Candi Prambanan adalah kompleks Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara. Candi yang dibangun pada abad ke-9 Masehi ini adalah peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan dibangun oleh Wangsa Sanjaya. Candi ini memiliki 3 candi utama (Syiwa, Wishnu, Brahma), 3 candi wahana/tunggangan (Nandi, Garuda, Angsa), dan 224 candi perwara (sebagian besar sudah hancur dimakan usia dan gempa). Candi ini telah dicatat sebagai warisan dunia UNESCO nomor 642 dan dilindungi dalam kondisi perang. Candi ini sangat ikonik dan telah menjadi semacam simbol maupun ikon Yogyakarta (selain Keraton, Gunung Merapi, Tugu Golong Gilig, dan Malioboro). Kunjungan ke candi ini adalah sesuatu yang wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Walau telah menjadi semacam daftar kunjungan wajib bagi para wisatawan Yogyakarta, pintu masuk candi ini berada di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah loch. Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya, candi seharusnya diberi nama atas lokasi tempat ia berdiri, bukan? Dalam hal ini, Kecamatan Prambanan mendapat kehormatan diabadikan namanya dalam bentuk candi yang berdiri di tempat ini. Kenyataannya, Jawa Tengah malah jarang mempromosikan wisata candi ini. Promosi candi ini kebanyakan dilakukan oleh Yogyakarta. Yah...ini hanya sekedar pemikiran saya saja sich. Hehehe. Begitu masuk ke dalam kompleks, anda akan langsung berhadapan dengan sebuah lorong terpal berisi pasar souvenir. Opsss...jangan masuk terlebih dahulu. Nanti anda akan keluar dari lorong tersebut koq. Pasar tersebut bisa disambangi nanti. Sebaiknya anda segera masuk ke candi sebelum tengah hari tiba. Pasalnya, Candi Prambanan terletak di Dataran Prambanan. Dataran ini terbuka terhadap sengatan matahari sehingga terik matahari sangat menyengat di kala siang hari. Kurangnya pepohonan di wilayah sekitar membuat Candi Prambanan kurang layak dikunjungi pada siang hari bolong. Panas!
Cukup ikuti rute pasar terbuka yang banyak berdiri di pelataran, bukan lorong dengan tutupan terpal. Anda akan sampai ke loket masuk candi. Candi Prambanan adalah salah satu dari tempat wisata sejarah di Indonesia yang telah menerapkan tiket masuk elektronik. Tiket masuk candi ini berbentuk kartu magnetik yang akan dipergunakan saat anda masuk maupun keluar. Sayang, sistem elektronik ini tidak berjalan menyeluruh termasuk pada stand penjualan makanan dan souvenir. Memang, butuh waktu panjang untuk edukasi pada pedagang dengan menerapkan sistem ini namun apabila hal ini sukses diterapkan, niscaya Candi Prambanan akan masuk sebagai candi pertama dan tempat wisata sejarah dan alam pertama di Indonesia yang menerapkan sistem elektronik. Kembali ke loket, tiket elektonik ini harus anda simpan baik-baik karena akan dipergunakan untuk masuk dan keluar dari taman. Tiket harus dipegang perorangan karena sistem akan memvalidasi orang perorang untuk keluar dari taman ini. Untuk harga tiket, pada hari sabtu, minggu dan libur nasional, harga tiket sebesar Rp. 17.500 dan Rp. 15.000 pada hari biasa. Ada paket harga khusus untuk siswa dan rombongan. Para petugas di tempat ini juga sangat baik karena membantu memasukkan tiket dan mengingatkan kembali agar tiket jangan sampai hilang lantaran denda Rp. 10.000 untuk tiket yang hilang. Oh yach, jangan membawa tas besar masuk ke dalam taman. Untuk ini, disediakan tempat penitipan tas bagi mereka yang kebetulan membawa tas berukuran besar. Tempat penitipan tas ini gratis loch.
Kompleks Candi Prambanan adalah wilayah taman yang sangat luas. Nggak hanya Candi Prambanan, kompleks candi ini memiliki sejumlah candi lain dalam skala lebih kecil (Lumbung, Bubrah, Sewu), pelataran pertunjukkan Jaranan hingga Sendratari Ramayana, restoran, taman untuk beristirahat dan banyak lainnya. Pada minggu siang itu, Candi Prambanan penuh oleh wisatawan. Nggak hanya wisatawan lokal dan rombongan anak sekolah, sejumlah wisatawan asing juga banyak mengunjungi taman ini. Anda harus berolahraga sedikit dengan berjalan kaki untuk mencapai Candi Prambanan. Nggak rugi dech berjalan kaki sedikit kalau masih pagi, jalan masuk menuju candi tertata rapih dan penuh bebungaan. Ya sebaiknya sich memang anda mencapai candi ini pagi-pagi (sekitar pukul 7 pagi) agar punya banyak waktu untuk melihat candi sebelum panas matahari mulai menyengat.
Ini kali pertama saya melihat Candi Prambanan ini. Saya terpukau karenanya. Saya terpukau, saya kagum dan saya terkejut akan kebesaran dan kemegahan candi ini. Indonesia boleh sekali berbangga karena memiliki kompleks candi yang sedemikian megah, terbesar di Asia Tenggara, pula! Kompleks candi ini sangat besar dan luas sehingga banyak sekali sudut-sudut yang dapat dieksplorasi. Sekujur tubuh candi diramaikan dengan relief-relief cerita Ramayana dan Kresnayana. Aneka relief manusia, hewan, tumbuhan dan bentuk-bentuk lainnya bisa banyak ditemukan di sekujur tubuh candi, mulai dari candi utama hingga candi perwara. Anda mungkin bisa merasa bahwa saya berlebihan, namun saya benar-benar senang melihat kekayaan budaya masa lampau Indonesia yang sedemikian kaya, terwujud dalam bentuk candi raksasa dan relief serta arca yang menghiasi bagian luar dan dalam candi. Saya sama sekali nggak kebayang, pada masa itu, dengan teknologi apa mereka mengangkut dan memahat serta mengukir batu-batu besar ini? Beratnya luar biasa!
Kompleks Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu. Anda tahu donk, tiga mahadewa yang dipuja oleh umat Hindu adalah Syiwa, Brahma, dan Wishnu. Dalam masyarakat Jawa Kuno, dari ketiga mahadewa tersebut, dewa Syiwa adalah dewa yang paling dipuja dibandingkan dua dewa lainnya. Dewa Syiwa ini mendapat porsi perhatian paling besar lantaran sifatnya yang merusak dibanding Dewa Brahma yang mencipta dan Dewa Wishnu yang memelihara. Dalam pandangan Jawa Kuno, Dewa Syiwa harus dipuja lebih agar tidak murka dalam bentuk bencana alam, kegagalan panen, wabah penyakit, dan hal-hal lainnya yang bersifat merusak. Oleh karena itu, Candi Dewa Mahasyiwa terletak di tengah dan berukuran paling besar diantara dua candi lainnya. Candi Syiwa pun memiliki 4 ruang, sesuatu yang tidak dimiliki oleh candi-candi lainnya. Masing-masing ruang tersebut berisi arca Syiwa Mahadewa, Durga Mahisasuramardini (istri Syiwa), Ganesha (anak Syiwa), dan Agastya (guru Syiwa). Setali tiga uang dengan candi utamanya, candi tunggangan Syiwa adalah candi terbesar diantara ketiga candi. Tunggangan Mahadewa Syiwa adalah Nandi, seekor lembu. Candi Nandi ini berada persis di depan Candi Syiwa dalam posisi berhadapan. Di dalam Candi Nandi terdapat sepuah arca Nandi, lembu tunggangan Mahadewa Syiwa. Candi Angsa yang berada di depan Candi Brahma dan Candi Garuda yang berada di depan Candi Wishnu memang berukuran lebih kecil dibanding candi Nandi. Uniknya dan sekaligus anehnya, di dalam Candi Angsa dan Candi Garuda, tidak ada arca Angsa maupun Garuda sama sekali, alias hilang. Dicurikah? Relief Ramayana juga hanya ditemukan di Candi Brahma dan Candi Syiwa saja. Pada Candi Wishnu, relief yang muncul adalah Kresnayana. Mengapa? Saya tidak tahu jawabannya. Untungnya, pada Candi Brahma dan candi Wishnu, arca kedua dewa masih utuh. Candi perwara sebanyak 224 adalah candi-candi kecil yang mengelilingi enam candi utama dalam formasi beberapa baris. Sayang, candi-candi tersebut tidak utuh 100%. Bahkan, parahnya dari sekian ratus candi tersebut, hanya segelintir saja yang masih berdiri tegak dalam kondisi mengenaskan. Enam candi utama di tengah pelataran sendiri diapit oleh dua candi apit di sisi utara dan selatan.
Candi Prambanan sering dikaitkan dengan Cerita Loro Jonggrang. Inilah mengapa Candi ini memiliki nama lain Candi Loro Jonggrang. Loro Jonggrang adalah seorang wanita yang menolak cinta Bandung Bondowoso yang memiliki kekuatan gaib. Ketika Bandung Bondowoso hendak meminangnya, ia mencari cara agar pinangan tersebut tidak berhasil. Ia takut kalau menolak cinta Bandung, keluarganya akan disakiti oleh Bandung. Oleh karena itu, ia membuat syarat bagi Bandung agar pinangannya bisa diterima oleh Loro Jonggrang. Ia meminta Bandung untuk membuat 1000 candi dalam waktu semalam. Bandung, yang memiliki kekuatan gaib, meminta bantuan kepada jin dan segala makhluk untuk membantunya menyelesaikan candi dalam waktu semalam. Ia hampir berhasil. Loro Jonggrang yang semula yakin bahwa Bandung tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut menjadi gelisah. Dalam kegelisahannya, ia mencari akal agar Bandung tidak dapat menyelesaikan tugas tersebut. Dalam ketakutannya, ia mendapat akal untuk menumbuk padi di dalam lesung. Ayam jago yang mengira hari telah pagi pun segera berkokok sebagai tanda pagi telah tiba. Para jin dan makhluk-makhluk gaib tersebut panik mengira pagi telah tiba. Mereka segera meninggalkan pekerjaan mereka dan kabur terbirit-birit. Padahal, saat itu baru saja candi ke 999 diselesaikan. Bandung Bondowoso, yang sudah merasa kalah, menerima kondisi tersebut. Namun, ia melihat ke ufuk timur dan tidak menemukan semburat merah tanda mentari segera terbit. Ia marah, ia segera tahu bahwa ia dikerjai oleh Loro Jonggrang. Dalam kemurkaannya, ia menyerukan nama Loro Jonggrang dan mengutuknya menjadi batu. Loro Jonggrang pun menjadi batu, arca penggenap 1000 candi yang disyaratkan oleh dirinya sendiri. Inilah candi terbesar yakni Candi Syiwa yang terletak tepat di tengah-tengah kompleks candi Prambanan. Masyarakat Jawa Kuno mempercayai bahwa Durga Mahisasuramardini, istri Dewa Syiwa adalah sosok Loro Jonggrang yang sebenarnya. 999 candi yang sudah terbangun tersebut dikenal sebagai Candi Sewu (Seribu) yang terletak di utara Candi Prambanan, masih dalam kompleks Candi Prambanan.
Terbangun pada abad ke 9, usia candi Prambanan kini sudah sekitar 12 abad. Candi ini sudah mengalami berbagai hal yang mampu menghancurkan bangunan dan fondasinya. Terletak di pelataran terbuka, candi ini rentan terhadap pengaruh cuaca, sengatan matahari, air hujan, angin, bahan kimia, bencana alam, tanaman dan tangan manusia. Bebatuan candi, walaupun kuat dan keras, namun proses cuaca bertahun-tahun, berabad-abad bahkan hingga satu millenium niscaya akan melapukkan batuan candi. Saya melihat sejumlah puncak candi yang ditumbuhi tanaman paku di sela-sela bebatuan. Lambat laun, tanaman-tanaman inilah yang akan menghancurkan formasi bebatuan di Candi Prambanan. Gempa Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006 terbukti menyumbang kerusakan terbesar dalam sejarah Candi Prambanan. Struktur candi banyak yang gompal, pecah, bergeser, retak, pindah, bahkan jatuh sama sekali dan hancur. Ini alasannya mengapa candi Syiwa, candi terbesar yang ada di Kompleks Candi Prambanan tidak dapat dimasuki pada saat saya berkunjung. Struktur candi yang terlalu rentan dinilai sangat membahayakan siapapun yang masuk ke dalam ruangan candi. Kiranya Candi Syiwa ini akan dibuka lagi untuk umum setelah diuji kelaikannya oleh para ahli. Beberapa bagian utuh dari candi yang terjatuh bahkan masih dibiarkan di atas lantai pelataran dan dipagari saja, belum dikembalikan ke posisinya semula. Terakhir, tangan manusialah yang sangat berperan aktif dalam proses perusakan candi. Mulai dari vandalisme, pencurian, dan aksi manusia yang terlalu seenaknya dalam memperlakukan tubuh candi, misalnya dipanjat atau dipeluk, sangat berperan aktif dalam menghancurkan candi di kemudian hari. Ini juga salah satu alasan anda tidak boleh membawa tas besar ke dalam kompleks candi. Bebatuan candi adalah bebatuan yang dilindungi oleh negara. Anda tidak boleh memindahkan atau mengambil sebagian atau utuh bebatuan candi. Nah, proses pemugaran yang telah berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun, semenjak jaman pemerintahan Hindia Belanda telah banyak merestorasi bentuk candi ke asalnya. Semua bebatuan candi disusun kembali ke posisi yang kira-kira berada di tempat semula.
Kalau anda selesai berkunjung di kompleks Candi Prambanan, anda akan mengamati deretan bebatuan hancur mirip bata tersusun di sekeliling candi. Inilah reruntuhan candi perwara yang berjumlah 224 buah. Tentunya, kita tidak ingin agar Candi Prambanan di masa yang akan datang hanya bisa dilihat lewat gambar saja. Kita perlu mewarisi Candi Prambanan ini ke anak cucu kita agar mereka masih bisa mengagumi sekaligus mempelajari kebesaran masa lalu bangsa ini. Jadi, mulai sekarang, hormatilah sejarah dengan mengagumi dan mempelajari kisahnya. Hentikan aksi vandalisme kita mulai saat ini. Nggak usahlah mencorat-coret dinding candi, hingga memeluk dan memanjat candi sebagai kenangan bahwa kita pernah berkunjung ke Candi Prambanan. Cukup foto dengan latar belakang candi saja sudah cukup meyakinkan bahwa anda sudah pernah ke Candi Prambanan ini koq. Biarlah para arkeolog, geolog dan arsitek serta orang-orang teknik tersebut yang menyentuh dan memindahkan bebatuan candi. Kita cukup melihat saja. Setuju yach?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kalo setau saya sih wilayah halaman candi sebelah timur sampai dengan pintu masuknya itu wilayah jawa tengah, sedangkan candinya sendiri berada di wilayah jogja. jadi bingung juga saya.. hehehe..
ReplyDeleteWah! terima kasih Oom Tri untuk koreksinya :D iya yach, info semacam ini carinya dimana yach? Kalau misalnya memang candinya berada di Yogyakarta, maka dengan ini wajar donk kalau promosi Candi ini dilakukan oleh pihak Yogyakarta :)
ReplyDeleteps : saya cek di wikimapia, disana tertulis : Candi Prambanan, Jawa Tengah alih-alih DIY. Saya juga nggak tahu, apakah informasi disana tepat atau tidak. just sharing ajah :D
saya dapet info dari beberapa teman sekolah saya yang kebetulan ada beberapa yang rumahnya di prambanan, baik di prambanan "klaten" maupun prambanan "jogja".. temen saya yang satu kalo nyebut alamat rumahnya prambanan "klaten" karena letaknya sudah di jawa tengah, sedangkan teman saya yang satunya lagi di prambanan "jogja".. hehehe..
ReplyDeletehohohoho....dengan demikian jelas adanya. Jadi, memang ada Prambanan Klaten dan Prambanan Yogya yach :D
ReplyDelete*saya double check lagi ke beberapa situs, ternyata memang candi ini terletak di perbatasan. Sayang, nggak ada garis perbatasan yang digambarkan secara aktual* :D
Terima kasih Mas Tri :D
pernah ngobrol dengan pegawai candi. diberitau candi prambanan sebagian masuk diy, sebagian jateng. waktu itu ditunjukin batasnya tapi aku ga terlalu perhatiin. alhasil ga ingat lagi sekarang :D
ReplyDeleteapakah batasnya itu cukup jelas atau ada pembatasnya? atau hanya garis maya saja?
ReplyDeletenamun, secara administratif, Candi Prambanan masuk dalam wilayah Yogyakarta yach? soalnya dalam brosur maupun promonya Jawa Tengah, nggak ada info mengenai Prambanan. Yah...bagi-bagi jatah kali ya, antara Jawa Tengah dan Borobudur. Sama kayak menentukan Gunung Krakatau adalah wilayah Lampung, bukan Banten hehehe
ooh..jadi si krakatau punya lampung toh...hee baru tau :)
ReplyDeletebatas jateng-diy di prambanan kayaknya ada semacam batu umpak. kapan2 ke prambanan aku pastiin ya..
hehehe....iya tuh, ditentukannya berdasarkan apa, saya kurang tahu. mungkin bagi-bagi jatah juga kali :p
ReplyDeletewaaa...boleh, ditunggu infonya hehehe. Makasih Cie :D