Patung, Prasasti Dan Peralatan Rumah Tangga Di Aula Bawah Museum Batak Balige

Kejutan! Ternyata di bagian bawah Museum Batak T.B. Silalahi Center banyak terdapat patung-patung dan prasasti unik dari kebudayaan Batak. Sayangnya, patung-patung yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar di seantero aula ini hanya berasal dari wilayah Batak Toba. Saat saya tanyakan kepada Imelda Limbong, ia menjawab bahwa koleksi yang didapat baru yang berasal dari wilayah Batak Toba saja. Untuk wilayah puak lainnya sedang menyusul diusahakan untuk dikumpulkan. Adapun sebagian besar dari patung maupun prasasti ini berasal dari kebudayaan lama Bangsa Batak yang masih menganut pelebegu, ini ditandai dengan terdapatnya sejumlah ulubalang dan bahan material penyusun yang sebagian besar terbuat dari batu dan kayu. Selain patung dan prasasti, terdapat pula sejumlah peralatan rumah tangga seperti Panutuan dan Losung.
Benda-benda unik lainnya yang dipasang ialah patung-patung penghias suatu Huta, ornamen penghias sebuah rumah dan (mungkin) sesuatu yang disembah pada masa itu. Jujur saja, sekilas saya melihat warna kebudayaan Aztec atau Maya dalam benda-benda pajangan di aula bawah Museum Batak ini. Apakah memang semua umat manusia saling memiliki hubungan yach? Apabila hari sudah gelap, saya yakin saya tidak terlalu menginginkan untuk berada di tempat ini lantaran ekspresi dan ukiran patung batu maupun kayu tersebut yang saya nilai agak menyeramkan. Ekspresinya saja sudah agak menyeramkan, apalagi melihat fungsi dari patung-patung tersebut yang dipercaya sebagai penjaga sehingga beberapa diantaranya disembah, dan memiliki kekuatan magis. Saya sich nggak sampai kepikiran kalau patung-patung ini dibuat replikanya dan dijual sebagai souvenir ke pengunjung. Saya rasa saya nggak akan membelinya, saya lebih suka Ulos atau benda-benda rumah tangga saja. Hehehe.
Sayangnya, hampir semua koleksi unik disini hanya dicantumkan namanya saja tanpa adanya penjelasan lebih lanjut. Walaupun semua kondisi barang-barang yang dipadajng dalam kondisi terawat, namun akan jauh lebih baik apabila ada penjelasan detail untuk setiap benda yang dipajang disini. Walau nggak ada tanda “Dilarang Menyentuh” benda koleksi, namun sebaiknya memang kita harus membiasakan diri untuk tidak menyentuh benda-benda koleksi mengingat usia benda-benda ini yang sudah ratusan tahun lamanya. Kebiasaan orang kita sih, kalau ditutup, ingin melihat; kalau dikasih lihat, ingin memegang; kalau dikasih pegang, ntar minta apa lagi. Hahaha. Nggak akan ada habisnya. Jadi, usahakan untuk menahan keinginan memegang benda-benda pajangan tersebut, apalagi benda-benda ini diletakkan di tempat terbuka tanpa adanya pelindung kerangkeng atau pagar sama sekali. Udara dari Danau Toba pun akan langsung menghantam tempat ini tanpa hambatan sama sekali. Untung saja udara Danau Toba bukanlah laut yang bergaram yang akan mengorosif wilayah sekitar ini. Sambil menikmati patung-patung kebudayaan Batak Toba, kita bisa menikmati hamparan sawah menghijau yang cantik membingkai Danau Toba di tepi Balige ini. Ya, saya sudah nggak inget pulang kalau melihat sawah dan danau seindah dan secantik ini.

0 komentar:

Post a Comment