Rasa KMP Barau (Gunungsitoli - Sibolga)



Sarana penyebrangan laut pastinya menjadi sarana vital yang amat dibutuhkan oleh penduduk Nias dan penduduk sekitarnya. Setiap hari, jumlah komuter yang menuju Nias atau bertolak dari Nias cukup banyak dan tidak terhitung. Mereka yang kerap menggunakan jasa penyebrangan laut ini kebanyakan adalah orang-orang “bisnis”, yang mempunyai urusan di Nias atau luar Nias seperti berdagang, sales, hingga urusan jasa yang menyerempet urusan pelabuhan seperti penjualan (dan percaloan) tiket. Nggak lupa juga orang-orang yang bergantung pada sektor pelabuhan dalam skala kecil seperti pedagang kue, buah, makanan siap jadi, bekal, mainan, hingga becak motor dan ojek serta angkutan kota. Wah, ternyata banyak sekali yach komponen yang bergantung pada keberadaan pelabuhan di Nias. Kondisi ini ditambah dengan Nias sebagai wilayah kepulauan yang dikelilingi Samudera Hindia. Arus suplai barang dan jasa dari luar maupun dalam akan sangat bergantung pada pelabuhan. Apabila karena suatu hal pelabuhan harus ditutup, maka Nias bisa dikatakan hampir terisolasi karena opsi lainnya hanya jalur udara yang pastinya lebih mahal dan daya angkutnya terbatas.
Untungnya, kapal yang melayani rute Nias keluar maupun ke dalam cukup banyak, walaupun jadwal dan ketersediaannya bervariasi, namun ada sejumlah kapal-kapal lain di luar KMP Barau dan Belanak yang melayani kepulauan ini. Nggak hanya kapal malam saja, kapal cepat pun tersedia di rute ini yang membuat Sibolga-Nias bisa ditempuh hanya dalam waktu sekian jam saja. Hanya saja, memang di luar kedua kapal reguler tersebut, kapal-kapal lain nggak memiliki jadwal reguler, atau bahkan beberapa diantaranya sedang docking atau yang lebih parah sudah tidak beroperasi lagi. Sarana yang paling bisa diandalkan memang hanya kapal reguler yang beroperasi setiap harinya dengan pengecualian hari minggu. Tetap konsultasikan rencana perjalanan anda dengan tour dan travel setempat agar itinerary anda nggak berantakan jadinya.
Selayaknya kapal-kapal lain yang beroperasi di seluruh wilayah Indonesia pada umumnya, KMP barau sebenarnya bisa dikatakan cukup nyaman. Untuk kelas ekonomi, hanya ada kursi-kursi plastik yang ditata untuk memenuhi area dek belakang. Apabila malam menjelang, lantai dek akan berubah menjadi lautan manusia yang tertidur pulas. Kondisi ini sedikit lebih manusiawi di kelas bisnis karena kursi yang dimilikinya adalah sofa. Apabila kapal kosong, satu orang penumpang bisa mendapatkan satu sofa utuh untuk dirinya sendiri. Namun apabila kapal penuh, bukan nggak mungkin anda harus tidur menekuk atau bernasib sama seperti di kelas ekonomi : tidur di lantai dek. Toilet menjadi persoalan lain yang harus dihadapi oleh penumpang kapal ini. Saya nggak melihat kondisi toilet di kelas ekonomi, namun toilet di kelas bisnis, walaupun sebenarnya nggak terlalu kotor, namun agak sedikit berbau pesing. Ukuran toilet yang kecil dan kapal yang bergoyang-goyang selama perjalanan dijamin akan membuat anda kesulitan untuk menunaikan hajat di dalamnya. Apabila anda berpikir untuk mandi sebelum menempuh perjalanan panjang melintasi laut, lupakanlah. Kondisinya tidak senyaman itu hingga anda bisa memutuskan untuk mandi. Apabila kapal berguncang terlalu keras, sebaiknya anda nggak mencoba untuk ke kamar kecil sama sekali. Efeknya bisa mengerikan! Hehehe. Saya sendiri lebih memilih untuk melap tubuh saya dengan tisu basah saja dan berkumur dengan mouthwash. Menggosok gigi nampaknya bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Kelas ekonomi sendiri berpendingin udara dan memiliki televisi yang sayangnya berukuran kecil dan hanya bisa dilihat oleh penumpang yang duduk di bagian depan saja. Kalau memang berniat menonton televisi, sebaiknya pilih tempat duduk di bagian depan (oh ya, tiket yang ada beli memiliki nomor kursi lho). Secara umum, kapal ini lumayan baik dan layak dikategorikan sebagai hotel bergerak. Saya tidur dengan nyenyak sepanjang malam di atas Samudera Hindia yang konon katanya berombak dashyat (mungkin juga saat itu bukan musim angin barat kali yah…). Saya terbangun pada esok harinya tepat saat kapal hampir merapat ke Sibolga. Buat saya, kapal malam seperti ini sangat sangat membantu para petualang yang ingin berhemat dalam urusan transport dan tidak membuang waktu perjalanan pada siang harinya. Masalahnya mungkin cuma urusan kamar mandi saja. Kalau anda benar-benar nggak tahan, usahakan mandi sebelum naik kapal atau mandi setelah merapat di Sibolga.

0 komentar:

Post a Comment