Apa sich yang saya lihat di perjalanan Tarutung – Sibolga? Di satu sisi, saya ingin agar tertidur dan tidak terpengaruh oleh kondisi jalan yang super berkelok-kelok sehingga saya nggak sempat mabuk. Namun demikian, di pihak lain, saya akan merasa amat sangat menyesal kalau-kalau tidak sempat menikmati perjalanan yang mungkin tidak tahu kapan akan saya lakukan lagi. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, Tapanuli Utara merupakan wilayah lembah dengan dataran luas di kanan kiri sehingga pemandangannya pun terasa lapang. Kondisi kontras akan saya rasakan begitu memasuki wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit-bukit, berhutan lebat dan jalan sempit penuh kelokan, tanjakan dan turunan. Selepas Tarutung, saya memasuki wilayah Adiankoting yang notabene masih berada dalam wilayah Tapanuli Utara. Monumen Munson Lymann, dua misionaris asal Amerika yang dibunuh Raja Panggalamei di Lobupining berada di Adiankoting ini. Pintu gerbang monumennya terlihat jelas dari pinggir jalan. Saya sich ingin berhenti dan berfoto-foto sejenak karena ternyata monumen ini tidak terlalu jauh namun tidak terlalu dekat juga dari Tarutung. Namun, berhubung saya naik angkutan umum dan mengejar kapal ke Gunungsitoli, nampaknya pilihan yang ada hanyalah diam dan membiarkan Monumen Munson Lymann itu hilang terlewati. Hiks.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment