Menuju Nias! Ya'ahowu!



Sesampainya di warung nasi sederhana tersebut, kami berbincang-bincang sejenak dan beliau mengatakan agar saya santai saja dan makan malam terlebih dahulu. Sarannya sangat masuk akal mengingat bahwa kapal baru akan berangkat pukul 9 malam dan sisa perjalanan akan saya tempuh dengan tidur. Walaupun memang di dalam kapal terdapat warung makan, namun saya merasa bahwa saya tampaknya tidak akan mengkonsumsi apapun lagi mengingat catatan perjalanan lintas laut saya yang buruk. Akhirnya, sepiring nasi dan ayam goreng kering menemani saya mengisi perut pada malam di Sibolga kala itu. Entah saya gugup atau sebab lainnya, yang jelas, nasi dan ayam tersebut terasa sangat kering dan sukar sekali untuk saya kunyah. Ditambah dengan asap rokok yang mengepul memenuhi ruangan hasil semburan dari sejumlah bapak-bapak di dalam warung tersebut, membuat saya semakin ingin untuk lekas-lekas pergi dan mencari udara segar. Sayangnya, Pak Daniel Lömbu menyempatkan diri untuk merokok terlebih dahulu dan mengobrol. Lucunya, ia menyangka saya adalah seorang misionaris yang sedang ditugaskan untuk penginjilan di wilayah Nias. Hahaha. Apakah potongan saya terlihat seperti seorang misionaris?


Usai makan makanan yang harganya lumayan tersebut (Rp. 17.000) untuk sepiring nasi, ayam goreng dan semangkuk sup (kayaknya lain kali mendingan pesan indomie saja dech), Pak Daniel Lömbu segera mengangkat tas saya dan menaikkan ke motornya. Saya menyelesaikan administrasi tiket dan beliau memberikan nomor telepon temannya yang bisa dihubungi di sisi Gunungsitoli untuk melayani pembelian tiket pulang. Setelah itu, ia mengantarkan saya masuk ke dalam areal Pelabuhan dengan motornya. Asyiknya, tiket masuk Pelabuhan telah termasuk dalam tiket yang saya beli (ada kupon kuning seharga Rp. 2.500). Bagi anda pengunjung biasa yang ingin memasuki kawasan Pelabuhan, memang umumnya dikenakan biaya RP. 2.500 sebagai biaya administrasi. Jarak antara dermaga dengan pintu masuk pelabuhan memang tidak terlalu jauh. Namun buat saya, servis yang diberikan Pak Daniel Lömbu sudah melebihi ekspektasi saya, dan saya terharu karenanya. Hehehe. Sesampainya di dermaga, KMP Barau sudah menunggu para penumpang yang akan berlayar. Di pintu dermaga, ada sejumlah bapak-bapak berpakaian seragam warna putih yang bertugas untuk memeriksa karcis. Tiket saya seharga Rp. 105.000 itu pun disobek dan saya diijinkan masuk ke dalam kapal (aslinya sich tiketnya hanya berharga Rp. 96.250 + asuransi Rp. 3.750 + tiket masuk pelabuhan Rp. 2.500...hah? keuntungan Pak Daniel Lömbu hanya RP. 2.500??? masak sich???). Yah, saya mengucapkan selamat tinggal dan bergegas masuk ke dalam kapal yang akan membawa saya ke Tano Niha, tanahnya orang Nias yang ada di seberang lautan sana. Siap?

2 komentar:

  1. Sangat informatif sekali Blog'nya,,,sungguh sangat terinspirasi..sukses Mas Bro..

    ReplyDelete
  2. sukses juga untuk ada, terima kasih sudah mampir ke Indahnesia :D

    ReplyDelete