Wisata Pagi Murah Meriah : National Museum of Jakarta


Akhirnya, setelah menunggu berminggu minggu untuk berwisata ke Musium Nasional Jakarta (atau lebih dikenal dengan sebutan Musium Gajah) akhirnya gue dapat berkunjung juga ke Musium ini pada tanggal 26 Mei 2007, bersama Ike. Thank Ike buat menemani. Biarpun setiap pagi gue melewati tempat ini, kenyataannya, untuk masuk tuh malesnya minta ampun. Mungkin karena sendirian yach? makanya kayak orang bego kalau masuk sendirian ajah....

Total Biaya : Rp. 1000 (ongkos parkir)

Yap! National Museum of Jakarta memang menawarkan wisata yang berbeda dibanding keseharian tempat wisata yang umum kita kunjungi. Oleh karena gue gak masuk Musiumnya sendiri di Gedung A, maka gue gak bayar biaya karcis masuk sebesar Rp. 750 rupiah (bukan ribu atau puluh ribu loch.....)

sampai di Museum pukul 8.45 dan lingkungan museum seperti biasa sudah dipenuhi oleh kendaraan. Namun pagi itu, hanya satu buah bisa dan satu buah mobil tronton beserta rombongan anak-anak yang berkunjung ke museum tersebut. Jangan heran, ketika masuk memang anda tidak akan berjumpa dengan loket parkir atau apapun yang akan menunjukkan kepada anda dimana lokasi parkiran museum tersebut. Namun, jalanlah lurus dan masuk tramp basement yang kedua (terletak sebelah utara) maka anda akan masuk ek dalam areal parkir Basement. Jangan heran lagi apabila tidak ada petugas sama sekali di basement tersebut. cukup KUNCI motor anda dengan sebaik-baiknya dan berjalanlah keluar tramp. Yap! Anda sampai dan siap mengunjungi Musium Nasional Jakarta.

Secara umum, musium terbagi atas 3 gedung dan 2 buah area. Gedung utama musium yang sebanyak 3 buah (A,B,C) hanya terpakai gedung A nya saja. Hal ini dikarenakan hanya Gedung A yang masih menyimpan benda benda kuno peninggalan sejarah. Geung B dan C sedang masuk tahap renovasi dan pengembangan. 2 Area lain yang dapat dikunjungi ialah area taman depan (lokasi patung gajah dan jangkar besar berada) dan area hall tengah tempat bersantai dan penghubung antara Gedung A dan gedung B.

Sayangnya, keterbatasan waktu membuat kami memilih tidak memasuki Gedung A, tempat benda benda bersejarah tersebut berasal. Kami langsung masuk Colloseum untuk melanjutkan menuju Hall Tengah, tampat kami memulai foto-foto. Jujur harus diakui, Kondisi Hall tengah cukup baik terawat terutama dengan petak petak lahan dan tebaran pohon palem dimana-mana. Namun sayangnya, di ujung hall tengah terdapat air terjun mini yang tidak dioperasikan lagi. Air terjun yang tidak dioperasikan ini membuat kesan Hall tersebut seperti jorok (karena ditumbuhi oleh lumut) dan terbengkalau (bagian ujung ditutup dengan Seng). Akhirnya, kami harus puas berfoto-foto dengan sudut-sudut yang direkayasa agar terlihat bagus.

Lokasi kedua, kami keluar dari Hall tengah dan langsung menuju Taman Depan. Taman depan ini adalah taman yang biasanya anda lihat ketika anda melewati Jalan Medan Merdeka Barat. Disini, terdapat beberapa benda yang diletakkan di taman guna pengunjung dapat menikmati keindahannya dengan lebih jelas seperti Patung Gajah yang menjadi simbol Museum ini, Meriam, Jangkar dan Teater Mini. Tatanan tanaman di taman depan juga menarik sehingga sayang untuk dilewatkan. Beberapa hal yang outstanding dan patut dijadikan pilihan untuk berfoto adalah sudut-sudut museum yang masih terkesan tempoe doeloe. beberapa sudut jendela museum berkesan kuno sekitar jaman kolonial sehingga menarik untuk diabadikan. Gedung C yang memiliki pilar-pilar raksasa bergaya kolonial juga patut untuk tidak anda lewatkan. beberapa larangan seperti "Dilarang Menginjak Rumput" yang tertancap di sini membuat taman - taman tersebut masih asri.

Hal yang membuat kesenangan kami sedikit berkurang adalah kedatangan seorang Bapak penjaga loket yang mengatakan kami belum membayar tiket masuk. Dengan heran aku berkata "Pak, saya nggak masuk museum sama sekali?! Kami cuma berfoto-foto di hall tengah dan taman aja, apa itu dikenai karcis juga?!". Wuih nada gue udah anek tuh. Si Bapak langsung berbalik badan sambil menggumam gak jelas. Jujur, sempet BT aja. Kelakuan Pak...kalau emang kita harus bayar ya nggak usah sebegiunya donk minta duit! kalau emang butuh duit bilang aja. Bikin rusak pariwisata Lokal aja kalau begitu! Jadi gak simpatik lagi sama museum yang tertarih tatih gara2 kelakuan pekerjanya begitu. Muka gue sempet BT beberapa saat sampe diingetin, masih harus berfoto so, muka gue harus dicerahkan lagi. hahaha....

But, overall. Kalau kapan-kapan anda mengunjungi medan Merdeka Barat, lagi naik busway atau kendaraan apapun, turun deh di Musium Nasional Jakarta tepat di depan halte Monas. Anda akan merasakan perbedaan dengan tempat - tempat wisata umumnya kayak mall yang ada di Jakarta. Berwisata di Museum plus rimbunan taman dan Pohon sungguh menyegarkan dan menyuntikkan semangat baru untuk yang mencari ketidakrutinitasan. Hidup serasa jadi lebih hidup loh. Perlakuan petugas yang rada-rada mah biarin aja. Mungkin juga karena mereka sudah tua, jadi kurang awas menjaga museum, berpikir semua orang yang ada di lingkungan museum pastilah masuk ke dalam Gedung A dan wajib bayar. gue maafin koq. paket wisata bener-bener murah. kita gak bayar biaya apapun kecuali kendaraan yang hanya sebesar Rp. 1.000 (motor). Sungguh menyenangkan ada selingan sebelum bekerja. Fun!

Next Time, ke museum mana lagi yach?

2 komentar:

  1. denger2 dalam waktu dekat tiket bakal naik jadi 5ribu (domestik), 10ribu untuk turis mancanegara

    ReplyDelete
  2. hehehe...wajar Cie...sekarang Rp. 750 bisa buat apa sich? WC aja harus bayar Rp. 1.000 - Rp. 2.000. Pendapatan objek wisata di daerah yang berkisar Rp. 5.000 - Rp. 10.000 saja belum mampu menutupi biaya operasional dan perawatan loch kadang-kadang....:) Masyarakat juga bisa ngerti lah :D

    ReplyDelete