Sisi Lain : Buah Tangan, Oleh-Oleh, Souvenir A La Bawömataluo

Omong-omong, bagaimana sich cara mengucapkan nama Desa Bawömataluo? Untuk huruf Ö, cara membacanya adalah seperti huruf e seperti dalam kata "emas" atau "belang". Nah, sudah pergi jauh-jauh ke Bawömataluo, rasanya agak kurang enak yach kalau nggak membawa "sesuatu" dari sana. Apa sich yang Bawömataluo tawarkan untuk para wisatawan?
Yach, selain keindahan struktur desa, manisnya Omo Hada dan megahnya Omo Sebua serta piawainya para Fahombe melompati batu, ada satu komoditi menarik yang ditawarkan oleh para penduduk desa. Yang jelas, komoditi ini bukan berbentuk makanan melainkan kerajinan tangan. Ya, sebagian besar penduduk desa yang menjual komoditi ini berdiam di bagian bawah Omo Sebua di Bawömataluo yang bergelar Omo Nifolasara ini. Ada apa sich produk jualan mereka? Sebagian besar souvenir yang diletakkan di atas meja batu megalitikum tersebut bisa anda lihat di gambar ini, namun yang paling autentik tentu saja patung prajurit Nias yang terbuat dari kayu sambil memegang tombak dan tameng. Dilihat dari bentuknya, walaupun masih sangat "alami", terlihat bahwa proses pembuatan patung ini tidaklah mudah. Souvenir lainnya yang lumayan merepresentasikan nias adalah miniatur dinding batu yang dilompati oleh para Fahombe. Sejumlah produk seni lainnya seperti kotak perhiasan, kotak tembakau yang cukup rumit pun bisa anda bawa pulang, tentu harus ditebus dengan harga yang tidak murah pula. Berapa sich kisaran harga untuk produk-produk ini? Yach, produk-produk ini dibuat langsung oleh para pengrajin di desa ini sehingga dengan turut membeli, anda turut membantu menyokong perekonomian para seniman desa ini. Untuk patung kayu, ekspektasi harganya adalah Rp 100.000-an tergantung dari ukuran dan kerumitan. Sementara miniatur batu bisa didapatkan di bawah harga tersebut, namun tidak demikian halnya dengan kotak tembakau yang harus ditebus dengan beberapa lembar uang merah plastik. Wow.
Nampaknya, hanya komoditi itu saja yang cukup autentik Nias Selatan. Beberapa benda lainnya yang dihargai lebih murah, seperti kalung dan gelang, tidak terlalu autentik menurut saya dan bahkan bisa ditemukan di belahan lain nusantara dengan harga yang lebih murah seperti Bali atau Yogyakarta. Keautentikan gelang dan kalung tersebut hanya karena ada tulisan Nias, Nias Selatan, atau Bawömataluo di bandul atau sisinya. Nah, tugas anda sekarang adalah membeli. Walaupun untuk membantu dan melestarikan budaya Nias, anda tetap boleh koq menawar disini. Justru itulah seninya. Psssttt... Mereka bahkan nggak segan-segan banting harga kalau anda menunjukkan gelagat tidak tertarik. Hihihi. Koq jadi kontradiktif yach? Yach, bagaimanapun, anda bisa memiliki penilaian sendiri akan produk seni yang dihasilkan, apakah sesuai dengan uang yang anda bayarkan atau tidak. Kalau menurut anda sesuai, ya silahkan bayar dan bawa pulang benda seni sekaligus souvenir bahwa anda pernah berkunjung ke Bawömataluo, Nias Selatan.
Omong-omong, para penjual souvenir ini tidak hanya berprofesi sebagai pedagang semata loch. Mereka juga menunaikan misi kebudayaan dengan cara menawarkan atraksi Hombo Batu untuk setiap turis yang datang. Saya pernah utarakan ini di postingan sebelumnya. Untuk satu atraksi lompatan seorang pemuda Nias Selatan dari Desa Bawömataluo yang gagah berani dan mengenakan kostum adat (dalamnya sudah mengenakan kaus singlet, bukan telanjang dada), harga yang dipatok adalah Rp. 50.000. Yach, anda yang datang ke Bawömataluo beramai-ramai tentu beruntung karena bisa patungan untuk menyaksikan atraksi ini. Kalau sendiri? Yach, semoga anda mendapatkan grup besar yang bisa anda tebengi, atau bawalah uang cash yang banyak. Hehehe.

0 komentar:

Post a Comment