Masih di daerah Bonan Dolok, saya menemukan sederetan rumah-rumah yang sudah bisa dibilang nggak bernuansa Batak lagi, namun tetap memiliki ciri khas dan unik. Mungkin disinilah fase peralihan dari kebudayaan pedalaman Toba yang kental dengan pengaruh Batak, bertemu dengan kebudayaan pesisir yang memang telah mendapat pengaruh sangat banyak dari berbagai bangsa di dunia, Cina, India, Arab, Eropa dan Amerika. Rumah papan yang mereka bangun bukan sekedar rumah papan ala kadarnya, namun sejumlah ornamen turut menghiasi rumah papan yang tampilannya sangat sederhana tersebut. Nggak hanya ornamen seperti pucuk pintu yang bermodelkan kipas, namun papan penyusun penutup eternit teras pun dibuat dengan citarasa, terbukti dengan penyusunan ujung papan yang saling maju mundur. Citarasa kolonial sangat kuat terasa pada rumah-rumah di deretan ini. Saya nggak melihat adanya rumah-rumah sejenis terbangun di wilayah Toba, atau bahkan di wilayah pesisir Selat Malaka yang lebih bernuansa Melayu. Gaya kolonialisme semata kah yang diusung?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment