Lagundri, Surganya Peselancar Di Nias

Di sisi timur Pantai Sorake, ada Teluk Lagundri. Walaupun gempa Nias 2004 dan 2005 sedikit banyak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pulau Nias, namun untungnya pariwisata di Teluk Lagundri kembali berbenah dan hidup kembali. Turis-turis terutama asing yang ingin menjajal manisnya ombak di Teluk Lagundri sudah ramai berdatangan dan banyak menginap di homestay sederhana yang berderet di tepi teluk. Untuk pariwisata, saya sendiri lebih menyukai Teluk Lagundri karena suasananya yang lebih turis dibanding Pantai Sorake yang lebih sepi. Deretan homestay sederhana yang berjejer di tepi teluk pun rata-rata dipenuhi oleh turis plus papan selancarnya.
Ada batas jelas antara area penginapan dan pantai. Area semen dan pasir yang cukup jelas membedakan dua tempat ini. Sebelum tsunami menghantam, air laut pasang hingga cukup dekat ke bibir pantai. Ini sebabnya, saat tsunami terjadi, banyak penginapan yang hancur diterjang gelombang. Saat Pulau Nias dijungkat-jungkit oleh gempa, garis pantai menjauh beberapa puluh meter ke tengah laut. Di Teluk Lagundri, anda bisa menyaksikan sejumlah areal karang yang kering, basah karena pasang, hingga yang benar-benar sudah kering, berpasir dan ditumbuhi oleh rumput darat. Untuk melakukan surfing, para turis harus berjalan cukup jauh melalui karang-karang tersebut guna mencapai arah aliran ombak.
Masuk menuju Teluk Lagundri memang nggak bayar karena tidak ada loket tiket sama sekali. Namun, untuk menikmati fasilitas, umumnya turis harus menyewa losmen dan penginapan yang memang nggak mahal tersebut. Buat yang sudah kangen dengan suasana desa wisata yang ramai dengan turis asing macam Prawirotaman, Poppies, Tuk-Tuk Siadong, atau Jalan Jaksa, Teluk Lagundri ini bisa menjadi alternatif. Untuk menginap, coba dengan Manuel Keyhole Losmen di 081397396410.

3 komentar:

  1. tarif kamar Manuel Keyhole berapa semalam?

    ReplyDelete
  2. bangga jadi orang indonesia

    ReplyDelete
  3. @Indobrad : hehehe...tergantung musim sich, tapi masih sesuai budget koq. kenapa Oom?

    @Dwytono : BANGGA! :D

    ReplyDelete