Akhirnya, berhubung saya harus memutuskan salah satu, saya memilih yang lumayan ramai namun tidak terlalu ramai karena ada resiko saya akan diabaikan kalau terlalu ramai. Saya memilih Ikan Bakar Sadulur sebagai lokasi makan dan menu yang saya pilih adalah Ikan Nila Bakar dan minumnya jeruk hangat karena badan saya agak kedinginan malam itu plus menghangatkan tenggorokan yang sudah keseringan dihajar gorengan dan bakaran selama di Kalimantan.
Entah Ikan Nila itu khas Kalimantan atau bukan tetapi saya rasanya agak asing mendengar nama ikan ini di restoran seafood Jakarta. So, saya memesan ikan nila dengan harapan plus menyilangkan jari bahwa ikan ini autentik Palangka Raya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, makanan dihidangkan dan berhubung sudah lapar sekali (saat itu pukul 8 malam dan saya belum makan malam dari sore) maka saya segera melahap ikan yang sangat enak tersebut dengan bumbu kecap bawang sambel yang benar-benar pedas menggunakan tangan dan sudah tidak peduli lagi apakah ikan tersebut autentik Palangka Raya atau bukan. Lapar!
Dalam waktu tidak terlalu lama, nasi beserta ikan sudah tandas dan licin di piring. Tidak ada yang tersisa lagi di piring selain beberapa tulang yang memang cukup mengganggu makan. Berikutnya, saya mulai slow down a little bit dengan memakan lalapan yang dihidangkan plus s
0 komentar:
Post a Comment