Dari Bandungan Menuju Ambarawa

Dari Bandungan, Ambarawa sebenarnya sudah berjarak cukup dekat. Kalau anda berasal dari Bawen, anda pasti akan melihat plang arah di dalam Bandungan yang menunjukkan arah kanan adalah Sumowono dan arah kiri adalah Ambarawa. Dari Bandungan, anda masih punya pilihan, mau ke arah barat laut, Sumowono, atau Ambarawa yang berada di selatan. Di Sumowono, ada air terjun yang menarik dan belum terlalu terekspos. Di Ambarawa, ada Museum Kereta Api dan tidak jauh dari sana, ada Rawa Pening yang terkenal itu. Saya memilih ke selatan. Dari pintu masuk Candi Gedong Songo saya harus naik ojek dengan jarak sekitar 3 KM untuk mencapai gerbang masuk yang berada di ruas Bawen – Sumowono. Kalau tadi pada saat masuk saya mendapatkan harga Rp. 10.000, maka pada saat pulang saya justru mendapatkan harga Rp. 5.000. Entah karena jalanannya menurun atau memang mas-mas ojek yang ini bukan berprofesi sebagai ojek beneran yach? Orangnya cuek dan nggak terlalu memperhatikan berapa tawaran saya. Saya bilang Rp. 5.000, dia oke-oke aja. Pada awalnya, dia pun nggak buka harga. Aneh. Hahaha.
Di tepi ruas Bawen – Sumowono, saya menunggu angkot yang akan membawa saya ke Ambarawa. Kata bapak-bapak di Gedong Songo, angkutan menuju Ambarawa akan melewati jalur ini. Hanya saja, jumlahnya sedikit, kalah banyak dibanding angkutan hijau yang bisa membawa saya kembali ke Semarang. Saya menunggu cukup lama di tepi jalan. Untung, ada warung dan ada bangku di tepi jalan. Sambil minum susu, bersama dengan beberapa anak sekolah, saya menunggu angkutan tersebut. Rasanya, untuk 10 angkutan hijau Bawen – Sumowono, saya hanya bertemu satu angkutan Sumowono – Ambarawa. Ya, setelah sekian lama menunggu dan bertanya kepada setiap angkutan yang melintas (berulangkali pula supir angkutan tersebut menggeleng saat saya menanyakan “Ambarawa”) akhirnya sebuah mobil model wagon yang sudah agak rongsok melayani rute Ambarawa. Tidak ada tulisan “Ambarawa” di kendaraan ini. Anda harus rajin-rajin bertanya kepada setiap supir angkutan yang melintas.
Kendaraan tersebut ternyata penuh. Saya dipaksa masuk ke dalam kendaraan yang sudah penuh tersebut. Untungnya, masih muat. Selain penuh oleh mbak-mbak, para pelajar juga lumayan memenuhi angkutan tersebut. Ambarawa berjarak tidak terlalu jauh dari Bandungan, sekitar 10 kilometer saja kurang lebih jauhnya. Namun, perubahan ketinggian tempat dari dataran tinggi ke rendah membuat suhu meningkat. Panas matahari lumayan terasa panas, apalagi di dalam angkot yang penuh. Alhasil, saya ketiduran di beberapa titik lantaran kantuk yang sudah tidak tertahankan. Hahaha. Bangun-bangun, saya sudah tiba di Ambarawa yang ternyata panas. Upsss...waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang ternyata. Pantes panas! Saya diturunkan di Jalan Jenderal Sudirman, jalanan utama terbesar di Kota Ambarawa. Uang Rp. 5.000 pun berpindah tangan.

0 komentar:

Post a Comment