Dan, tibalah Imelda Limbong mengantarkan saya pada bangunan utama sekaligus bangunan terakhir yang ada di T.B. Silalahi Center ini. Bangunan yang berada paling depan ini adalah Museum Pribadinya Bapak T.B. Silalahi. Petugas keamanan yang berjaga di tempat ini sebelumnya telah mengarahkan saya untuk menuju Museum Batak terlebih dahulu sebelum menuju ke museum pribadi Bapak T.B. Silalahi ini. Hmm...ada apa sich di dalam museum ini?
Secara pribadi, saya sich bukan penggemar berat museum koleksi pribadi. Saya lebih suka museum yang menawarkan informasi secara umum, pengetahuannya bersifat universal, bukan tentang satu tokoh tertentu saja. Dalam hal ini, saya lebih suka Museum Batak dibanding museum pribadi T.B. Silalahi Center. Walaupun museumnya cukup menarik juga, namun mungkin dari dalam diri saya yang memang lebih cenderung menyukai museum dengan muatan yang lebih umum, dibanding yang khusus seperti ini. Sama halnya ketika saya kurang bisa mengapreasiasi museum seni rupa atau lukisan. Hehehehe. Sudah dari sananya begitu kali yach?
Museum koleksi pribadi Bapak T.B. Silalahi ini berisi akan benda-benda koleksinya beliau, sekaligus pula tentang perjalanan hidup beliau mulai dari kecil hingga sekarang. Setiap kembali ke Balige, pasti Bapak T.B. Silalahi akan menyempatkan diri untuk mengunjungi museum ini dan memberi masukan guna pengembangan dan detail apa saja yang perlu dilakukan di museum ini. Di mata para kurator, beliau adalah orang yang baik dan murah hati walaupun memang tegas dan mendetail terutama jika menyangkut pekerjaan. Tak jarang, apabila pengerjaan museum ini tidak sempurna, ia akan memprotesdan meminta untuk diulang hingga hasilnya memuaskan.
Adapun sejumlah koleksi yang ditawarkan di dalam museum pribadinya ini adalah seluruh benda-benda koleksi pribadinya dari seluruh Indonesia dan dunia, benda-benda kenang-kenangan dan persahabatan dari berbagai duta bangsa, hingga seragam masa kecil ketika sedang bersekolah dahulu. Satu hal yang menarik buat saya adalah adanya keberadaan sepasang patung yang menggambarkan Bapak T.B. Silalalahi beserta ibu di kala tua nanti. Kedua patung tersebut mengenakan pakaian adat Batak dan saya hampir tidak mengenalinya karena wajah patung tersebut bercambang. Menurut Imelda Limbong, patung tersebut cukup mirip dengan Bapak T.B. Silalahi yang sekarang. Benda lainnya yang saya suka adalah pakaian adat Nias yang diberikan sebagai bentuk penghargaan untuk beliau karena telah membantu masa-masa rekonstruksi bencana gempa dan tsunami di Nias. Adapun satu buah ruang kerja utuh yang dipagari dan tidak boleh dimasuki yang konon masih menjadi ruang kerja Bapak T.B. Silalahi setiap bertandang ke Balige. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan disini karena memang variasi dan jumlah koleksinya tidak sebanyak Museum Batak. Walaupun berstatus barang pribadi, namun Imelda Limbong sangat baik hati dengan mengijinkan saya untuk memfoto sejumlah koleksi beliau yang dipajang di museum tersebut. Sempatkanlah mencicipi museum koleksi barang pribadi ini kalau anda berkunjung ke T.B. Silalahi Center.
Museum koleksi pribadi Bapak T.B. Silalahi ini berisi akan benda-benda koleksinya beliau, sekaligus pula tentang perjalanan hidup beliau mulai dari kecil hingga sekarang. Setiap kembali ke Balige, pasti Bapak T.B. Silalahi akan menyempatkan diri untuk mengunjungi museum ini dan memberi masukan guna pengembangan dan detail apa saja yang perlu dilakukan di museum ini. Di mata para kurator, beliau adalah orang yang baik dan murah hati walaupun memang tegas dan mendetail terutama jika menyangkut pekerjaan. Tak jarang, apabila pengerjaan museum ini tidak sempurna, ia akan memprotesdan meminta untuk diulang hingga hasilnya memuaskan.
Adapun sejumlah koleksi yang ditawarkan di dalam museum pribadinya ini adalah seluruh benda-benda koleksi pribadinya dari seluruh Indonesia dan dunia, benda-benda kenang-kenangan dan persahabatan dari berbagai duta bangsa, hingga seragam masa kecil ketika sedang bersekolah dahulu. Satu hal yang menarik buat saya adalah adanya keberadaan sepasang patung yang menggambarkan Bapak T.B. Silalalahi beserta ibu di kala tua nanti. Kedua patung tersebut mengenakan pakaian adat Batak dan saya hampir tidak mengenalinya karena wajah patung tersebut bercambang. Menurut Imelda Limbong, patung tersebut cukup mirip dengan Bapak T.B. Silalahi yang sekarang. Benda lainnya yang saya suka adalah pakaian adat Nias yang diberikan sebagai bentuk penghargaan untuk beliau karena telah membantu masa-masa rekonstruksi bencana gempa dan tsunami di Nias. Adapun satu buah ruang kerja utuh yang dipagari dan tidak boleh dimasuki yang konon masih menjadi ruang kerja Bapak T.B. Silalahi setiap bertandang ke Balige. Tidak banyak yang bisa saya ceritakan disini karena memang variasi dan jumlah koleksinya tidak sebanyak Museum Batak. Walaupun berstatus barang pribadi, namun Imelda Limbong sangat baik hati dengan mengijinkan saya untuk memfoto sejumlah koleksi beliau yang dipajang di museum tersebut. Sempatkanlah mencicipi museum koleksi barang pribadi ini kalau anda berkunjung ke T.B. Silalahi Center.
0 komentar:
Post a Comment