Satu frase sangat tepat mewakili pulau ini : makan siang! Hore! Ya, setelah berhasil mendapatkan beberapa ekor ikan di Cemara Besar, kemudian kami bertolak menuju Cemara Kecil untuk makan siang. Makan siangnya eksotis loh, yakni ikan yang telah ditangkap dengan harpun manual para bapak-bapak awak kapal yang kami naiki. Ikan-ikan tersebut pun bukan ikan yang biasa kita lihat loch di pasar atau di meja makan. Ikan-ikan tersebut tampak agak nggak biasa. Bapak-bapak tersebut menyebutkan namanya tapi saya nggak terlalu inget namanya saking eksotisnya. Hihihi. Tapi yakinlah, bapak-bapak ini kan juga berprofesi sebagai nelayan, harusnya mereka cukup tahu mana ikan yang bisa dimakan dan mana yang tidak.
Segera, mereka mengumpulkan kayu bakar, membuat tungku sederhana dari bebatuan dan mulai membersihkan ikan tersebut. Tugas kami hanyalah melihat saja. Hehehe. Senangnya! Selain melihat, saya mencoba untuk mengelilingi Pulau Cemara Kecil yang ternyata memang kecil. Pulau tersebut habis dikitari dalam waktu tidak sampai 10 menit dengan berjalan kaki (bahkan sudah termasuk berfoto-foto loch). Pulau tersebut, seperti layaknya pulau-pulau yang masih eksotis, berpasir putih, memiliki air yang jernih dan pantai tidak dalam yang ditandai dengan warna hijau turquoise dan biru benhur. Cantik. Saat itu tengah hari bolong, panas sich, namun perasaan ingin menjelajah pulau tersebut lebih besar daripada sengatan matahari di kulit (Persiapkan sun block sebelum mencapai tempat ini). Vegetasi utama di pulau ini hanyalah cemara laut dan semak-semak. Adapun pohon-pohon yang tumbuh tidak terlalu tinggi. Alhasil, sengatan matahari cukup terasa juga di kulit. Pulau Cemara Kecil ini tidak berpenghuni. Namun, ada seorang bapak yang tampaknya tinggal di salah satu rumah bedeng kecil di tengah pulau yang berfungsi sebagai toilet. Hmmm....
Siang itu, ternyata bukan hanya kami saja yang merapat di pulau ini. Beberapa kapal lain yang mengangkut sejumlah wisatawan tampak merapat dan memulai kegiatan istirahat serta makan siang mereka di tempat ini. Tampaknya, pulau ini secara tidak resmi telah dinobatkan sebagai pulau istirahat dan pulau makan siang. Beberapa wisatawan berleha-leha di pulau ini dengan tidur di bawah sejumlah kerumunan pohon cemara yang rapat, bermain air, bermain perahu-perahuan, bola dan banyak lagi. Pulau yang kecil itu tampak ramai karena didarati oleh sejumlah kapal. Memang, ada sejumlah bagian pulau yang agak sukar dilointasi lantaran pasirnya sedikit, pohonnya banyak dan langsung berhadapan dengan laut. Usahakan menggunakan sandal saat melintasi rerumputan di pulau ini lantaran kita tidak tahu apa yang ada di bawah rerumputan sana. Bisa saja hewan-hewan, sisa-sisa pohon yang keras, bebatuan, hingga sampah buangan manusia mulai dari plastik hingga beling (Ya, di pulau ini telah ditemukan sampah produksi manusia). Sayang sekali...
Untuk anda yang menunggu makan siang, silahkan berjalan-jalan mengelilingi pulau. Walaupun tidak terlalu panoramik, namun beberapa tempat di sudut pulau ini cukup oke untuk dijadikan latar belakang foto. Sisanya hanyalah pemandangan laut lepas ke berbagai arah dengan bentuk awan yang menakjubkan atau pulau di kejauhan. Di salah satu sisi, kita bahkan bisa melihat Pulau Karimunjawa yang besar lengkap dengan gunungnya. Untuk fauna, kalau teman-teman jeli, teman-teman bisa menemukan sejumlah binatang unik yang, sayangnya, sudah mati. Pada saat kunjungan saya menemukan sisa bulu babi, sejenis hewan spons, dan sisa-sisa kulit kerang yang cukup besar. Walaupun sudah terjamah manusia, tampaknya lingkungan alam di Pulau Cemara Kecil ini masih cukup baik. Selamat menikmati Pulau Cemara Kecil!
Segera, mereka mengumpulkan kayu bakar, membuat tungku sederhana dari bebatuan dan mulai membersihkan ikan tersebut. Tugas kami hanyalah melihat saja. Hehehe. Senangnya! Selain melihat, saya mencoba untuk mengelilingi Pulau Cemara Kecil yang ternyata memang kecil. Pulau tersebut habis dikitari dalam waktu tidak sampai 10 menit dengan berjalan kaki (bahkan sudah termasuk berfoto-foto loch). Pulau tersebut, seperti layaknya pulau-pulau yang masih eksotis, berpasir putih, memiliki air yang jernih dan pantai tidak dalam yang ditandai dengan warna hijau turquoise dan biru benhur. Cantik. Saat itu tengah hari bolong, panas sich, namun perasaan ingin menjelajah pulau tersebut lebih besar daripada sengatan matahari di kulit (Persiapkan sun block sebelum mencapai tempat ini). Vegetasi utama di pulau ini hanyalah cemara laut dan semak-semak. Adapun pohon-pohon yang tumbuh tidak terlalu tinggi. Alhasil, sengatan matahari cukup terasa juga di kulit. Pulau Cemara Kecil ini tidak berpenghuni. Namun, ada seorang bapak yang tampaknya tinggal di salah satu rumah bedeng kecil di tengah pulau yang berfungsi sebagai toilet. Hmmm....
Siang itu, ternyata bukan hanya kami saja yang merapat di pulau ini. Beberapa kapal lain yang mengangkut sejumlah wisatawan tampak merapat dan memulai kegiatan istirahat serta makan siang mereka di tempat ini. Tampaknya, pulau ini secara tidak resmi telah dinobatkan sebagai pulau istirahat dan pulau makan siang. Beberapa wisatawan berleha-leha di pulau ini dengan tidur di bawah sejumlah kerumunan pohon cemara yang rapat, bermain air, bermain perahu-perahuan, bola dan banyak lagi. Pulau yang kecil itu tampak ramai karena didarati oleh sejumlah kapal. Memang, ada sejumlah bagian pulau yang agak sukar dilointasi lantaran pasirnya sedikit, pohonnya banyak dan langsung berhadapan dengan laut. Usahakan menggunakan sandal saat melintasi rerumputan di pulau ini lantaran kita tidak tahu apa yang ada di bawah rerumputan sana. Bisa saja hewan-hewan, sisa-sisa pohon yang keras, bebatuan, hingga sampah buangan manusia mulai dari plastik hingga beling (Ya, di pulau ini telah ditemukan sampah produksi manusia). Sayang sekali...
Untuk anda yang menunggu makan siang, silahkan berjalan-jalan mengelilingi pulau. Walaupun tidak terlalu panoramik, namun beberapa tempat di sudut pulau ini cukup oke untuk dijadikan latar belakang foto. Sisanya hanyalah pemandangan laut lepas ke berbagai arah dengan bentuk awan yang menakjubkan atau pulau di kejauhan. Di salah satu sisi, kita bahkan bisa melihat Pulau Karimunjawa yang besar lengkap dengan gunungnya. Untuk fauna, kalau teman-teman jeli, teman-teman bisa menemukan sejumlah binatang unik yang, sayangnya, sudah mati. Pada saat kunjungan saya menemukan sisa bulu babi, sejenis hewan spons, dan sisa-sisa kulit kerang yang cukup besar. Walaupun sudah terjamah manusia, tampaknya lingkungan alam di Pulau Cemara Kecil ini masih cukup baik. Selamat menikmati Pulau Cemara Kecil!
wah kecil banget ya 10 menit aja udah keputerin, jadi ikannya enak ?
ReplyDeletewaktu kecil sering berkhayal jadi Robinson Crusoe yg terdampar di pulau kecil. pasti seru banget. hehe
ReplyDelete@Jeung Tiara : ngga ah, saya belum mau buka rahasia hahaha....postingan ikan di blog berikutnya :p
ReplyDelete@Oom Brad : saya sih ngga kebayang kalau malam hari berada di pulau ini...hiiii....jangan2 malah pulaunya ngga ada, kerendem air laut...hiiiiiii *harusnya sih ngga yah...hahaha...tapi sehabis nonton Castaway, saya jadi tidak suka memikirkan kemungkinan tsb hahahaha*