Ojek, Setia Menemani Di Nias Selatan

Setelah meletakkan barang-barang, mandi di hari yang panas dan bersiap-siap, marilah kita mulai menjelajahi desa adat Nias Selatan! Yay!
Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, angkutan umum di Nias tergolong lambat, hampir tidak ada angkutan umum berjadwal dan murah yang bisa diandalkan untuk membantu mengantarkan teman-teman berkeliling desa-desa adat di Nias Selatan. Ya, walaupun berstatus daerah wisata yang sudah sering dikunjungi oleh wisatawan, yang justru lebih didominasi oleh turis asing, namun angkutan umum merupakan sesuatu yang langka di Nias. Satu-satunya angkutan umum yang masih bisa dicari adalah rute Bawomataluo dari Teluk Dalam karena desa ini merupakan desa adat paling terkenal dan paling fenomenal. Desa-desa adat lainnya yang terletak di jalur lingkar tidak seberuntung itu, kualitas jalanan yang parah dan akses yang sulit membuat angkutan umum menjadi sangat sukar untuk terealisasi. Transport yang bisa diandalkan hanyalah kendaraan carteran baik motor ataupun mobil kalau anda bepergian beramai-ramai. Buat saya yang pergi sendiri, ojek menjadi pilihan yang menarik karena sekali mendayung langsung melampaui dua pulau, dengan naik ojek saya mendapatkan seorang tour guide lokal. Ojek bisa dicari di simpang pasar Teluk Dalam. Usahakan mencari ojek saat pagi menjelang siang karena menjelang sore, mereka agak sulit didapat karena masyarakat Nias Selatan tampaknya tidak bepergian jauh kala malam tiba. Apabila anda memilih mobil, tidak jauh dari perempatan yang dihuni sejumlah ojek, terdapat persewaan kendaraan pula. Memang tidak ada kendaraan khusus karena kendaraan yang digunakan adalah kendaraan rute Teluk Dalam – Gunungsitoli.Walau demikian, sebagian besar kendaraan tersebut berada dalam kondisi bagus dan layak untuk dipertimbangkan.
Omong-omong, berapa sich harga putar-putar sejumlah desa adat dan sejumlah lokasi menarik di Nias Selatan? Saya sendiri menyarankan Bawomataluo, Siwalawa, Orihili, Sorake dan Lagundri kepada salah satu supir ojek yang saya temui. Lokasi tersebut saya buat berdasarkan urutan tempat yang mudah dicapai dan tempat yang sebaiknya layak dikunjungi. Dalam jalur lingkar desa adat Nias, memang ada sejumlah desa yang berurutan dan bisa dikunjungi satu persatu, namun beberapa desa tersebut tidak direkomendasikan untuk dikunjungi karena akses yang lebih sukar. Harga setelah negosiasi adalah Rp. 50.000 untuk biaya putar-putar seharian (saya baru mencarter ojek setelah lewat tengah hari dan perjalanan berakhir saat senja tiba). Tentu, menurut saya harga tersebut sebanding dengan informasi yang mereka bisa bagikan selama perjalanan. Biaya Rp. 50.000 itu tidak termasuk tips. Walaupun saya sempat berpikir bahwa tidak mungkin mengunjungi sedemikian banyak tempat dengan waktu yang tersisa, namun ojek tersebut meyakinkan saya bahwa dia bisa mencapai tempat-tempat tersebut dan selesai sebelum malam menjelang. Daripada kebanyakan berpikir, ya sudah, sebaiknya saya segera naik dan mencapai Bawomataluo. Harap titipkan barang-barang berat dan nggak penting di penginapan ya, biar temen-temen bisa puas berfoto di desa-desa adat Nias Selatan yang luar biasa!

2 komentar:

  1. Jadi Rp. 50.000,00 itu untuk sekitar 6 jam, ya? Lumayan murah juga. Ada teman saya traveler yang punya langkah cukup cerdas untuk menyiasati kemungkinan langkanya sarana transportasi: bawa sepatu roda ke mana-mana:). Katanya langkah ini benar-benar jitu dan sangat membantu, dengan catatan harus teguh bertanya sana-sini wong tak ada penuntunnya. Jurus ini sama sekali tidak dianjurkan untuk mereka yang punya motto: Malu bertanya tidak usah bertanya:).

    ReplyDelete
  2. ide bagus, mbak! :) sayangnya, ide ini mungkin hanya layak diterapkan saat akan putar putar keliling kota yang kontur tanahnya datar kali yaaa.... kalau untuk pergi ke desa-desa yang jauh dengan tanah nggak rata plus jembatan darurat di beberapa bagian, kayaknya saya tetep nggak recommend dech, kecuali ada sepeda lipat yang super duper enteng dan bisa dilipat sampai sebesar buku saku...hahahaha

    entah kenapa, pas disana koq saya merasakan apa apa mahal yaa...tapi begitu dipikir-pikir lagi disini, 50rb itu murah lho ternyata hehehehe

    ReplyDelete