Sesuai rekomendasi Ros, akhirnya beta pilih Hotel Dewata yang terletak di Jalan Tom Pello. *beberapa tempat menuliskan Tompelo, bukan Tom Pello* Letaknya agak berbeda dengan hotel-hotel kebanyakan karena bukan di cluster hotel. Bangunan hotel ini pun sama sekali baru.
Kenapa Mama Ros bisa rekomen ini hotel? katanya, Ia dan rekan-rekan sering menggunakan jasa hotel ini kalau kebetulan mereka ada siaran di RRI Kupang yang tepat berada di depan hotel ini. Jadi, dia su tahu kualitasnya dan keramahan para staffnya. So, highly recommended banget dah!
Menuju Hotel Dewata, dari Bank Indonesia, tinggal ikut jalan lurus aja mengikuti Jalan Tom Pello (ambil arah yang ada kelihatan Bank Bukopinnya). Nanti, sebelum Rumah Makan Ayam Kalasan, jrengggg itulah Hotel Dewata. Anehnya, di buku-buku travel keluaran 2007 pun (Lonely Planet Indonesia 2007), Hotel ini tidak tercantum, padahal hotel ini termasuk hotel bagus loch. Pencarian Hotel di web untuk kategori Kupang pun jarang sekali yang merefer ke hotel ini. Hanya ada empat entri yang paling mendekati dengan dua entri berupa berita saja. Kalau dari Terminal Oebobo (Walikota) coba deh naik nomor 7 untuk sampai hotel ini.
Saya sendiri menginap di kamar dengan rate Rp. 75.000 yang masuk dalam kategori standard II. untuk kamar termahal, harganya Rp. 140.000(ada AC, air panas, dan TV). semua kamar sudah termasuk makan pagi yang berupa telur rebus utuh, roti bakar isi selai srikaya, dan teh manis (pada hari pertama dan kedua, pagi harinya turun hujan deras. alhasil, sarapan yang diletakkan di beranda depan berubah jadi roti basah dan telur basah.hiks).
Kamar saya nomor 20, terletak di bagian belakang hotel dengan sebuah Pohon Sukun yang besar menaunginya. Di belakang kamar saya, ada sejumlah kamar yang sedang direnovasi untuk perluasan kayaknya. Kamar saya memiliki beranda sendiri (2 bangku dan satu meja), satu tempat tidur besar ukuran queen, satu bantal dan satu guling (kasurnya cukup bersih loh), satu lemari kecil, satu cermin, dan kamar mandi dalam yang (fiuh) bersih dan baru.
Sayangnya, kamar ini hanya memiliki kipas angin dan tanpa televisi. Yah, 75rb geto loh...masak mau minta lebih? namun yang bikin agak beribet adalah ketiadaan colokan listrik di dalam kamar. Alhasil, kalau mau ngecas jadinya saya ke lobby. yah, lumayan sih, sambil ngecas sambil nonton tv ajah.
Kamarnya menurut saya sangat worth dan murah. Sayang, saya sendirian. kalau berdua kan bisa lebih murmer.hehehe... kamar mandinya yang rekomen banged nich. masih bersih karena masih baru. airnya deras mengucur dan bersih pula. waktu hari pertama sih sempet ada genangan air di samping tempat tidur (apaan coba?) dan lampu kamar mandi yg gak ada. tapi pas besok2nya, udah beresh rebesh tuh...kamar mandinya terang berendang! *saking benderang sampai berendang...haha*
yang menarik lainnya ialah memang pada dasarnya warga Timor tuh ramah-ramah. Seluruh staff hotel ini yang berjumlah 4 orang : Eki, Markus, Etna dan *duh satu lagi saha teh namanya?* cukup menyenangkan untuk diajak ngobrol, terutama pada saat mereka sedang tidak dalam proses check in ataupun check out. Bahkan, saya bisa tahu berbagai bentuk kebudayaan Timor dari mereka. Eki yang asli Atoni, Markus yang dari Sumba, dan Etna yang campuran, sama satu lagi *maaf yah, namanya lupa*. Saya bisa tahu tentang adat istiadat daerah Sumba, minyak di So'E yang sampai membeku di pagi hari ini berkat mereka. Kalau anda menyenangi info tentang kebudayaan Nusa Tenggara Timur, coba deh ajak ngobrol mereka dan banyak tanya, daripada menghabiskan waktu gak jelas dengan menonton tv.
Berhubung saya nggak punya televisi di dalam kamar, maka saya jadi sering banged bergentayangan di wilayah lobby buat makan, ngecas, nulis jurnal, hingga nonton televisi dan baca koran. Hahaha...udah serasa rumah sendiri deh itu. Tapi justru karena saya yang udah nganggap rumah sendiri itu, makanya jadi bisa kenal sama staff-staffnya. Kalau televisinya mati aja, sampe saya nyalain sendiri. Kalo soal acara, wah ga bisa ngarep terlalu banyak sich. Channelnya hanya beberapa yang aktif dan tidak buzzing. Jadi, satu2nya yang menarik ya hanya TV7 sedangkan lainnya kacau. Untung tv7 banyak nayangin acara budaya jadinya bisa relieve *kalau pas sinetron, langsung ganti channel* *Crut-bunyi remote TV dipencet-*
Di lobby, yang areanya digabung bersama dengan ruang makan dan terpisah dengan resepsionis ini, saya banyak makan makanan di hotel ini. Pertama, tentu saja males cari makan lantaran pada hari minggu, banyak restoran yang tutup *kegiatan gereja kali yach*. Alhasil, saya banyak makan makanan di dalam hotel ini. Mulai dari Nasi Goreng Se'i Sapi hingga Nasi Campur Timor. Mulai Dari Bubur Ayam hingga Mie Goreng. Teh Manis sampai Susyu putih hangat *cesss* harganya juga variatif dan terjangkau kocek loh. *gue cinta dah hotel kayak gini*. Untuk Nasi Goreng Se'I Sapi misalnya cuma berharga Rp. 15.000. Mie Goreng, Mie Rebus, Bubur Ayam hanya Rp. 8.000. Untuk Nasi Campur Timor (ada sayur hijau sejenis kangkung dan ayam sepotong digoreng) harganya cuma Rp. 16.000. Murah meriah banged deh :D
Hotel ini ukurannya cukup luas loh. Di areal belakang hotel, bahkan ada kantor MLM dan Toko Komputer segala. Rasa-rasanya malah ada kamar kos-kosan *ngeliat orang dengan potongan mahasiswa berkutat di depan komputer di salah satu kamar*
Di depan lobby malahan ada etalase kaca berisi daily guest amenities kayak sabun dan lain lain trus peralatan kantor sampai beragam hasil kerajinan tangan khas Timor *ga perlu kelilingan jauh2 neh*. Ada kain Timor, Sasando, Ti'i Langga, Kipas Cendana, Rosario Cendana dan banyak macam. buat anda yang males banged kemana-mana, pilih aja oleh-oleh di hotel ini. Harganya ga beda terlalu jauh koq :)
Oh yah, sebelum check in, ada tulisan besar terpampang di depan resepsionis bahwa ketika check in, harus menunjukkan bahwa pasangan adalah istri/suami yang sebenarnya. Menghindarkan diri dari hotel mesum kali yach? :P
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah... sepertinya enak tinggal begini an
ReplyDeleteBY :
http://palembang-musi.blogspot.com/