Huta Batak Siap Kunjung Di T.B. Silalahi Center

Belajar sejarah, sosiologi, antropologi, dan kebudayaan ternyata bisa sangat menyenangkan. Saya harus mengakui bahwa saya sangat menyukai T.B. Silalahi Center. Mengapa? Karena visi mereka untuk mempersatukan 6 puak Batak dan memperkenalkan budaya Batak ternyata tidak tanggung-tanggung. Mereka totalitas dalam melakukan pelayanan karya kemanusiaan mereka (Saya menyebut ini karya kemanusiaan karena memang berkaitan dengan kebudayaan manusia toh? Hehehe). Selain museum yang memajang benda-benda adat dan budaya Batak, di tempat ini ada sebuah Huta Batak atau Kampung Batak. Persis di sebelah Ruma Bolon, sebelum kolam renang, disinilah Huta Batak ini berada.
Definisi dari Huta Batak sendiri adalah pemukiman khas Batak yang tertutup, terdiri atas desa-desa dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Umumnya, kelompok masyarakat kecil ini masih memiliki hubungan kekerabatan, atau kumpulan marga. Kenapa disebut tertutup? Secara harafiah, Huta Batak memang dikelilingi oleh tembok batu atau tanah yang disebut dengan Parik dan ditanami pohon bambu yang sangat rapat. Jalan masuk ke dalam suatu Huta maksimal hanya ada satu atau dua, depan atau dan belakang. Secara sistem sendiri, tertutupnya suatu Huta dikarenakan sistem kekerabatan yang masih dianut oleh kelompok yang tinggal di dalamnya. Walaupun sekarang sudah menjadi lebih cair dibandingkan jaman dahulu, namun umumnya penghuni suatu Huta adalah orang-orang masih bertalian darah dan memiliki hubungan kekerabatan hasil dari kawin mawin. Walaupun masih dikelilingi oleh Parik dan memiliki dua jalan masuk, namun penggambaran Huta Batak di T.B. Silalahi Center sudah dimodifikasi agar tidak terlalu berkesan “tertutup”.
Huta Batak ini menampilkan apa yang menjadi gambaran suatu Huta secara sempurna. Di tempat ini, gambaran suatu Huta secara sempurna diperlihatkan seperti pada deretan Ruma dan Sopo yang berhadap-hadapan, keberadaan Pohon Hariara, keberadaan makam batu, diorama orang, peralatan yang digunakan, hingga ornamen-ornamen adat seperti Sigale-gale atau magis seperti Ulubalang yang berfungsi untuk melindungi Huta. Di tengah-tengah Huta, terdapat halaman atau yang disebut dengan Alaman yang luas, tempat anak-anak bermain atau orang dewasa beraktifitas. DI kanan dan kiri Alaman ini terdapat deretan Ruma dan Sopo. Menariknya, deretan Ruma dan Sopo di tempat ini bukanlah Ruma maupun Sopo buatan. Semua Ruma dan Sopo di tempat ini adalah bangunan asli yang dahulunya pernah ditempati dan sudah berusia ratusan tahun. Walaupun sudah mengalami sejumlah perbaikan, namun bentuk asli bangunannya tetap dipertahankan. Semua Ruma dan Sopo ini merupakan sumbangan dari sejumlah keluarga yang tersebar di beberapa lokasi seperti misalnya Silaen, Laguboti, Ombur, Hutabulu, bahkan rumah Bapak T.B. Silalahi sendiri. Menariknya lagi, bagian bawah Ruma yang disebut Tombara ternyata bisa merepresentasikan kehidupan seperti apakah yang dijalani oleh warga Batak yang menghuni suatu Ruma. Misalnya saja, jika di Tombara terdapat peralatan memancing, atau bubu penangkap ikan, maka bisa dipastikan bahwa penghuni Ruma tersebut adalah seorang Partoba (nelayan). Apabila di Tombara terdapat alat-alat pertanian, maka bisa dipastikan bahwa penghuni rumah tersebut berprofesi sebagai petani. Ada pula yang pada bagian Tombara-nya terdapat alat-alat untuk menenun Ulos. Rumah dimana Bapak T.B. Silalahi tinggal dan besar pun terdapat seekor kerbau replika dengan kedua tanduk yang bengkok ke bawah. Ini untuk penanda bahwa pada masa kecilnya, beliau menggembalakan kerbau yang dua tanduknya bengkok ke bawah.
Anda bisa saja memasuki sejumlah Ruma dan Sopo yang terbuka (biasanya, kita mungkin nggak enak kalau memasuki Ruma atau Sopo yang memang benar-benar dihuni khan?). Ada salah satu Sopo yang bahkan terbuka pada semua sisinya sehingga tidak memiliki dinding. Bagian dalam Ruma dan Sopo pun masih dipertahankan seperti aslinya walaupun sudah mengalami modifikasi untuk menyelamatkan bangunannya itu sendiri (minus perabotan dan kelengkapan peralatan rumah tangga saja yang sudah tidak ada di dalam Ruma). Buat saya, ini adalah penggambaran Huta Batak yang sangat baik dan sangat layak dikunjungi. Nggak hanya menampilkan suasana Huta Batak yang dibuat seperti aslinya, namun papan-papan besar yang berisikan penjelasan akan setiap aspek dalam Huta Batak ini cukup banyak dan mendetail. Ya, saya bisa belajar banyak dari papan-papan informasi tersebut.

0 komentar:

Post a Comment