Sisi Lain : Setelah Desa Siwalawa

Ada yang aneh dari supir ojek yang saya sewa untuk berkeliling Nias Selatan. Dia tidak merekomendasikan desa setelah Siwalawa, walaupun saya memintanya. Saya lihat di peta, desa berikutnya adalah Desa Ono Hondro yang memiliki Omo Sebua yang konon telah rusak. Namun, posisi dan kedekatannya dengan Siwalawa membuat saya tidak terlalu yakin bahwa desa berikutnya adalah Siwalawa. Desa berikutnya tersebut bisa terlihat jelas dari pelataran desa Siwalawa. Harusnya Ono Hondro dan Siwalawa tidak berjarak sedemikian dekatnya, bukan?
Iseng-iseng saya mencoba mengusut mengapa sang supir yang saya sewa tidak mau untuk mengantarkan saya menuju desa berikut, walaupun jaraknya nampak sudah tidak terlalu jauh. Setelah sedikit jawaban berbelit-belit dan menggumam yang ia keluarkan, ia akhirnya berkata bahwa desa berikut tidak baik. Tidak baik disini dalam artian pernah ada kejadian kurang baik yang menimpa turis yakni berupa pemalakan. Saya sendiri tidak bisa mengklarifikasi apakah berita ini benar- atau tidak, namun sang supir ojek ini berkata dengan sungguh-sungguh dan berkata bahwa bukan hanya turis saja yang pernah mendapatkan pengalaman tersebut, namun dirinya sendiri pernah menjadi korban disana, walaupun sama-sama penduduk Nias. Saya nggak tahu dech, apakah maksudnya dia nggak mau mengantarkan saya karena hal lain? Ataukah memang hal yang dikatakannya tersebut benar-benar terjadi. Terus terang, pasca gempa Nias, saya pernah mendengar selintingan kisah seperti itu di sejumlah desa. Tanpa bermaksud memberi stigma buruk atau negatif, namun akhirnya saya tidak jadi mengunjungi desa berikutnya dan mengikuti saran dari supir ojek tersebut. Dengan segera, ia segera mengembalikan motornya untuk kembali ke jalan yang menghubungkan Siwalawa dengan Bawomataluo. Mohon klarifikasi dari desa yang terletak di balik Siwalawa. Saya berharap, tidak pernah ada kejadian buruk apapun yang pernah menimpa turis, terlebih turis adalah penyumbang devisa bagi suatu desa, bukan? Kalau sampai citra suatu tempat menjadi buruk, bukan nggak mungkin ucapan dari mulut bisa menghancurkan kredibilitas suatu destinasi, bukan? Saya berharap, ini hanyalah masalah pribadi sang supir ojek yang sewa, yang tidak ada hubungannya dengan perilaku penduduk desa tersebut kepada turis secara umum. Bagi anda para wisatawan, selalu cek lah informasi terkini dari para warga lokal yang bisa dipercaya. Petugas yang bekerja di hotel tempat anda menginap tentu saja sangat layak dijadikan acuan.

0 komentar:

Post a Comment