Pongtiku, Pahlawan Rakyat Toraja

Ini adalah benda besar pertama yang saya lihat begitu turun dari bus Litha jurusan Rantepao selain Tongkonan tentunya! Benda ini terletak dekat sekali dengan Pasar Rantepao, hanya berjalan beberapa langkah saja. Di pagi yang dingin dan berkabut itu, saya mendekati monumen itu sebelum mencari hotel tempat saya menginap. Tanah masih basah entah bekas embun atau apa. Saya masih keleyengan bekas muntah di bus tadi dalam perjalanan.
Pongtiku (atau sering dipanggil Ne Baso) adalah tokoh asal Pangala, Tana Toraja yang turut mengusir penjajah Belanda dari Bumi Sulawesi Selatan terutama wilayah Tana Toraja. Perjuangan beliau bermula pada tahun 1906, tahun masuknya Belanda ke Tana Toraja hingga tahun 1907. Beliau merasa terusik dengan kehadiran Belanda yang bermaksud untuk memonopoli perdagangan kopi Toraja milik keluarga Pongtiku. Saat itu, perdagangan kopi menjadi primadona dimana Datu Luwu (di utara) dan para Bangsawan Sidenreng (di selatan) berjuang untuk mendapatkan kopi Toraja. Heroiknya perjuangan Pongtiku dan rekan-rekan berhasil dipatahkan berkat tipu muslihat Belanda. Akhirnya, Pongtiku dieksekusi di tepi Sungai Singki, Rantepao pada tahun 1907. Berkat perjuangan beliau mengusir penjajah Belanda dari Tana Toraja, kini beliau bergelar pahlawan nasional. Kegiatan beliau mengusir penjajah dapat disaksikan pada bagian pedestal patung yang berbentuk prisma ini. Di setiap sisi pedestal, terdapat relief timbul kegiatan perjuangan rakyat Sulawesi Selatan mengusir penjajah Belanda di Bumi Toraja. Pongtikulah pemimpin pergerakan tersebut. Kini, namanya diabadikan menjadi nama bandara Toraja di Rantetayo. Nama bandara tersebut adalah Pongtiku. Bandara ‘kecil’ ini hanya melayani rute Toraja – Makassar seminggu dua kali yakni selasa dan jumat. Patung Pongtiku lainnya pun dapat ditemukan di tepi kolam buatan di tengah Kota Makale.
Patung Pongtiku pada monumen ini digambarkan sedang menunggang kuda. Dua kaki depan kuda yang tidak menapak tanah menggambarkan bahwa Pongtiku tewas dalam peperangan. Tidak ada informasi apapun di sekitar monumen yang dapat membantu menjelaskan tujuan monumen itu atau siapa Pongtiku itu. Daerah sekeliling monumen memang terletak di dekat pasar dan berada dalam kondisi berantakan –entah memang biasanya berantakan atau sedang dalam renovasi-. Sayang sekali, harusnya informasi yang diberikan lebih banyak agar pelintas –bisa jadi, wisatawan asing- bisa melihat dan mengetahui sejarah tentang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Tana Toraja, Pongtiku.

14 komentar:

  1. berbagi sedikit informasi kawan :...

    mengenai bagian akhir dari tulisan kawan ini,,,

    saya setuju dengan pendapat anda,,yang sebaiknya di sekitar monumen tersebut harus ada informasi yang berkaitan dgn objeknya (Pongtiku), apa lg lokasi dari situs ini ada di pusat kota Rantepao...

    tapi sebenarnya bukan hanya ini situs mengenai Pongtiku,, sedikit bergerak ke daerah yg bernama Singki', juga terdapat monumen dari Pahlawan Pongtiku.
    Pasalnya di tempat itu merupakan tempat meninggalnya Pongtiku. Pongtiku mati ditembak dari jembatan Singki' saat sedang mandi di sungai. Menurut cerita dia dikhianati, bajunya dicuri. sedangkan bajunya itu sendiri merupakan jimat yang kebal peluru.

    di monumen tersebut kita bisa membaca informasi dan riwayat serta proses perjuangan Pongtiku secara singkat namun jelas.

    ReplyDelete
  2. waduh....>.<

    sayang sekali saya nggak sempat menyambangi Singki'. Tapi, terima kasih banyak buat tambahan informasinya yach :D mudah2an bisa membantu para pembaca. Mudah2an, kali lain kedatangan saya ke Toraja bisa menyambangi monumen di Singki' ini.

    Terima kasih yach :)

    ReplyDelete
  3. Kayakx ngak layak deh klw Pongtiku menjadi pahlawan karna motif yang mendasari perjuangannya ialah kepentingan ekonomi keluarganya yang terusik oleh kehadiran Belanda !!! Coba klw ndak diusik oleh Belanda pasti deh dia ngak akan jadi pahlawan

    ReplyDelete
  4. hohoho...seperti yang kita tahu, banyak pahlawan nasional menuai pro dan kontra koq. Seperti yang baru baru ini terjadi, Gus Dur juga menuai pro dan kontra toh? kalau buat saya, saya sih menghargai apa yang Pong Tiku lakukan, terlepas dari skalanya yang mungkin lokal atau motif di balik itu. Intinya, perlawanan setiap pahlawan nasional yang sporadis itu lama2 bisa memicu orang lain untuk berbuat yang sama loh. Coba dech cek pahlawan nasional lain, apa iya, mereka ga punya motif yang sama terhadap kaumnya? sekedar opini saja...hehe

    ReplyDelete
  5. ada lagi yang kurang. kuburan Pongtiku di Pangala, awalanya hanya berupa susunan batu namun sudah dimodifikasi sedikit mewah. ada beberapa gambaran disamping kiri dan kanan kuburan bagaimana perjuangannya melawan penjajah termasuk senjata dengan menggunakan cairan cabe.

    buat yg comen tanpa nama dan tida setuju Pontiku menjadi pahlawan Nasional, menurutku, Pongtiku saat itu tidak bercita-cita jadi pahlawan Nasional so what? toh kalo merasa keluarganya terusik dengan kehadiran belanda lantas bagaimana dengan yg lain? apakah setiap pejuang hanya berjuang sendiri?
    saya memang bukan sejarawan dan memang tidak tahu banyak tentang pahlawan manapun di negara ini tapi yang ada satu kata dari pemebesar negara ini bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pejuangannya. Bukan begitu?

    ReplyDelete
  6. Dear Mela,

    terima kasih sudah datang berkunjung ke blog saya dan menambahkan informasi mengenai Pong Tiku.

    Ya, saya setuju sekali terhadap anda. Motif perjuangan para pahlawan bisa berbeda-beda, tidak mesti sama. Namun, gabungan perlawanan terhadap pemerintah kolonialisme di berbagai daerah itulah yang memicu kebangkitan nasional yang berujung pada kemerdekaan Indonesia. Kita seharusnya mengapreasiasi lebih pada mereka yang berjuang untuk melawan penjajahan sehingga Indonesia bisa merdeka. Saya sangat setuju sekali untuk kalimat, Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Perjuangan Pahlawannya. Setuju sekali :)

    ReplyDelete
  7. ralat bro "Patung Pongtiku yang berukuran besar pun dapat ditemukan di tengah-tengah kolam buatan di tengah Kota Makale" bukan patug pong tiku yg di makale, melainkan LAKIPADADA..salah seorang leluhur org toraja yg terkenal..thanx but over all nice article

    ReplyDelete
  8. Halo Candra :)

    Terima kasih sudah meralat isi blog saya. Maaf atas kesalahan dan ralat sudah dijalankan. Betul sekali, patung besar di tengah kolam adalah Patung Lakipadada. Sementara itu, Patung Pong Tiku juga dapat ditemukan di tepi kolam tersebut, sama, menaiki kuda. bukan begitu yach? :)

    Terima kasih sudah membantu meralat dan sudah menyambangi blog sederhana saya ini :)

    Salem kenal ^^

    ReplyDelete
  9. coba lagi kalo main k toraja, langsung ke kuburan Pongtiku di pangala', di sana pasti akan mendapat informasi yang lebih akurat. kabarnya setiap 17 agustus setelah upacara bendera, kuburannya dibuka dan mayatnya diganti kain pembungkusnya. informasi ini saya dengar dengan sekilas, coba selidiki lagi dengan baik, kalau saya saya, saya minta maaf, tapi kalau benar tolong dicari informasi yang lebih lengkao lagi.

    ReplyDelete
  10. Selamat Sore Bapak Roy Marpan,

    Terima kasih banyak untuk infonya. Saya coba untuk mengunjungi Pangala' saat saya bertandang ke Toraja kali berikutnya. Niscaya, begitu saya mencapai tempat itu, pasti saya akan turut menceritakannya kembali :)

    ReplyDelete
  11. klw p'juanganx melan andi sose' dulu yang ingin m'nguasai toraja. itu kan b'kat perjuanaganx pongtiku kan

    ReplyDelete
  12. pongtiku adl pahlawan kami rakyat Toraja...

    ReplyDelete
  13. Trims Eli dan Ary yang sudah mampir :)

    ReplyDelete
  14. pongtiku adalah pahlawan toraja yang gagah berani melawan penindas. moga-moga orang toraja masih gagah berani memebela kebenaran bukan kepentingan diri... salut sama opa pongtiku. salam. Gitu

    ReplyDelete