Enak Menyenangkan, Menyentuh Jiwa, dan Membuka Hati dengan Lempok Durian Nias

Sama selayaknya pergi ke daerah-daerah lainnya di Indonesia, saya selalu membeli sejumlah buah tangan sebagai tanda nyata bahwa saya cinta keluarga saya, cinta teman-teman saya dan tentunya, saya ingin agar mereka merasakan sedikit kenikmatan perjalanan yang saya lakukan, walaupun hanya berbentuk buah tangan. Ahahaha. Bokis dech. Nah, saya terus terang agak buta dengan Nias. Saya tahu bahwa Nias memiliki hasil kerajinan tangan yang unik, terutama ukiran kayunya. Namun, makanan apa sich yang khas dari Nias? Jawabannya nggak perlu dicari jauh-jauh, saya tinggal melongok ke seberang Restoran Bintang Terang dan disanalah jawabannya berada. Sebuah spanduk yang menutupi sebuah toko dengan tulisan yang cukup jelas bertuliskan “Lempok Durian” dan di bawahnya “Dodol Durian Nias”. Ohhh jadi ini toh oleh-oleh makanan khas Nias. Sementara itu, di bawah judul tersebut ada tagline “Enaknya menyehatkan, menyentuh jiwa, dan membuka hati”. Hihihihi... jadi makin penasaran sama rasa dodol ini. Lempok, atau yang biasa kita kenal sebagai dodol sebenarnya bukan merupakan makanan asing di Indonesia lho. Di Indonesia, negara iklim tropis dengan pengaruh Asia, durian sangat mudah didapatkan. Hampir semua pulau di Indonesia terutama Indonesia bagian barat memiliki durian khas masing-masing. Kalimantan dan Sumatera adalah pulau yang terkenal khas dalam memiliki cita rasa durian. Maka dari itu, nggak heran, hidangan lempok ataupun olahan durian sangat mudah ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, sebut saja Pontianak, Medan, Lampung, hingga Bandung dan Makassar. Nah, ternyata, Nias juga memiliki salah satunya. Bentuknya kurang lebih mirip-mirip, sebentuk/sebongkah entah gulungan atau padatan berwarna coklat kehitaman. Harganya bervariasi, sesuai besaran ukurannya, biasanya mulai dari Rp 10.000 dari yang terkecil. Rasanya? Kalau suka durian sih dijamin suka, walau agak lebih manis dari durian. Namun, untuk yang nggak suka durian pun biasanya juga suka karena nggak terlalu mirip durian sich. Makan ini pun nggak bisa banyak-banyak karena kalau kebanyakan bisa membuat sensasi eneg dan panas dalam. Namanya juga durian beneran. Tertarik mencobanya? Pesen dech sama kawan kalian yang baru kembali dari Nias. Saya nggak menjual, hanya menceritakan kelezatan rasanya saja. Hehehe.

0 komentar:

Post a Comment