Wajah-Wajah Teluk Dalam

Angkutan umum di Nias, entah saya sudah pernah bilang sebelumnya atau belum, lambat. Buat yang terburu-buru, sebaiknya sich mencarter kendaraan dengan risiko mahal. Buat yang nggak punya dana berlebih, ya jangan terburu-buru! Hehehe. Kendaraan yang disebut taksi, yang wujudnya biasanya berupa APV atau Luxio yang seharusnya berangkat pukul 9, menjadi molor pukul 10. Padahal saya sudah sengaja bangun pagian agar lebih lama menikmati sisa-sisa Teluk Dalam dan bergegas menuju Pasar Teluk Dalam yang memang nggak terlalu jauh sich. Dalam situasi sempurna, dimana penumpang banyak dan terus menerus berdatangan, bisa jadi kendaraan sudah berangkat dari tadi. Namun taksi yang saya tumpangi ternyata masih menunggu sejumlah orang agar penuh. Beberapa lainnya yang telah mendaftar terlebih dahulu, bahkan minta dijemput di Sorake. Wow.
Ini artinya, waktu keberangkatan masih cukup lama. Jam 9, kendaraan masih menunggu di Teluk Dalam. Kendaraan baru diberangkatkan benar-benar pada pukul 10-an, seusai menjemput tamu di Sorake dan kapasitas mobil benar-benar penuh. Daripada sia-sia, saya memotret wajah pagi hari Teluk Dalam yang baru saja mulai menggeliat. Ya, wilayah pasar dimana lokasi saya berdiri tampak baru mulai menggeliat, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat. Entah memang karena hujan ataukah karena memang rutinitas sehari-hari seperti itu, saya kurang tahu. Namun pagi itu adalah pagi yang sibuk. Para pejalan kaki lalu lalang, ojek sepeda motor, ojek becak motor, pemilik toko membuka tokonya, hingga kedai makanan yang ditongkrongi oleh sejumlah bapak-bapak. Nggak lupa, para supir dan timer yang bertugas mencari penumpang yang akan bertolak menuju Gunungsitoli. Ya, Teluk Dalam memang kota yang ramai, dan potensinya cukup baik. Tertarik untuk membuka usaha di tempat ini?
Saat saya sedang asyik memotret, tiba-tiba supir Luxio ini muncul dan menunjukkan pose siap untuk difoto. hehehe

0 komentar:

Post a Comment