Homestay Setia Jaya, Alternatif Di Karimunjawa

Kalau anda mengikuti postingan saya sebelumnya, anda pasti tahu kalau saya akan ditempatkan di homestay, bukan di penginapan, pada hari pertama. Alasannya ya karena Karimunjawa sedang penuh-penuhnya. Nah, saya menjumpai Mas Amin di pintu gerbang kedatangan penumpang di Pelabuhan Karimunjawa. Oh yah, Mas Amin ini bener-bener sangat saya rekomendasikan dech untuk menjadi satu sumber pelaksana kegiatan anda selama di Karimunjawa. Semua urusan beres banget dech pokoknya sama beliau. Begini, pada saat saya hampir tiba di pelabuhan (sinyal sudah terdeteksi satu jam sebelum kapal merapat) saja tiba-tiba handphone saya berbunyi. Isinya, sms dari Mas Amin yang mengatakan bahwa beliau sudah tiba di pelabuhan, bersiap menjemput saya dan ia mengenakan baju merah. Sip banget kan? Sesampainya di pelabuhan, saya menjumpai Mas Amin dengan senyum lebarnya. Beliau langsung menjemput saya dengan menggunakan....motornya! Loch, kami kan berdua, mas? Mau mengulang persitiwa Jepara lagi? Ternyata nggak. Saya dijemput terlebih dahulu baru teman saya dijemput belakangan. Oke banget dech servisnya.
Saya pikir, Karimunjawa itu luas sehingga perlu menggunakan motor. Ternyata, dibilang luas pun nggak juga. Kota Karimunjawa sendiri bisa habis dikelilingi dalam waktu satu jam saja. Dari pelabuhan, saya menuju ke Penginapan Setia Jaya yang terletak ‘agak’ pedalaman dibanding penginapan-penginapan lainnya. Walaupun ‘agak’ pedalaman, namun akses ke Penginapan Setia Jaya masih sangat mudah dan cepat. Kalau berjalan kaki, paling-paling hanya membutuhkan waktu 10 menit saja dech. Kalau naik motor palingan sekian menit saja. Hehehe. Nah, kalau Karimunjawa sedang tidak penuh, Penginapan Setia Jaya yang terletak di jalan yang menuju Legon Lele ini tampaknya tidak difungsikan sebagai penginapan namun rumah biasa. Saya melihat sebuah lemari dan meja belajar yang mana isinya dijejalkan begitu saya *tumpukan buku-buku dan beberapa pakaian tampak dijejalkan dengan paksa demni membuka kamar sebagai penginapan* di dalam kamar yang saya tempati. Jadi, bener donk mengapa penginapan ini sempat disebut homestay oleh Mas Amin? Nah, untuk pengelolaannya, temannya Mas Amin yang bernama Mas Tono adalah yang bertugas di Setia Jaya ini. Sekali lagi, kesan Setia Jaya kurang difungsikan sebagai penginapan sangat kental tercermin di sekeliling. Mulai dari kondisi plang nama penginapan yang sudah hampir hilang tulisannya, Mas Tono yang tampaknya agak santai, hingga lampu kamar mandi yang mati. Untung saja, lampu kamar utama tidak mati. Fiuhhhhhh.
Kamar ini, seperti saya utarakan sebelumnya, memiliki sebuah meja dan lemari belajar yang tampaknya milik dari anak keluarga ini. Tempat tidur yang tersedia berukuran king size dan memiliki sejumlah bantal yang nyaman. Di dalam kamar terdapat sejumlah kursi, pendingin udara (AC) dan kamar mandi dalam yang berkeramik rapih dan bersih (sayangnya, karena lampunya mati maka tidak terlalu jelas terlihat). Kamar yang dimiliki Penginapan Setia Jaya ini tidak terlalu banyak. Maklum, namanya juga rumah yang difungsikan sebagai lokasi penginapan. Di sebelah kamar saya adalah ruang makan dan di sisi lainnya adalah dapur. Mas Tono, bahkan menawarkan kami untuk mengambil kopi, gula, teh maupun biskuit di lemari dapur yang terletak di ruang makan tersebut. Ia juga mengijinkan kami untuk mengambil minuman dingin dari kulkas. Parahnya lagi, ia juga mengijinkan kami untuk menonton televisi atau bermain playstation di ruangan tersebut. Buset, baik sich baik banget yah si Mas Tono ini. Tapi, ruang makannya itu tampak seperti area pribadi keluarga tersebut. Kayaknya, akan sangat nggak enak dech kalau kita –sebagai tamu- sampai masuk-masuk ke ruangan tersebut. Harga kamar yang lumayan ini (ada AC walaupun tanpa makan pagi –ciri khas penginapan Karimunjawa : tanpa sarapan pagi-) adalah Rp. 150.000/malam untuk satu kamar.
Berhubung listrik di Karimunjawa digerakkan oleh tenaga generator, maka listrik hanya tersedia pada pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. Jadi, tidak ada alasan bagi anda untuk mengeram telur siang-siang di dalam kamar (Karimunjawa tuh panas loch). Siang hari, adalah saat yang paling tepat untuk keluar, mencari aktifitas luar ruang, berkelana mengelilingi pulau atau menyelam. Penting juga loch buat anda yang mau ngecas handphone, baterai kamera, laptop atau menonton televisi sebab semua itu hanya bisa dilakukan pada saat malam hari. Kalau gadget-gadget keren anda kehabisan baterai pada siang hari yah siap-siap aja gigit jari menunggu malam tiba. Hehehe. Lakukanlah manajemen sumber daya yang baik disini. Lagipula, kalau anda punya semua aspek alam di Karimunjawa, kenapa harus sibuk dengan gadget-gadget itu sich? Kecuali kamera, sebaiknya anda menyimpan semuanya itu rapat-rapat dan biarkan anda menyatu dengan alam yang masih asri ini.

3 komentar:

  1. nice sharing, Lomie. Hmm, tapi kok harga 150ribu rasanya terlalu mahal ya? Well, gak tau juga sih.

    Ditunggu petualangan selanjutnya!

    ReplyDelete
  2. setelah sekian lama menghilang akhirnya nongol lagi ;p

    kalau malam tanpa ac kira-kira panas nggak sih mas di karimunjawa?

    ReplyDelete
  3. @Oom Brad : Iya yah Oom, 150rb tuh terlalu mahal? hihihi...
    saya udah survey beberapa dan kisaran harganya ga jauh dari angka ini. Kalau pendapat pribadi saya, karena ini pulau yang cukup terisolasi, lalu olahraga diving sedang naik daun, jadilah room rate di pulau ini merangkak naik. Mungkin Karimunjawa adalah satu-satunya pulau di Indonesia yang bisa saya sejajarkan dengan Bali dalam hal pengelolaan pariwisatanya. Hampir semua pelaku pariwisata di pulau ini terintegrasi dengan baik melalui jaringan internal mereka loch :) Jadi, soal harga kayaknya juga merupakan semacam kesepakatan bersama dech tuh.

    @Mas Tri : Iyah, hehehe...maaf yah jadi bolong-bolong :p. Karimunjawa panassssssss (perhatikan huruf -s nya). Kecuali di Puncak Gunung Gendero, nggak ada dingin-dinginnya sama sekali di kepulauan ini. hehehe. Saya sich terbiasa dengan tidur tanpa AC. jadi, panas di karimunjawa sebenernya agak biasa buat saya. Hanya saja, fitur AC kan sudah termasuk dalam biaya kamar. Sayang donk kalau nggak dimanfaatkan. hihihihi

    ReplyDelete