Kemudian, hal-hal unik dari tata kota, Banjarmasin adalah salah satu kota dimana lokasi satu pasar dengan pasar lainnya berdekatan dan berdempetan sehingga tampak seperti cluster pasar. Mulai dari Pasar Baru, Taman Sari, Blauran, Sudimampir, Hasanuddin, Pasar Malam dan lainnya berkumpul di satu area di Banjarmasin Tengah. Kondisi ini mudah dipahami mengingat Banjarmasin pada mulanya adalah sebuah daerah di tepi Sungai Martapura dan pada perkembangannya melebar ke segala arah baik menuju Veteran, Barito, Kuin maupun ke selatan, arah Banjarbaru. Nggak mau ribet di Banjarmasin? Anda harus tinggal di hotel atau penginapan di seputaran Banjarmasin Tengah karena disini anda akan dengan mudah menemukan berbagai macam pusat aktifitas seperti bank, pasar, toko, hotel, tempat ibadah, dan lokasi lokasi lainnya.
Ciri khas lainnya dari Banjarmasin adalah kerukunan agama yang jelas nyata terlihat disini. Di pusat kota terdapat Masjid Raya Sabillal Muqtadin. Di depan Hotel Grand Mentari terdapat Katedral Banjarmasin. Di Jalan Pangeran Samudera terdapat HKBP Banjarmasin. Di ujung jalan Tendean terdapat sebuah Vihara yang berwarna warni. Di Seberang Duta Mall terdapat Pura Banjarmasin. Kota yang lengkap bagi semua pemeluk agama bukan?
Mau lihat yang aneh-aneh dan unik? Mau lihat kulit ular? Di Sepanjang Jalan Piere Tendean yang memang tidak terlalu lebar, saya menyaksikan di kiri dan kanan jalan terdapat orang-orang menjual minyak bulus dalam botol beraneka rupa dan berbagai ukuran yang berfungsi sebagai obat kepuasan pria dan wanita (begitu yang tertulis di papan iklan). Di salah satu toko bahkan memajang samakan kulit ular. Kulit ular tersebut dipajang di dinding sebanyak tiga buah. Buat yang ngeri sama reptilia, mungkin sangat tidak disarankan masuk ke jalan ini. Kecuali anda memang berniat membeli minyak bulus dan sejenisnya, silahkan mampir ke Jalan Piere Tendean (timur laut Sabillal Muqtadin)
Kemudian soal aktifitas warga Banjarmasin yang unik juga. Berbeda dengan mall-mall di daerah lain bahkan di Jakarta. Pada jam 10 malam, semua toko belum menutup gerainya. Di Jakarta, menjelang jam 9 hingga setengah sepuluh malam, toko-toko berlomba-lomba menutup gerainya. Namun di Banjarmasin, bahkan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 10 lewat, toko-toko belum menutup gerainya. Hypermart, Gramedia, Kharisma, Optik Melawai masih membuka gerainya. Mengesankan. Makanya, tidak heran semakin malam, pengunjung mall semakin banyak. Bukannya habis. Saya sampai bingung, akankah mall ini tutup mengingat pengunjung yang justru meramai menjelang malam?
Tampaknya itu saja yang cukup unik dan eye catchy di Banjarmasin. Hal-hal unik ini saya dapatkan di kota Banjarmasin selama saya berada disana. Rekan-rekan dari Banjarmasin ada yang bisa menambahkan barangkali?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
masa sih mal di sini jam 10 lewat d mlm hari blm tutup? biasany juga sudah sepi...kalo semacam diskotik gitu c ya belum tutup...ada hal unik lainnya d sini yg mungkin kamu blm tau, terkadang di beberapa tempat spt di pinggiran sungai ada batang kayu yang ditutupi kain kuning dan ditaruhi sesajen berupa rangkaian bunga...ada aura mistisnya juga...tradisi kerajaan Hindu di Kasela zaman dulu
ReplyDeleteHalo Anonim! :)
ReplyDeleteiyah, saya merasakan mall yang tutup jam 10 lewat itu loch. aneh juga, harusnya mall kan makin malam makin sepi, ini malah makin ramai...hehehehe
sayang, saya nggak sempat merasakan atau melihat batang kayu tersebut. Di Sungai Martapura atau Sungai Barito? mudah2an kunjungan kali lain saya kesana, saya bisa melihatnya yach :)
Salam dan Terima Kasih sudah berkunjung! :)