Begitu pengeras suara berbunyi bahwa kita akan segera tiba di El tari, wah betapa senangnya hati ini. Sudah cukup penat selama kurang lebih 3 jam, saya menghirup udara kalengan. Enough, saya ingin mencium udara segar Timor.
Begitu mendarat di bandara El Tari (KOE), yang saya rasakan adalah puanash menyengat! Ya, walaupun dikelilingi oleh perbukitan yang nampak jelas di sekeliling bandara, cuaca di siang tiu terlampau terik dan awan pun bersih walaupun sejumput Cumulus berjuntai di udara. Badai Charlotte yang katanya masih mengamuk di Australia utara pun tidak memberi efek terlalu banyak pada cuaca yang terjadi di Kupang. Panas...
Satu hal yang paling mencolok dari bandara ini adalah tidak adanya tulisan yang memberitahukan kita, dimana kita berada saat ini. Rata-rata bandara yang pernah saya sambangi, umumnya selalu memiliki tulisan nama bandara di atas atap bangunan utama bandara yang bersangkutan. Jadi, penanda bahwa kita sudah sampai di Timor hanyalah bentuk fisik bangunan yang memang khas Timor. Bangunan yang harusnya terbuat dari rumbia dan ijuk tersebut terbuat dari sejenis seng berwarna kehijauan. Namun, berkat sinar matahari yang memancar panas, maka tidak jadilah saya berkeliaran di area landas pacu. Saya segera butuh untuk mendinginkan badan di dalam ruang tunggu bandara.
Sama seperti bandara kecil lainnya, KOE hanya memiliki satu ruangan besar tempat kedatangan yang berisi ban berjalan dan beberapa stand namun tanpa adanya informasi apapun baik berupa brosur atau apapun yang kiranya dapat membantu turis mencari informasi tentang kota ini. Sayang sekali, terminal kedatangan yang kiranya dapat dimaksimalkan untuk mempromosikan Nusa Tenggara Timur, jalur penerbangan lanjutan, jadwal kapal laut, angkutan darat, objek wisata dan hotel hotel, namun tidak digunakan secara maksimal untuk fungsi itu. Yang cukup mencolok hanyalah papan neon iklan Timor Express dan Timor Travel yang menyediakan mobil travel dari Kupang, Soe, Kefa Menanu, Atambua hingga Dili. Akhirnya, setelah saya yakin bahwa tidak ada brosur sama sekali yang dapat diminta dari tempat ini, saya segera keluar melangkahkan kaki menuju kota.
Bandara Udara El Tari terletak di Penfui, kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Jarak dari Bandara hingga menuju pusat kota masih cukup jauh. Masih sekitar 14-15 kilometer. Begitu keluar dari ruang kedatangan, saya langsung berjumpa dengan wajah-wajah penjemput yang sumringah menantikan kehadiran sanak saudara mereka. Beberapa pria mendekati saya sambil menawarkan jasa taksi ataupun ojek mereka. Tampaknya Kupang cukup terkenal dengan ojeknya. Apabila anda kebelet, Toilet terletak di ujung bandara, jadi lumayan peregangan setelah cukup lama menempuh perjalanan di pesawat. Rasa lemas akibat baru saja muntah masih terasa sedikit di bibir bercampur dengan aroma kebahagiaan karena telah sampai di Tanah Timor. Ya, kalau begitu, tunggu apalagi? waktu tak bisa menunggu, mari kita langsung jelajahi bandara dan berangkat menuju kota!
Ada beberapa spot menarik di bandara yang dapat anda jadikan objek potrat potret. Salah satunya adalah patung Komodo lengkap dengan kolamnya sebagai citra dan identitas Nusa Tenggara Timur. Walaupun masih terletak sangat jauh di ujung barat Nusa Tenggara Timur, namun Komodo adalah hewan kebanggaan masyarakat NTT. Walaupun berpanas=-panas ria, namun saya memaksakan mencari objek menarik lainnya di bandara. Objek lainnya adalah Patung seorang jenderal (yang tampaknya adalah EL Tari sendiri). Saya tidak dapat menemukan identitas patung tersebut, namun logikanya, patung apa yang dibuat di dalam bandara kalau bukan pemilik nama bandara tersebut? Sayangnya, patung yang bercat putih tersebut sudah tampak terkelupas catnya karena terkena cuaca. Padahal, patung tersebut terletak di tengah-tengah taman yang menarik. Setelah itu, anda dapat menikmati berbagai flora khas Timor. Anda dapat menyaksikan sejumlah pakis-pakisan, lontar, kelapa dan palem, serta beberapa tumbuhan daerah kering dan hampir gurun seperti Tanah Timor ini.
Sedikit tips, jalan menuju perempatan adipura hingga anda bertemu kendaraan umum di depan bandara cukup jauh, sekitar 1 KM. Apabila memang anda memang merencanakan untuk berjalan kaki, maka anda bisa langsung mengabaikan semua tawaran ojek maupun taksi yang akan anda dapat hingga pintu gerbang, bahkan! Saya akan menggunakan kaki saya sambil berwisata keliling daerah bandara. Namun, apabila anda tidak siap berjalan kaki sejauh 1 KM di dalam udara panas, maka persiapkan kira-kira angkutan yang anda gunakan untuk keluar bandara dan menuju pusat kota. Dengan Taksi (mobil yang difungsikan sebagai taksi), kira-kira anda harus membayar Rp. 50.000 sementara dengan ojek, kira-kira biayanya Rp. 20.000. Kalau anda mau berhemat, anda bisa sampai di pusat kota dengan membayar Rp. 4.000 rupiah, namun anda harus berjalan kaki sejauh 1 KM dan ganti naik angkutan umum sebanyak 2 kali (Nomor 14/15 dan dilanjutkan dengan nomor 10 dari perempatan pertamina-actually, ini pertigaan!).
Berjalan kaki sejauh 1 KM sebenarnya tidak terlalu melelahkan karena yang disuguhkan adalah pemandangan savana Timor yang cantik (untungnya, saat itu baru saja hujan sehingga savananya berwarna hijau). Saya berjalan di ruas kiri, lokasi yang banyak dirindangi oleh pepohonan. Di beberapa tempat bahkan masih ada genangan air bekas hujan semalam. Anda akan menikmati pemandangan khas daerah 'arid' ini sepanjang anda berjalan keluar dari area bandara. Pemandangan yang akan anda nikmati adalah savana hijau dan pepohonan tunggal atau bergerombol tinggi pada salah satu sudutnya. Apabila anda jeli, anda akan mendapati sejumlah batu-batu karang berukuran variasi, mulai dari kecil hingga cukup besar dan berwarna hitam atau coklat beterbaran di penjuru padang rumput. Apakah ada orang iseng yang melakukan ini? Sayangnya tidak. Pulau Timor konon merupakan dataran di bawah permukaan laut. Lalu, kemudian karena proses suatu hal atau memasuki jaman es, dataran di bawah laut ini terangkat. Jadilah Pulau Timor yang kita kenal ini dengan hiasan batu-batu karang besar yang menghiasi padang rumputnya.
Setelah 1 KM berjalan, anda akan menjumpai satu perempatan besar dengan tugu adipura di tengahnya. Dari sini, anda bisa berjalan menuju Baumata, Penfui (daerah selatan dan timur Kupang) atau menuju Oesapa dan Kota Kupang (bagian tengah Kota Kupang). ambil jalan yang agak besar dengan ruas bolak balik terpisahkan oleh deretan pepohonan sebab itulah jalan yang akan membawa anda menuju kota. Jangan takut apabila anda tidak menjumapi apapun setelah cukup lama menunggu. Saya sendiri baru menjumpai angkotan umum setelah kurang lebih setengah jam menunggu. Ya, daerah ini memang jarang didatangi oleh angkotan umum. Namun, kedatangan angkotan umum ini bisa anda dengar dari bunyinya yang seperti terompet dimain-mainkan berkali-kali. Sangat lucu. Pilih antara nomor 14 atau 15 (lihat bagian atasnya) dan minta agar diturunkan di pertigaan/perempatan pertamina (pom bensin) maksudnya. iap-siap untuk melihat keindahan kota dari pinggir pantai terjal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Anda benar2 membuat saya ingin berkeliling indonesia. walaupun belum bisa dikatakan berkeliling, ada beberapa tempat yang sdh pernah saya datangi dan itu pengalaman baru dlm hidup saya yang saya habiskan di satu tempat saja, sangat menarik dan informatif bgt. Trimakasih.
ReplyDeleteHalo Mr. Anonim!
ReplyDeleteYa, saya dan anda tampaknya harus bersyukur bahwa kita hidup di wilayah Indonesia, dimana keragaman bentang alam dan budaya sangat tinggi terjadi di tempat ini. Tempat-tempat menarik bisa ditemukan dimana saja, bahkan sepelemparan batu saja.
Yuk, mari kita semakin mencintai Indonesia dengan mencintai pariwisata kita sendiri :)
Terima kasih sudah datang berkunjung :)
thank ya da kunjungin daerah qt. kapan2 ke Manggarai ya langsung ke pulau komodox g jauh kok cuma 15 menit dg pesawat dr kupang.
ReplyDeleteMr Anonim...
ReplyDeleteMauuuuuuuuuuuuu banged sih ke Manggarai dan lintas Flores!
jaraknya sih deked, tapi pesawatnya yg mahal...hehehe...kumpulin duid nya dulu yaaa
makasih uda mampir ^^
So grateful with this info, detil dan lengkap soal bandara El-Tari. Tengkyu :)
ReplyDeleteOya, mau tanya apakah patung komodo itu bisa dilihat dari dalam ruangan kedatangan di bandara? Aku sedang bikin novel dengan setting NTT soalnya. Terimakasih ya
ReplyDelete