Kalau bepergian dari manapun ke Kota Malang, pilihan naik kereta adalah sesuatu yang cukup menyenangkan sebenarnya. Kenapa? Berbeda dengan terminal bus dan airport (apalagi pelabuhan! –Malang terletak di tengah gunung, jauh dari laut!-) yang terletak agak jauh di luar atau pinggiran kota, stasiun Malang terletak tepat di tengah kota. Kalau dari airport atau terminal, kita perlu naik satu atau lebih kendaraan supaya sampai tengah kota, dengan stasiun, voila, anda sudah berada di pusat kota. Dari stasiun, anda bisa dengan mudah berjalan kaki untuk mencapai tempat tujuan anda di pusat kota.Stasiun Malang, sebenarnya hampir sama dengan produk-produk cagar budaya lainnya di Kota Malang. Dari arsitekturnya, kita sudah bisa menebak bahwa bangunan ini adalah sisa peninggalan jaman kolonialisme Belanda. Tulisan MALANG besar-besar terpampang di atas bangunan utama gedung tersebut. Di bawahnya, ada sebuah jam dinding besar yang bisa menjadi acuan jam bagi warga sekitar. Sayang beribu sayang, papan reklame salah satu produk rokok terpampang besar-besar di atas tulisan MALANG tersebut. Papan reklame tersebut jauh dari kesan kuno dan antik. Papan reklame tersebut jelas-jelas dibuat dengan sangat modern, terlebih warna-warna dan desainnya. Buat saya, rusaklah sudah kesatuan desain seluruh bangunan tersebut. Terima kasih banyak untuk papan reklame!
Bangunan utamanya sendiri berisi tempat penjualan tiket dan pemeriksaan karcis saja. Di dalam bangunan tersebut, hanya ada sebuah warung serba ada dan ruangan yang lebar dan kosong. Akibatnya, banyak orang menunggu dan duduk-duduk di bangunan tersebut karena tidak mau membayar biaya peron. Di sebelah bangunan utama, terdapat ruangan reservasi dan pemesanan tiket. Ruangan ini berisi banyak sekali bangku dan di ujung, terdapat ibu-ibu yang mencetak tiket reservasi. Kebetulan, saya memang membeli tiket Kereta Api Malang Express, sehingga tiket memang dijual di tempat ini. Kalau kelas ekonomi mungkin tidak dibeli di ruang ini kali yach? Di ruangan ini beberapa orang tampak bersantai dan tidur-tiduran. Bukan ruangan yang nyaman juga untuk menunggu walaupun bangkunya banyak.
Selepas memasuki peron, kereta terbagi menjadi beberapa lajur. Lajur 1 umumnya digunakan untuk kereta eksekutif. Kereta ekonomi terletak di lajur yang agak jauh sebelah sana. Ternyata, di bagian dalam peron ada banyak sekali warung makan, kios majalah, dan warung oleh-oleh dan makanan khas Malang. Anda mempunyai banyak pilihan sebelum melanjutkan perjalanan dengan kereta api.
salam kenal, trima kasih info stasiun kota Malang
ReplyDeletesalam kenal kembali Mas! terima kasih juga sudah mau berkunjung :)
ReplyDeletesalam kenal....
ReplyDeletesaya mau tanya, rencananya saya ambil keberangkatan yang sore dari gubeng sby. jadi kalau dari stasiun malang mau ke kota batu naik kendaraan umum apa ya? kalo malam apa masih ada?
Salam kenal tuk Iis :)
ReplyDeleteDari Gubeng, kalau mau praktis ke stasiun Malang sich bisa naik kereta yang ekonomi. (info : per Desember 2009, Malang Express kelas bisnis sudah tidak ada lagi). Dari stasiun, naik angkot jurusan ADL atau AL. Sampai terminal Landungsari, lanjut naik angkot warna ungu atau bis kecil jurusan Kediri, lalu turun di terminal Batu. Sayang, selepas jam 6 angkutan dari Landungsari ke Batu sudah sangat berkurang.