Berkeliling Yogyakarta (Baca : Malioboro)

Buat yang bingung dan hanya memiliki waktu sempit di Yogyakarta (misalnya : pesawat yang akan anda tumpangi akan take off sekitar jam 12 siang atau 3 sore), ternyata, menghabiskan waktu di dalam Kota Yogyakarta sendiri menjadi sesuatu yang menyenangkan. Sebenarnya, waktu masih cukup banyak sich kalau anda mau ke Prambanan, atau Borobudur (yang ini kayaknya harus agak buru buru), namun di dalam Kota Yogyakarta sendiri ternyata banyak sekali tempat untuk menghabiskan waktu sampai waktu check out dan anda harus kembali ke Bandara Adi Sucipto (Kalau Bandara Achmad Yani, beda cerita yaaaa…apalagi Bandara Juanda…hahaha).
Lupakan dahulu soal Prambanan, mari saya ajak anda berkeliling kota. Kota Yogyakarta, mungkin masuk dalam salah satu kategori kota yang cukup ramah untuk pejalan kaki dan pesepeda. Di kota ini, jalur pedestrian cukup tertata (walaupun terkadang bersanding dengan para pedagang kaki lima) dan jalur sepeda sudah muncul sebelum Jakarta memulainya. Yah, memang sich, walaupun termasuk dalam kota yang ramah bagi pejalan kaki, tapi di sepanjang jalan anda akan bertemu dengan lapak pedagang kaki lima, parkiran sepeda motor, pedagang yang menawarkan cenderamata (terutama merek Dagadu), pengayuh becak yang menawarkan jasanya (takut kita capek kalau jalan kaki, katanya…), dan sebaiknya anda tidak meletakkan dompet atau handphone anda di tempat yang terbuka dan mudah terekspos. Awasi semua barang agar selalu dalam perlindungan dan jangkauan anda. Hati-hati sajalah.
Berkeliling Malioboro dan berputar-putar di area sekitarnya tampaknya sich memang cocok untuk penggemar belanja. Maklum, khan sudah hari terakhir, jadinya musti belanja buat oleh-oleh donk? Hahahaha. Ya, jalanan di seputaran Yogyakarta menawarkan banyak sekali toko-toko unik, makanan menarik, buah tangan memikat, benda-benda murah yang tampaknya memang disiapkan untuk memenuhi selera belanja wisatawan. Nggak heran, kemanapun anda melangkah selama masih berada dalam koridor Malioboro, anda akan selalu bertemu dengan toko-toko dan lapak (walaupun frekuensi tawaran pedagangnya menurun apabila anda keluar dari jalan raya utama Malioboro). Sambil jalan dan belanja, ada banyak pula tempat makan yang menarik untuk dicoba. Bahkan, sampai salah satu sudut jalan, saya melihat ada pempek Palembang dijual. Hihihi. Buat para pengelana dari Palembang yang kangen sama pempek kali yach?
Yang jelas, konsumen benar-benar dimanjakan di sepanjang rute ini. Selain lapak-lapak dan toko yang berada di sepanjang Jalan Malioboro, ada mall yang bisa diperhitungkan untuk disambangi, yakni Mall Malioboro. Lumayan khan, saat matahari sudah mulai terik dan berada di atas kepala kita, masuklah ke dalam mall untuk ngadem. Fasilitas anjungan tunai mandiri pun tersebar banyak sekali di sepanjang jalan ini. Pilihan lainnya untuk berbelanja adalah di Pasar Beringhardjo yang lebih tradisional dan Departemen Store Mirota yang terkenal dan menawarkan kelengkapan, kenyamanan dalam hal belanja dan memilih barang. Saat sudah bosan dengan belanja, mampirlah ke Benteng Vredeburg atau Taman Sari di ujung jalan. Bosen juga kali yach ngeliat barang jualan mulu. Cuci matalah dengan peninggalan sejarah dan kekayaan budaya Yogyakarta. Kalau sudah capek, panggil saja becak untuk mengantarkan anda kembali ke hotel. Mereka akan dengan senang hati mengantarkan anda kemanapun, dengan bayaran yang pantas tentunya. Bus Trans-Yogya pun sudah melalui rute ini. Jalan-jalan seharian disini harusnya tidak akan menyusahkan anda. Yang menyusahkan mungkin hanyalah barang bawaan yang semakin besar dan kresek disana sini lantaran nafsu belanja digeber habis. Seandainya saja ada fasilitas kirim langsung ke hotel. Upsss..jangan dech, bisa makin besar bagasinya dan semakin tipis dompetnya…

5 komentar:

  1. kalau ke Malioboro saya pasti makan es campur yang depan toko apa gitu, murah tapi enak banget.
    Becak di Yogya tuh termasuknya murah ya

    ReplyDelete
  2. pempek itu lumayan enak lho mas lomar, nggak kalah sama yang asli dari palembang sonoo.. oh ya walaupun rata-rata pedagang menawarkan merk dagadu tapi kalo mas lomar teliti kaos2 itu udah nggak ada lagi yang bermerk dagadu.. sudah menggunakan merk sendiri karena merk dagadu sudah dipatenkan oleh si empunya merk. hehe..

    kalo ke malioboro saya paling suka ke mirota, banyak pernak-pernik yang menarik disana. walaupun barangnya banyak yang sama dengan yang dijual oleh pedagang emperan toko tapi saya lebih memilih beli disana.. harganya dijamin pas, nggak kayak jebakan betmen seperti kalo beli di emperan toko.. hehe

    ReplyDelete
  3. @ Jeung tri : Saya suka kasihan sama bapak-bapak tersebut, terutama kalau sampai mengiba-iba dan meohon-mohon agar kita naik becaknya. Marketingnya mereka sich bagus banged yach. Mereka cukup aktif menawari kita jasa mereka. Hehehe. CUma ya itu, kadang-kadang saking sepinya si Bapak sampai rela nungguin kita beraktifitas, asalkan kita pulang menggunakan jasa dia lagi. Pada saat saya makan di Pizza Hut, si bapak nungguin. Saya bilang, "lama loch Pak, bapak kelilingan dulu aja, cari penumpang lain", namun dia bersikeras menunggu dan parkir becak di depan restoran. Sampai iba rasanya.

    es campurnya depan Dinas Pariwisata Yogyakarta bukan? saya pernah makan es campur disana juga...hehehe

    @ Mas Tri : wah, saya nggak cobain pempeknya sama sekali. Saya malah makan Soto disini...hihihi. Iya tuh Mas, Dagadunya sudah bukan Dagadu beneran. Lokasi benerannya kan cuma satu, tapi oleh banyak dagadu palsu, mereka membuat anekdot, joke-joke khas Yogya dan ditempel di kaus sehingga desainnya menarik dan orang-orang akan mengira kaos2 tsb memang produksi dagadu.

    Yah, saya juga bukan gimana-gimana atau tidak membela pedagang kecil sich, tapi belanja di Mirota memang jauh lebih menyenangkan. Kualitas berbanding lurus dengan harga. Kita bisa bebas memilih produk yang kita inginkan dan kalau nggak sesuai ya sudah. Harga di Mirota pun sudah cukup murah tanpa harus ditawar sampai ngotot2an. hehehehe. Kalau urusan belanja, ya preferensi saya sih memang Mirota (eh, saya beli beberapa kaos murah meriah juga di depan emperan Malioboro koq) :p

    ReplyDelete
  4. yup para pedagang ini sudah tidak menjual kaos dagadu lagi, tapi motif kaos yang dijual mirip2 sama motif kaos dagadu. banyak plesetan2 yang bikin kita tersenyum..

    kalo mau beli dagadu yang asli kalo nggak salah dijual di 3 atau 4 tempat. persisnya saya lupa.. yang saya inget:
    1. unit gawat dagadu jalan pakuningratan
    2. malioboro mall
    3. ambarukmo plaza

    kalo untuk kaos sih saya juga sering beli di emperan dengan harga 15-25rb.. kalo pernak-pernik dan souvenir enak cari di mirota aja..

    ReplyDelete
  5. paphos car hire in Crete is the largest UK based paphos car hire
    service. Both are nice touches, and you'll want to check car-hire rates before you commit to anything. You pay a higher price. This doesn't apply solely to
    the company.

    my site: Zadavator.Spbal.Ru

    ReplyDelete