Sarapan Pagi Ala Hotel Bali, Tarutung

Menurut penjaga Hotel Bali yang kami tempati, makan pagi prasmanan baru akan dihelat apabila jumlah tamu yang menginap cukup banyak. Apabila jumlahnya tidak memenuhi kuota (saya nggak tahu berapa kuota mereka), maka makan pagi akan dikirim ke kamar masing-masing. Harap-harap cemas, akhirnya mereka menggelar menu makanan prasmanan pada pagi hari di Tarutung. Hore! Namun, menu makan pagi yang digelar pagi itu buat saya adalah sesuatu yang nggak lazim. Mie gorengnya sich wajar, dan terlihat cukup menarik. Errr…tapi menu pendampingnya adalah telur rebus yang dibelah dua lalu berbalutkan cabai yang sangat banyak, sampai-sampai saya harus menerka, ini telur masak cabai atau cabai masak telur? Karena hari masih pagi dan saya nggak mau mengambil resiko terserang sakit perut sepanjang perjalanan sisa (maklum, nyari toilet di tengah perjalanan backpack kayaknya bukan hal yang mudah – amit-amit dech, jangan sampai kena diare kalau lagi jalan-jalan begini), maka saya memutuskan untuk tidak mencoba telur yang terlihat cukup pedas tersebut. Mienya sendiri sich nggak seenak tampilannya, namun buat saya masih cukup bisa dimakan dan lumayan buat energi pagi. Energi sisanya saya ambil dari beberapa buah pisang yang saya ambil dan teh manis. Lumayan, beberapa pisang bisa bikin perut diganjal dan kenyang sepanjang pagi. Saya menghindari kopi karena sifatnya yang diuretik dan bikin ingin bolak-balik ke toilet. Hihihihi. Repot yach, pantangan makannya banyak amat kalau mau nge-backpack. Untung saja, Hotel Bali mengadakan menu sarapan pagi prasmanan sehingga saya bisa bebas mengambil pisang semau saya. Hohoho. Lumayan banget kalau lapar di jalan dan mau hemat atau malas makan. wekekekek.

2 komentar:

  1. Wahahaha.... betapa mengenaskannya kalau untuk sarapan aja musti pakai acara harap-harap cemas. Pertanyaannya, kapan informasi mengenai hal itu beredar? Kalau sejak malam sebelumnya, saya bisa membayangkan Lomie menderita insomnia gara-gara was-was besoknya nggak bakal dapat sarapan gretong, wekekek. Iya, sarapannya ajaib. Bahkan orang Manado yang gila pedas pun nggak gitu-gitu amat. Kenapa nggak nasi goreng aja yang standart dan simple, ya? Eh,jangan-jangan itu menu sisa prasmanan makan KEMARIN siang. Duh, sudah was-was, dapat makanan afkiran pula. Do doe kasiaaaang.....

    ReplyDelete
  2. hahahaha saya nggak sampai hati memikirkan itu makanan afkiran loch jeung...hihihi....
    yah, kalau nggak dapat makan pagi, rencana saya sih mau makan Kidu-Kidu saja. tapi ternyata, restorannya belum buka sepagi itu :(

    ReplyDelete