Gunung Pusuk Buhit adalah gunung sakral bagi masyarakat Batak. Gunung ini dipercaya sebagai tempat Debata Mulajadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) menurunkan keturunanNya. Kampung Sianjur Mula-Mula yang terletak di kaki Gunung Pusuk Buhit ini menjadi tempat bermukimnya Siraja Batak, nenek moyangnya orang Batak sebelum lama kelamaan beranak pinak dan meneruskan garis keturunan marga Batak (boru) yang dapat ditelusuri melalui Tarombo. Siapakah si Siraja Batak itu bisa ditelusuri disini. Gunung ini tidak terlihat jelas dari Tomok atau Ambarita karena terhalang oleh perbukitan Pulau Samosir. Namun dari sisi barat seperti Tele atau Pangururan, Gunung Pusuk Buhit ini terlihat sangat jelas. Tempat terbaik untuk mengamati Gunung Pusuk Buhit ini jelas berada di Menara Pandang Tele. Wisatawan bisa melakukan kegiatan wisata di gunung ini karena gunung ini memang populer sebagai tujuan pendakian. Untuk anda yang nggak berminat melakukan pendakian, bisa berkunjung ke beberapa tempat wisata sejarah yang dipercaya berkaitan dengan asal muasal Suku Batak seperti Batu Sawan (Air terjun rasa jeruk purut dengan batu berbentuk cawan besar), Aek Sipitu Dai (pancuran dengan tujuh macam rasa air), Batu Hobon (Batu berdiameter 1 meter dan bagian bawahnya berongga), dan Sopo Guru Tatea Bulan (rumah kediaman Guru Tatea Bulan, anak Siraja Batak).
Gunung Pusuk Buhit ini merupakan gunung berapi aktif yang memang merupakan sisa-sisa letusan dari supervolcano Gunung Toba yang meletus dashyat puluhan ribu tahun yang lalu. Sisa keaktifan gunung ini masih bisa dilihat di jejak Aek Rengat, sumber mata air panas yang ada di kaki gunung Pusuk Buhit. BMKG pun sering memantau gunung ini dan baru saja memberikan status waspada, naik dari status normal untuk Pusuk Buhit pada tanggal 15 Desember 2011 ini. Di balik keindahan gunung ini, tersimpan bahaya yang dikandung di dalamnya apabila Gunung Pusuk Buhit sampai meletus. Salah satu bukti lain bahwa dataran Toba berada di atas sesar aktif adalah meletusnya Gunung Sinabung pada 29 Agustus 2010 dan gempa Tarutung tahun 2011 lalu. Ini menunjukkan bahwa dataran Toba dan sekitarnya memang berada di atas dapur magma yang aktif. Mudah-mudahan saja Naga Padoha yang dipasung oleh Siboru Deak Parujar tidak mengamuk terlalu lama agar keturunan Siraja Batak tidak sengsara dibuatnya.
Gunung Pusuk Buhit ini merupakan gunung berapi aktif yang memang merupakan sisa-sisa letusan dari supervolcano Gunung Toba yang meletus dashyat puluhan ribu tahun yang lalu. Sisa keaktifan gunung ini masih bisa dilihat di jejak Aek Rengat, sumber mata air panas yang ada di kaki gunung Pusuk Buhit. BMKG pun sering memantau gunung ini dan baru saja memberikan status waspada, naik dari status normal untuk Pusuk Buhit pada tanggal 15 Desember 2011 ini. Di balik keindahan gunung ini, tersimpan bahaya yang dikandung di dalamnya apabila Gunung Pusuk Buhit sampai meletus. Salah satu bukti lain bahwa dataran Toba berada di atas sesar aktif adalah meletusnya Gunung Sinabung pada 29 Agustus 2010 dan gempa Tarutung tahun 2011 lalu. Ini menunjukkan bahwa dataran Toba dan sekitarnya memang berada di atas dapur magma yang aktif. Mudah-mudahan saja Naga Padoha yang dipasung oleh Siboru Deak Parujar tidak mengamuk terlalu lama agar keturunan Siraja Batak tidak sengsara dibuatnya.
duuh sayang banget waktu itu saya nggak mampir ke menara pandang tele ini.. waktu itu udah sore dan juga hujan deras, terpaksa dilewatkan.. cuma bisa lihat pemandangannya dari dalam mobil..
ReplyDeletekayaknya pas waktu saya kesini, juga hujan sedikit dech ---_----. kayaknya cuaca di tepi gunung sini mungkin selalu berhujan kali yach? apa lagi bulannya? hmm...kunjungan ke menara pandang Tele ini sih ngga perlu lama-lama juga, cukup cepret cepret, trus cabut deh. yang lama nunggu kendaraannya, Mas....hehehe
ReplyDeletelegenda semacam ini memang ada di tiap daerah ya, menjadi penegasan bahwa nenek-moyang mereka langsung diciptakan oleh ilahi dan bahwa mereka adalah pusat dunia, bahkan alam semesta. hehe.
ReplyDeleteeh ini bukan mendiskreditkan atau apa ya, sekadar mengapresiasi kearifan lokal saja :D
eh air terjunnya beneran rasanya kayak jeruk purut tuh om Lomar :O
ReplyDeleteini tahu dari mana sih om ? tanya atau belajar sendiri
hehehe...nggak ada yang menuduh Oom Brad mendiskreditkan koq :p Saya percaya Oom Brad memiliki kemampuan untuk mengapresiasi kebudayaan suku-suku Bangsa ini dengan baik dan bijak :D
ReplyDeleteomong-omong soal mitos turunnya nenek moyang dari dunia atas sana, saya baru menemukan mitos semacam ini di penduduk di wilayah pegunungan. Paling simpel tentu saja To riaja dan Puang Matua-nya yang kita kenal sebagai Toraja, dan Timor yang katanya diturunkan langsung dari Usi Neno menjadi anak-anak Dawan dan Atoni. Entah deh, apakah di wilayah pesisir ada mitos semacam ini atau ngga.....
tanya-tanya aja dari penduduk sekitar. hehehehe. info lebih lengkapnya saya gali dari belantara internet (khan ada link-nya tuh). kalau soal rasa jeruk purut, saya belum coba. arah saya ke selatan, nggak ke arah Pusuk Buhit sana. :D
ReplyDeleteSAYA BANGGA JADI BAGIAN BANGSA INDONESIA ..................
ReplyDelete