Restoran Gili Gili De Leuit Di Padjajaran

Ya, sekali lagi, lagi dan lagi, kami mengunjungi Buitenzorg atau Kota Kebun pada Jaman Penjajahan Belanda dahulu. Bogor memang kota yang memiliki pesona tersendiri. Dengan jarak tidak terlalu jauh dari Jakarta, kemudahan pencapaian Bogor menjadikan kota ini cukup menarik untuk dikunjungi terus dan terus. Terlebih di Bogor, kita dapat melihat pemandangan pegunungan, sesuatu yang mustahil disaksikan di Jakarta. Sayangnya, predikat Bogor sebagai Kota Hujan sudah cukup memudar seiring dengan semakin panasnya kota ini.
Sesampainya di Stasiun Bogor di Taman Topi, kami segera menaiki angkot nomor 2 (bisa juga menggunakan angkot nomor 10) guna menuju Museum Zoologi. Dari Museum Zoologi, kami berganti angkot lagi dengan angkot nomor 13 guna mencapai Restoran Gili-Gili di Jalan Raya Padjajaran yang menuju ke arah Tajur. Ya, disinilah kami akan menghabiskan siang kami yangt panas dengan berleyeh-leyeh malas-malasan sambil menikmati masakan sunda yang autentik (bahkan musik pengiringnya adalah lagu sunda yang kental).
Anda tidak mungkin salah karena Restoran Gili-Gili ini cukup besar dan cukup jelas terlihat. Selepas Giant, anda cukup memperhatikan jalanan di sebelah kiri saja. Restoranan ini memiliki nama lain De Leuit. Jadi, apabila anda tidak menemukan Gili-Gili, anda cukup mencari De Leuit.
Bangunan rendah terbentang cukup luas di depan kami. Di sebelah kanan kami tampak sedang ada proyek pembangunan, entah mungkin untuk perluasan restoran ini agar menjadi lebih luas lagi. Kami segera disambut dengan pernak-pernik kerajinan kayu yang unik dan berwarna-warni serta piring-piring keramik yang ditandatangani oleh para artis ibukota maupun sejumlah orang terkenal. Selepas dari itu, kami tentu memilih saung rather than bangku dan meja standard restoran pada umumnya. Tentu, kesempatan sebelum memesan makanan kami puaskan untuk memotret kondisi saung dan situasi sekitarnya.
Saya sendiri memesan Nasi Jambal (Sungguh uenak banget!!!). nasi yang satu paketnya seharga 24.000 saja ini terdiri atas sayur asam, ikan asin, tahu yun yi, bakwan jagung, ayam goreng, cukup komplit! Nasinya sendiri adalah nasi yang diungkep dan dimasak bersama dengan petay (mungkin untuk bukan penggemar petay, sebaiknya dihindari). Rasa nasinya sungguh luar biasa karena nasinya sendiri tidak serta merta berbau petay namun bercita rasa unik dan gurih. Saya rasanya bisa memakan nasinya saja tanpa lauk apapun! Untuk minuman, saya memilih es kelapa (sayang, kelapanya terlalu sedikit) seharga 10.000.
Puas makan siang, kami bermain dan berfoto foto di sekitar area saung dan tempat bermain anak. Cukup menyenangkan juga makan siang disini dan kemudian dapat dilanjutkan oleh bermain di arena permainan anak. Kalau anda sedang bermain di wilayah Bogor, mungkin boleh sekali-kali mengunjungi rumah makan ini untuk menikmati Nasi Jambalnya yang unik. Oh yach, jangan kuatir, restoran ini menerima Visa maupun Master Card. Parkir yang tersedia juga cukup layak.


3 komentar:

  1. Thanks to the owner of this blog. Ive enjoyed reading this topic.

    ReplyDelete
  2. de' leuit sama gili gili beda boss, nasi jambal itu adalah resep dari resto de' leuit yang memang dulu awalnya bernama gili gili tapi sekarang sudah berbeda yang punya. jadi kalo mau makan nasi jambal yang bener bener nampol yah cuma di de' leuit. alamatnya di Jalan pakuan (ciheulet) no 3 no telp 0251-8390011. ada websitenya juga www.deleuit.co.id .... thanks om Lomar Dasika buat ulasannya .....

    ReplyDelete
  3. hehe...iya, ini postingan 2008. waktu itu kayaknya belum pecah kongsi kayaknya yah. skrg malah lebih sering ke De leuit sih yg letaknya di belakang Giant itu :D

    terima kasih sudah mampir :)

    ReplyDelete