Ukiran Toraja adalah salah satu bukti kekayaan budaya yang dimiliki oleh Tana Toraja. Ukiran ini biasanya dapat dengan mudah ditemukan di sekujur bagian Tongkonan, baik rumah ataupun lumbung padi, serta di Erong. Ukiran lainnya yang dapat dengan mudah anda temukan adalah ukir-ukiran yang dibuat menjadi hiasan dinding untuk oleh-oleh atau corak di peralatan rumah tangga.
Di Ke’te’ Kesu’, ada sebuah workshop sederhana lokasi pembuatan ukir-ukiran khas Toraja. Lokasi workshop ini berada di deretan ujung Tongkonan paling belakang, yang terjauh dari pintu kedatangan. Di workshop ini, aneka macam ukir-ukiran digantung di dinding sementara itu seorang bapak dengan putranya sibuk mengukir sebuah papan dengan motif tertentu. Papan yang digunakan memang khusus. Melihat mereka mencungkil dan menggurat papan tersebut terlihat menyenangkan dan membuat saya ingin mencobanya. Padahal, papan tersebut lumayan keras loch. Namun, saya melihat mereka seakan-akan menggurat permukaan kue atau lilin saja. Begitu empuknya.
Ukir-ukiran Toraja umumnya berbentuk suatu motif tertentu walaupun ada juga yang spesial seperti ayam jantan, angsa, Tongkonan dan pemandangan. Motif-motif ukiran umumnya memiliki nama seperti Pa’ Tedong untuk ukiran motif kerbau dan Pa’ Erong untuk ukiran motif peti mati. Motif-motif yang diukir umumnya berbentuk melingkar, bulat, kotak-kotak dan bersiku. Warnanya sendiri kurang lebih hitam (warna dasar papan kayu), putih, merah dan kekuningan. Warna-warna ini diambil dari alam semua. Jadi bisa dikatakan pewarnaan ukiran berlangsung alami. Misalnya saja warna kekuningan berasal dari tanah liat dan putih berasal dari getah. Uniknya, setelah kering, warna-warna ini tidak luntur namun bersifat seperti warna cat pada umumnya.
Harga jual ukir-ukiran ini (walaupun terlihat mudah bagi yang belum mencobanya) ternyata cukup mahal juga loch. Berhubung kita adalah turis, maka ukiran yang dijual adalah ukiran yang berpigura dan siap dipanjang di dinding. Ukir-ukiran ini berharga mulai dari Rp. 50.000 ke atas tergantung ukuran. Untuk ukuran kecil dan sedang, harga Rp. 50.000 sudah cukup biasa. Untuk satu buah motif ukiran, biasanya dapat dengan mudah diselesaikan oleh pengrajin. Untuk ukiran yang berukuran besar, biasanya memang membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Saya tertarik banget sama satu buah lukisan besar yang menerangkan semua jenis ukir-ukiran yang ada di Toraja beserta namannya. Buat saya, ukiran ini yang paling keren diantara yang lain. Sayang, harganya yang mahal membuat saya urung untuk membelinya. Ditambah dengan pikiran kesulitan untuk membawanya, membuat saya semakin tidak berniat membeli ukiran tersebut. Untuk membeli ukiran, sebaiknya berbelanjalah langsung di lokasi pembuatan atau toko souvenir di tempat wisata. Apabila sudah mencapai pasar, umumnya harganya akan berbeda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
kawans..
ReplyDeleteapakabar???
senang rasanya, lo udh banyak membahas toraja.jujur, blog mu jd referensi gw yg mau ke toraja awal maret ini...thanks yah...helpful banget dah...
jd pengen segera ke toraja nih...semoga lancar aja perjalanannya,,,nanti tunggu aja catper gw di FB N multiply...
bro, lu gak pengen naruh tulisanmu di media macam kompasiana? pasti banyak yg suka deh :)
ReplyDelete@Anas :
ReplyDeleteKabar baik Nas...kapan ke Torajanya nich? semoga perjalanannya mengesankan dan membuat bulu kuduk merinding seperti yang gue alami yach...hehehe
ditunggu banged ulasan Toraja dari seorang Nasrudin! hehehe....apalagi elo beramai2, sewa mobil, pasti lebih seru dan lebih bisa hemat waktu dech...hehehe...:D
satu saran aja, kalao bisa, kunjungin site site yang off the beaten track....seru bisa ngeliat alam yang masih asri loch :D
@Brad :
Waduh...pujianmu terlalu berlebihan nich^^hihihi...pengen sih tapi keberaniannya belum ada.hehehe...syukur deh kalau banyak yang suka. suatu saat akan saya coba :)