Seperti layaknya kota pinggir pantai, Kupang memiliki beberapa tempat wisata yang beraromakan laut. Lokasi wisata terdekat dengan pusat kota (area Kelimutu dan Urip Sumohardjo) adalah Teluk Kupang bagian barat. Pantai yang bertembok keras (maksudnya bukan pantai berpasir, tapi pantai berbeton gitu loch. Pasirnya sich ada sedikit sjah...) ini terletak tepat di depan Terminal Angkot Kota Kupang atau di Jalan Ikan Tongkol. Apabila anda berada di sekitar pusat kota, perjalanan menuju ke pantai ini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja. Sambil menuju pantai, anda bisa menikmati bangunan-bangunan lama dan tua yang berada di seputaran jalan menuju pantai (Jalan Soekarno). Apabila anda tiba di Kantor Bupati Kupang, maka anda sudah pada jalur yang tepat. Berjalanlah sedikit lagi menuju pantai yang terlihat sangat jelas di depan mata.
Pantai ini sejatinya adalah sebuah muara dari kanal yang melintasi Kota Kupang. Pada saat kunjungan, saya melihat kanal tersebut kering sehingga wujud pantai ini benar-benar seperti pantai pada umumnya (maksudnya, pantai bukan hasil curahan sungai. tapi seperti pantai yang biasa kita lihat). Sisi pantai yang ditembok keras tidak memungkinkan anda untuk menikmati pasir pantai dengan leluasa. Pada sisi bawah undakan yang berbentuk seperti tangga, ombak sudah datang menghampiri. Kebetulan, Januari adalah musim angin yang agak kurang baik sehingga ombak di pantai sangat kencang sekali. Di sisi kiri, terdapat sebuah jalanan dermaga yang tampaknya digunakan oleh para nelayan untuk naik atau turun dari perahu yang mereka tumpangi. Lepas sedikit arah pantai dari jalan dermaga tersebut, tampak obor-obor yang dipasang menuju laut. Pantai ini memang lebih tepat digunakan sebagai lokasi untuk bersantai sambil duduk-duduk di undakan tangga, baik pagi maupun sore hari. Saya juga tidak menyaksikan adanya orang yang nekad berenang di pantai ini (selain panas banget, ombaknya dashyat!)
Daripada pantai wisata, pantai ini sebenarnya lebih cocok disebut sebagai pantai niaga karena banyak aktifitas perniagaan dilakukan di pantai ini. Pada sisi kiri, terdapat sejumlah perahu ditambatkan di atas pasir. Pada sisi daratan, terdapat sebuah pondokan besar seperti halte bus yang digunakan oleh para nelayan untuk duduk, beristirahat, mengobrol, ataupun mempersiapkan alat-alat mereka. Tampak pula sejumlah tukang ojek duduk-duduk di pondokan tersebut, mengobrol sambil menunggu calon penumpang datang. Di bagian bawah pondokan, terutama di areal berpasir, tampak sejumlah nelayan bertelanjang dada sedang memperbaiki perahu mereka. Di sisi sebelahnya, ada seorang bapak dan ibu yang sedang memilah-milah ikan dari ember dan kemudian langsung membersihkan ikan tersebut di tempat dengan menggunakan pisau. Entah, mungkin saja ikan-ikan tersebut dapat langsung dijual ke pembeli yang melintas atau dikirimkan ke pasar (pasar yang dimaksud ini akan lebih tepat disebut sebagai kumpulan pedagang yang berjualan di depan Terminal Bemo Kota Kupang). Demikianlah pantai yang lebih banyak memiliki kegiatan niaga dibanding kegiatan wisatanya ini. Saya sendiri hanya menjumpai satu orang yang duduk saja di undakan memandangi laut tak bertepi dan orang lainnya sedang berfoto-foto dengan handphone yang ia miliki.
Beberapa rumah makan yang ada di tempat tersebut antara Restoran Depot Laut, di sebelah Hotel Kupang Sea View, Restoran Pantai Timor (di depan Hotel Kupang Sea View), dan Bar Teddy’s (di dalam Hotel Pantai Timor). Daerah yang biasa dikenal sebagai Solor ini sebenarnya ditutup pada malam hari untuk para pedagang berjualan makanan hasil laut. Ini informasi yang saya dapat dari warga lokal. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat mengunjungi Kampung Solor di malam hari. Mungkin jika anda sempat, coba dech sambangi pantai ini di malam hari. Kali-kali aja dapat harga miring untuk seafood yang enak! Pantai Teluk Kupang bagian barat ini nyatanya memang tidak terlalu besar. Sebelah kiri tertutup oleh Restoran Pantai Timor dan sebelah kanan tertutup oleh deretan ruko dan toko di Jalan Garuda. Praktis, tidak banyak yang dapat dilakukan disini selain duduk santai di undakan tangga sambil makan angin laut. Jangan lupa bawa topi dan payung apabila anda takut hitam. Mataharinya super ganas, apalagi pohon-pohon peneduh hampir nggak ada. Pantai ini tidak memiliki Gazebo atau pondok-pondok kecil untuk berteduh. Alhasil, tempat duduk yang nyaman hanyalah di undakan tangga pantai. Siap-siap aja berpanas-panas ria.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment