Mari, Saya Antar Anda Ke Pulau Sikuai

Inilah pulau yang lancar disebut-sebut dalam perbincangan yang mengatasnamakan pulau-pulau tercantik di Indonesia (atau dunia?). Ya, Sikuai menjadi satu nama yang paling ‘panas’ untuk dibicarakan terutama semenjak pulau resort ini dibuka untuk umum. Gambar-gambar di internet dan banyak beredar di forwardan e-mail itu begitu menggoda bahkan cenderung dianggap sebagai hoax. Banyak para netter menganggap e-mail tersebut adalah palsu. Banyak pengguna internet menilai dan mengira foto-foto yang ditampilkan adalah suatu tempat di luar negeri nun jauh disana. Bukan di Sumatera Barat, Indonesia, bumi pertiwi kita sendiri. Intinya, terlalu banyak penyangsian. Hamparan pasir putih dengan birunya laut tak bercela, pulau-pulau hijau yang kontras dengan birunya laut, resort yang tertata cantik dan eksklusif. Suasana pantai yang sepi hanya ditemani oleh semilir angin dan tempat tidur gantung. Semua ini membuat angan dan khayalan para netter langsung melambung ke pulau surga di Pasifik Selatan atau Samudera Hindia. Rasanya sangat mustahil di Indonesia ada tempat seperti ini. Bayangan masyarakat Indonesia akan pulau cantik di Indonesia kebanyakan langsung tertuju pada Bali. Tampaknya, hanya Bali yang masih memiliki pulau-pulau dan pantai cantik nan menawan. Di luar itu? Rasanya para turis tidak memiliki imajinasi lagi akan pulau cantik di Indonesia. Pokoknya Bali, begitu katanya. Itu yang terjadi pada tahun 2004 awal.
Nah, Pulau Sikuai yang mulai melejit namanya semenjak tahun 2004 ini tampaknya bisa disebut-sebut sebagai pengganti potongan surga di bumi. Seperti dikatakan sebelumnya, pantai pulau ini berpasir putih. Pantainya lebar, panjang dan sepi. Disini, hanya ada sepasang kekasih berjalan bergandengan tangan di tepi pondok-pondok bernuansa alam. Gambaran ini tentu menjadi daya tarik yang teramat kuat bagi promosi akan pulau ini. Belum lagi ditambah dengan pemandangan bawah laut yang menakjubkan. Ikan-ikan warna warni berenang bebas dan liar diantara terumbu karang yang masif. Birunya langit dan laut yang seirama ditambah dengan hijaunya perbukitan di pulau sekitar. Tidak ada kata lain yang lebih tepat selain “saya harus kesana!”
Terletak dalam wilayah administrasi Kota Padang, pulau seluas 44 hektar ini bisa dicapai dalam waktu 1 jam dari Dermaga Batang Arau. New Sikuai Island Resort, pengelola pulau ini per tahun 2007 telah membuat segala sesuatunya menjadi mudah bagi para wisatawan. Tulisan dalam brosur bertajuk “The Dream Become Reality” tampaknya benar-benar menjadi nyata karena mudah sekali untuk bakunjuang ke pulau ini. Yuk mari kita coba sambangi pulau yang aksesnya sudah dimudahkan ini.
Oke, pertama, yang harus anda pastikan adalah anda harus menuju dermaga tempat pemberangkatan menuju Sikuai. Dermaga yang dimaksud adalah Dermaga Wisata Bahari yang juga satu bangunan dengan AW Resto. Dermaga ini terletak di Jalan Batang Arau. Cukup mudah untuk mengenali fisik bangunan ini karena warna-warni yang mencolok dan sangat kontras dengan fisik beberapa ruko di sekitar bangunan ini. Apabila anda berada di Pantai Padang, berjalanlah terus ke arah selatan hingga melintasi departemen perhubungan dan jembatan kecil. Jarak ini bisa ditempuh kurang lebih 30 menit jalan kaki santai (masih pagi sich jadinya hayuk ajah dah!). Oh yah, waktu keberangkatan adalah pukul 10 pagi dan waktu kepulangan adalah pukul 4 sore. Jadi, usahakan anda sudah harus sampai di dermaga sebelum pukul 10 pagi agar tidak tertinggal (selain untuk booking tiket, anda juga bisa berfoto-foto di dermaga yang unik dan berwarna-warni). Pada saat anda membeli tiket, anda diminta untuk menuliskan data diri lengkap setiap penumpang kapal. Pada rombongan yang saya bawa, saya hanya diminta untuk menuliskan data lengkap saya saja beserta telepon yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat. Penumpang lainnya hanya wajib menuliskan nama saja. Kalau lapar, resto Aw yang ada di dalam bangunan ini bisa menemani anda santap pagi sebelum anda melancong ke pulau.
Saran saya, pergilah pada hari sabtu atau minggu. Kenapa? Alasan pertama adalah saya suka pulau yang lebih ramai. Apabila pulaunya terlalu sepi, saya tentu akan merasa takut ketika mengeksplorasi pulau ini tanpa bertemu dengan pengunjung lain. Alasan kedua karena sebagai seorang budget traveller, adalah sangat penting bagi saya untuk menghemat uang. Nah, tiket penyebrangan Padang-Sikuai pada akhir minggu memang lebih murah dibandingkan hari biasa. Pada akhir minggu, tiket dibanderol dengan harga Rp. 150.000 saja per orang. Biaya ini sudah termasuk transfer bolak balik Padang – Sikuai dan makan siang di dalam pulau. Pada hari biasa, tarif penyebrangan membengkak dua kali lipat yakni sebesar Rp. 300.000 dan minimal harus ada 10 orang dalam sekali keberangkatan. Apabila jumlah anda kurang dari 10, silahkan negosiasikan keinginan anda untuk mencapai pulau agar bisa diberikan penawaran harga kompromi. Ingat, tarif ini adalah tarif one-day-tour dimana pergi dari Padang pukul 10 pagi dan pulang dari Sikuai pukul 4 sore. Untuk anda yang mau menginap, tersedia sejumlah paket-paket untuk menginap di cottage yang tersedia, mulai dari Rp. 800.000 hingga Rp. 1.000.000 per malam per cottage(variasi harga tergantung posisi cottage dan pemandangan keluar). Cottage-nya sendiri bisa diisi hingga beberapa orang. Paket ini tampaknya jauh lebih menarik untuk anda yang sudah berencana untuk menginap di cottage dan pulang keesokan harinya. Tampak beberapa rombongan anak muda tinggal di dalam sebuah cottage. Bisa juga untuk wisata murah meriah! Kalau ramai-ramai mungkin bisa ditekan harganya.
Sudah nggak sabar yah cerita tentang pulaunya? Hehe...oke, kapal yang seharusnya berangkat pada pukul 10 agak ngaret sehingga kita baru naik ke kapal pada pukul 10.15 pagi. Itu pun dibarengi dengan kekecewaan lainnya. Apa pasal? Kapal yang bersandar di dermaga adalah jenis kapal modern yang berbodi besar dengan kabin manis di dalamnya. Di bagian atas kapal terdapat deretan bangku yang beratap kanopi. Untuk tempat duduk para wisatawan yang ingin menikmati Lautan Hindia tampaknya. Eits, jangan senang dahulu. Saya sudah senang akan menaiki kapal ini dan sudah merencanakan akan duduk di sebelah mana dan berfoto-foto sepanjang perjalanan. Ternyata, begitu melewati tempat check in, saya masuk ke kapal dan JRENG...keluar lagi dari sisi satunya. Saya menaiki kapal kecil sejenis sampan berkanopi yang bisa menampung hingga 40an orang. Tak heran, para tamu yang naik kapal pun ribut berceloteh sana-sini dan menyebut ini sebagai bentuk kebohongan publik, walaupun sebagian besar diantara mereka mengatakan ini sambil tersenyum-senyum dan tidak terlalu ambil pusing. Saya sendiri sebenarnya tidak masalah naik perahu bermotor tiga yang masih tergolong besar ini. Tapi kalau bisa, kapal pesiar mininya itu gak usah dikasih lihat donk! Bikin ngiler ajah. Parkir di tempat lain kan bisa. Hehehe...Tak lama, salah seorang petugas menaiki kapal dan dengan cepat menghitung jumlah penumpang. Tampaknya jumlah penumpang masih dalam kewajaran (penumpang sekitar 40an orang) sehingga tak lama perahu bergerak berbalik arah menuju muara.
Dalam brosur, perjalanan disebutkan akan memakan waktu 25-40 menit. Tampaknya, ada kondisi khusus yang membuat perjalanan tersebut menjadi secepat itu. Beberapa sumber menyebutkan, kalau berlayar dari Teluk Bungus atau dari Sungai Pisang, waktu tempuh bisa berkurang secara signifikan. Namun, dari Pantai Padang ke Bungus sendiri memakan waktu 30 menit hingga satu jam. Sama aja toh yah? Nah, pada prakteknya, saya terombang ambing di atas kapal motor bermesin tiga selama satu jam (kayaknya lebih deh). Untungnya, walaupun terlalu berangin, kapal itu dilengkapi dengan kanopi untuk menahan panas matahari. Untungnya lagi, sepanjang perjalanan mata anda akan dimanjakan dengan berbagai hal-hal menarik yang pastinya jarang anda temukan. Kamera saya tidak berhenti berfoto sana dan sini. Terlalu menarik untuk dilewatkan! Dalam perjalanan, beberapa kali saya melihat pulau kecil dengan garis batas dengan laut berupa pasir putih yang mengelilingi pantai dengan sangat rapi, entah berpenghuni atau tidak. Baru kali ini saya melihat pulau dengan pasir yang putihnya sangat cemerlang. Mulus sekali. Kapal-kapal yang berlayar di Samudera Hindia juga cukup menarik untuk dijadikan tontonan. Mulai dari kapal besar yang modelnya mirip kapal tanker, hingga kapal bercadik dan berbendera warna-warni yang sudah pasti sangat menarik perhatian tamu. Dari semua itu, yang paling menarik buat saya adalah penyu. Ya, saya bertemu penyu yang melintas dengan santai di sebelah sisi kapal, berkali-kali berenang dengan menyembulkan kepalanya ke permukaan dan menenggelamkannya lagi. Tampaknya lautnya sangat bersih hingga hewan-hewan ini masih berada di sini. Lautnya sendiri berwarna hijau. Tanda cukup dalam.
Mulai bosan dengan kegiatan foto-foto dan bermaksud menyimpan energi yang akan dikerahkan di pulau, saya mulai masuk mode hibernasi. Ya, dari status semangat, saya mulai masuk fase ngantuk. Ternyata perjalanan selama satu jam cukup membuat penantian yang panjang juga yah. Berkali-kali saya menajamkan mata ketika ada pulau yang terlintasi oleh perahu. Berharap itu adalah Sikuai. Sayangnya, Sikuai tidak kunjung datang. Sampai akhirnya, beberapa penumpang (anak muda) di bagian geladak kapal mulai berdiri dan menunjuk-nunjuk. Ohhh...tampaknya kita sudah segera sampai. Air laut sudah berwarna biru tua.
JRENG. Tiba-tiba saja, tanpa permisi, Sikuai sudah terbentang di depan perahu. Perahu yang sudah melewatinya segera mematikan mesin dan memutar haluan. Mulut saya ternganga dan saya takjub sampai terbengong-bengong. Yah, gak seekstrem itu sich penggambarannya. Saya hanya ingin mempertegas bahwa yang saya lihat ini sungguh menakjubkan. Air laut berwarna biru laut sangat pekat pertanda airnya sangat dalam. Namun, tak lama ketika perahu mendekat ke dermaga, air laut secara cepat berubah warna menjadi hijau pekat, hijau dan akhirnya hijau muda dan di tepi pasir pantai, air berwarna biru muda. Baru kali ini saya melihat yang seperti ini. Deretan pondok di tepi pantai dilengkapi dengan deretan pohon kelapa. Ya, mungkin benar apa yang dikatakan oleh brosur tersebut. Mimpi yang menjadi kenyataan. Belum selesai rasa takjub saya, ketika perahu mendekati pinggir dermaga, air berwarna hijau terang bening di bawah kapal menampilkan pemandangan luar biasa. Ribuan ikan sejenis teri berenang bebas di bawah perahu. Rasanya mereka dapat dengan mudah digapai terlebih dasar dari tempat mereka berenang adalah pasir. Tampaknya cukup dangkal. Namun, saya belum mau mengambil resiko itu. Saya masih bisa menahan diri koq :)
Sesuaikah Sikuai dengan apa yang digembar-gemborkan selama ini? Ya! Saya bisa mengatakan bahwa semuanya serba sempurna dan benar di Sikuai ini. Tidak ada satu hal pun yang salah dari Sikuai. Warnanya terutama. Semua warna terlihat jelas dan terang. Warnanya benar dan sempurna. Kamera saya tiba-tiba seakan memiliki kemampuan lebih untuk bisa menangkap warna lebih banyak. Hijaunya perbukitan dan pulau kecil di sekeliling Sikuai dipadu dengan birunya laut dan langit tertangkap dengan sempurna oleh kamera saya. Sempurna. Hanya satu kata! Sempurna dan Sempurna! upss...itu 3 kata yach? haha.. Brosur dan e-mail tersebut tidak melebih-lebihkan. Inilah yang akan anda rasakan di Sikuai. Bukan di Maladewa, Mauritius, Bora-Bora atau Tahiti (yah, saya sich belum pernah ke pulau-pulau itu). Semua ini ada di Sikuai.
Pasirnya yang berwarna putih. Perahu yang ditambatkan di tepi dan bergerak malas-malasan karena terbawa ombak. Cuaca yang sangat mendukung. Rasanya, kalau itu pulau pribadi saya, pasti saya akan segera melucuti pakaian saya dan langsung lari menuju pantai lalu melakukan atraksi guling-gulingan di pasir pantai. Meluapkan ekspresi kegembiraan dan naluri liar alami. haha.. Ya, belum pernah saya melihat yang seperti ini dari kacamata seorang turis. Dari brosur, fasilitas di pulau ini cukup banyak. Dengan luas sekitar 44 hektar, pulau ini bisa dikelilingi dengan berjalan kaki selama 45 menit. Tidak terlalu lebar juga yah? Jogging Track yang lebar dan nyaman mengelilingi pulau ini, cocok untuk anda yang ingin jogging di pagi hari sambil menghirup udara Sumatera Barat di lepas pantai. Sejumlah fasilitas ditawarkan gratis alias bebas bayar sementara sejumlah fasilitas tidak. Sejumlah fasilitas sudah termasuk pada tiket one-day-tour atau tiket menginap yang sudah dibayarkan. Fasilitas yang bisa dicoba antara lain : kolam renang, sunset plaza, lintasan lari, lapangan voli dan tentunya, berenang gratis di tepi pantai. Fasilitas lain yang mengharuskan anda merogoh kocek adalah : karaoke, snorkelling (Rp. 50.000 / jam), banana boat (Rp. 75.000/orang) , diving, sewa perahu dan sepeda. Saya masih memiliki waktu 5 jam lagi sampai saatnya nanti sore kapal akan datang menjemput. Pilihan saya jatuh pada berenang di pantai dan bermalas-malasan. Kapan lagi bisa berenang di pantai yang bersih dan jernih seperti ini? Seandainya ada pantai dengan pasir putih seperti ini belum tentu juga sesepi ini. Ya ngga? Sebelum makan, mungkin sebaiknya anda tahu bahwa dalam one-day-tour, anda juga turut mendapatkan sekotak nasi. Jadi, anda tidak perlu repot-repot mencari makan siang karena semua sudah disediakan oleh panitia. Makan siangnya pun tetap bernuansa Padang walaupun makanannya berupa nasi kotak. Sehabis makan, barulah saya mengganti pakaian saya (yang sudah sedari tadi ingin saya lakukan) dengan pakaian renang dan berlari menuju pantai untuk melepaskan hasrat saya akan pantai perawan ini. Yang pertama saya coba tentu berguling-gulingan di pasir yang lembut dan sangat putih tersebut. Sungguh. Sangat menyenangkan bisa menikmati pantai dengan pasir seputih itu. Sensasinya berbeda dengan pasir di pantai hitam. Jelas, bermain-main dengan pasir hitam mungkin sudah membuat mood menjadi malas. Kalau di pantai ini, hmm..rasanya saya rela tiap hari hanya diam di pinggir pantai sambil berjemur (mudah-mudahan mataharinya gak terlalu kuat sampai bikin gosong yach...)
Hal berikutnya yang ingin saya coba adalah snorkeling. Berhubung saya menghemat budget, maka biaya sewa peralatan snorkeling sebesar Rp. 50.000 per jam tidak ada dalam daftar belanja saya. Saya sudah membawa kacamata renang biasa. Saya mencoba berenang agak ke tengah (daerah yang berkarang dimana airnya mulai berwarna biru tua). Sayangnya, -saya menduga ini disebabkan oleh pembukaan pulau yang sudah berjalan beberapa tahun- karangnya tidak seindah yang pernah saya bayangkan akan Wakatobi, Togean, Raja Ampat, atau 17 Pulau hingga Derawan. Beberapa karang bahkan sudah berwarna hitam atau gelap (walaupun saya masih menemukan pecahan kulit kerang berukuran cukup besar yang jarang sekali ditemukan di pantai lain. Siapa sih yang masih bisa menemukan kulit kerang berukuran besar dan tidak terusik?). Melihat kondisinya yang seperti ini, saya tidak berani membayangkan apa yang terjadi dalam beberapa tahun ke depan apabila pantai ini terlalu mudah didatangi turis-turis. Apakah Manajemen New Sikuai bisa mengembalikan kondisi alam pantai pulau ini seperti sedia kala sebelum kedatangan banyak turis? Saya harap demikian. Walaupun begitu, saya tidak ambil pusing. Saya lebih tertarik menikmati waktu liburan saya disini (hanya 5 jam loch! kurang bahkan, gara-gara ngaret!). Menariknya, saya bertemu dengan beberapa ikan berukuran sedang walaupun saya berenang masih tidak terlalu jauh dari pantai. Ingat Dory? Ya, saya bertemu si Dory di salah satu karang. Ikan berwarna biru itu tidak tampak terlalu takut didekati manusia walaupun habitatnya tidak berwarna-warni seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Saya juga tidak siap memegang ikan tersebut. Takut menyakiti. Sisanya adalah ikan berukuran sedang dengan warna oranye cerah. Mereka berenang berdua-dua mengelilingi bebatuan dan karang. Sangat mengesankan! Berhubung saya tidak mengenakan peralatan snorkeling dan tabung udara, maka saya tidak berani menjelajah terlalu jauh. Saya tidak punya pengalaman apapun di dunia snorkeling. Baru sampai agak ke tengah saja saya harus berkali-kali mengambil nafas ke atas permukaan. Walaupun lautnya sangat tenang, namun saya tetap tidak berani mengambil resiko.
Seusai berenang dan puas berfoto-foto di tepi pantai, saatnya saya berbilas dan berenang di air tawar. Kolam renang di tengah cottage menjadi pilihan saya. Sayangnya, kolam renangnya masih memiliki kamar mandi yang kurang layak dibandingkan dengan segala fasilitas yang ada di pulau ini. Sedikit disayangkan jadinya. Walaupun panas terik, namun saya tetap rela berenang. Bersama denga para tamu-tamu lainnya, tampaknya semua tidak ada yang ingin melewatkan satu detik pun tanpa bersenang-senang dan tidak menikmati fasilitas disini. Gak mau rugi donk pastinya. Hehe... Kolam renangnya terbagi menjadi dua, kolam renang dewasa sekitar satu setengah meter dan kolam renang anak-anak yang dangkal dengan ukuran mini. Airnya bersih, serasa kolam renang pribadi dech!
Alhasil, waktu 5 jam yang saya miliki lekas terbuang karena saya banyak bersantai-santai di pantai. Bersama saya, ada sejumlah wisatawan asing baik pria maupun wanita, berjemur di pantai lengkap dengan kursi kolam yang mereka tiduri. Mereka berjemur malas-malasan sambil membolak-balik tubuh mereka. Sebagian wisatawan lokal justru lebih aktif dibanding mereka. Wisatawan lokal banyak bermain-main di tepi pantai dan berenang. Beberapa malah mengambil kegiatan snorkeling dan diving. Saya tidak sempat memutari seluruh pulau karena sudah terlalu asyik berenang di pantai. Ketika ingin berkeliling, saya baru sadar, waktu sudah terlalu sore. Kapal pengangkut akan segera tiba. Ketika jam 4 sore mulai tiba, speaker akan berkumandang di penjuru pulau, memanggil tamu-tamu yang harus kembali ke Padang. Sayang, berhubung waktu transfernya pukul 4 sore (tiba di Padang pukul 5 sore), maka saya tidak bisa menikmati sunset plaza yakni tempat melihat matahari terbenam yang terletak di bagian bukit tertinggi di tengah pulau. Mungkin inilah fitur lebih bagi pengunjung yang menginap. Sayang, saya tidak bisa menikmatinya. Namun saya ingin suatu hari nanti menginap disini.
Takut ketinggalan? Mungkin saja terjadi. Satu rombongan bersama saya, empat orang turis wanita asal eropa teringgal kapal yang kembali ke Padang pukul 11 siang. Alhasil mereka harus ikut kapal pukul 4 sore, berbarengan dengan para tamu one-day-tour. Saya cukup merasa aman di pulau ini karena selain load speaker yang dipasang di penjuru pulau berguna untuk memanggil wisatawan, nama-nama para tamu dipanggil satu persatu untuk memastikan bahwa mereka kembali ke Padang. (Pada waktu membeli tiket, anda diwajibkan menulis nama, data diri dan telepon darurat yang wajib dihubungi. Tidak wajib semua orang, hanya ketua regu saja). Kapal berangkat tepat pukul 4 sore dan saya mendapat suguhan berupa atraksi ikan-ikan di tepi kapal yang berloncatan entah mungkin mendapat mangsa atau melakukan tarian perpisahan dengan para tamu Sikuai (masih inget kan, kalau di bawah kapal ini persis ada ribuan ikan sejenis teri berenang?Dasar dermaganya dangkal, sangat jelas dipandang mata). Perjalanan pulang saya habiskan dengan setengah tertidur. Selain karena capai, saya terpanggang matahari yang memantul dengan terik dari laut yang bersih. Capai dan puas telah mengunjungi Sikuai walaupun hanya satu hari. Seandainya memang waktu dan dana menginjinkan, saya akan ambil pilihan menginap disana.
Beberapa hal yang patut anda ketahui antara lain, saya pernah mendengar berita yang mengabarkan bahwa penyebrangan Padang-Sikuai ditutup karena lautnya ganas. Perhatikan bulan dan waktu anda bepergian. Selalu konfirmasi kepada jasa operator layanan ini, apakah penyebrangan selalu tersedia. Bulan terbaik untuk bepergian berkisar Maret – November dimana resiko pembatalan penyebrangan sangat kecil (memang, pembatalan penyebrangan sangat mengecewakan, tapi tentunya operator tidak mau mengambil resiko menerbalikkan kapal *amit-amit* di lautan Hindia yang sangat dalam itu bukan?). Bulan Maret hingga November diyakini sebagai bulan bebas terjangan angin siklon di sekitar laut Hindia yang dapat membuat ombak berulung tinggi hingga bermeter-meter. Tsunami juga menjadi perhatian pulau ini mengingat posisinya tepat di patahan lempeng yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan tsunami ke pulau ini. Untungnya, Pulau ini telah dilengkapi dengan detektor tsunami yang akan berbunyi 30 menit sebelum tsunami menerjang. Yang harus anda lakukan hanyalah berlari ke arah bukit tertinggi di pulau ini (400 meter di atas permukaan laut) dan anda selamat disana.
Mengenai Pusako Sikuai, manajemen Pusako telah berganti menjadi New Sikuai Resort Island per 2007 lalu. Jadi, keduanya adalah pulau yang sama namun ditangani dengan manajemen yang berbeda.
Bawalah peralatan renang dan mandi anda selengkap yang anda bisa. Apabila anda mampu membawa kacamata dan peralatan snorkeling, itu merupakan ide yang bagus untuk penghematan. Berhubung Sikuai cukup panas, bawalah sunblock untuk mengurangi kedashyatan sinar matahari yang memanggang kulit anda. Hubungi Operator New Sikuai Island di Jalan Batang Arau Dermaga Wisata Bahari (ada plang nama berukuran cukup besar), telepon 0751-33163 atau fax 0751-30804. Anda juga bisa chatting dan beremail ria dengan operatornya di new_sikuaiisland@yahoo.co.id atau di info@newsikuaiisland.com. Buka websitenya di www.newsikuaiisland.com. Silahkan berkunjuang ke Sikuai dan saya tunggu cerita anda.

6 komentar:

  1. oom Lomar!!!

    Thanks ya postnya..magnifico :)

    gua jadi tambah pengen kesana...hehehe gua coba kontak operatornya deh..

    post yang sangat sangat bagus oom Lomar!!

    ReplyDelete
  2. hahahaha...bisa aja dech :P

    saya kan senang bisa memuaskan pelanggan saya :D hehehe....enjoy the Sikuai dan saya tunggu ceritanya yach Za. Kali2 lo sempet kelilingan pulau dan menemukan spot-spot menarik yg belum sempat gue jelajahi..hehehe

    telponnya dan informasinya bagus koq. informatif. CP nya Uni Nunung.

    ReplyDelete
  3. gila lo kasih liputan ttg sikuai.makin bikin gw ngiler ke sono.

    emang benar sih sikuai salah satu objek yg jadi magnet di nusantara.

    foto-foto nya lagi-lagi keren.thanks for sharing...

    keep posting bro...

    ReplyDelete
  4. hehehehe.....pulau ini cocok banged buat getaway...rasanya jauh dari mana-mana dan masih asli. Yah, ngarep sih, mudah2an biaya mahal yang kita bayarkan buat konservasi alamnya biar tetap indah. Maunya beberapa tahun ke depan pulaunya masih sama kayak gini. :D gpp deh tiket masuk mahal tapi tetap terjaga alamnya...ya ngga? :D

    ReplyDelete
  5. uuuuuhhh...pengeeeeeeeeennnnnnnnnnnn!!!!!!!!

    ReplyDelete
  6. Misi ^^ nmp promo

    Gw baru join ni invest game n dalam HANYA SEHARI MODAL 80 RIBU GW DA BALIK! Baru mulai sudah terbukti.. btw, saran aj, mending punya rek BCA n email gmail dolo (yahoo kadang suka eror. tp masi bs koq..) INGET! CUMAN SEKALI BAYAR 80RB.. anggep aj lagi minjemin duit ma temen lo.. eh dibalikin berlipet2 wk9... TRUST ME.. INI BISNIS ONLINE TERAMAN dan TERBUKTI! ^^ http://easymoney.rocks.it/

    ReplyDelete