Hanya "Chicken Soup" Sosrowijayan

Yogyakarta (dan Solo) sich gudangnya makanan murah dan enak. Jadi, kalau mau buka usaha restoran di tempat ini, artinya anda harus masuk dalam kategori “enak” dan “enak sekali”. Kategori “enak” sudah cukup ketat dan desak-desakkan. Kategori “enak sekali” masih cukup lowong dan bisa diisi buat mereka yang mengklaim demikian. Nah, masalahnya, sudah ngga ada tempat lagi buat mereka yang berkategori “biasa saja” dan “nggak enak”. Hahahaha. Tempat yang saya kunjungi ini masuk dalam kategori “enak” sich. Yah, seperti halnya masakan dan makanan di Yogyakarta, hampir semuanya masuk dalam kategori “enak”. Bukan gimana-gimana sich, namun justru saking banyaknya makanan berkategori “enak” tersebut, artinya penilaian “enak” sudah menjadi reguler alias umum. Wahai para pengusaha makanan, anda harus meningkatkan kualitas makanan anda menjadi “enak sekali” atau “wuuuuuueeeennnnaaaaaakkkkkkkk tueeeennnaaaaannnnnnn”. Hahaha.
Awalnya saya bingung. Waktu keberangkatan sudah semakin mepet, saya belum makan siang, saya masih harus menuju bandara, gembolan belanjaan disana-sini. Saya harus makan dengan cepat! Nah, mumpung di Malioboro, nggak ada salahnya dech cari makanan di sekitar sini. Ya itu tadi, makanan di Yogyakarta kan terkenal dengan enaknya. Hehehe. Begitu keluar dari Gang Sosrowijayan, saya segera menjumpai tempat makan ini (nggak juga sich, sebelumnya saya disapa terlebih dahulu sama bapak-bapak yang menawarkan galeri batik, kaos dan kerajinan tangan mereka dulu). Yah, tempatnya lumayan unik dan pengunjungnya ramai, rasanya saya nggak perlu mikir-mikir lebih jauh dech.
Tempat ini bernama Chicken Soup (mungkin untuk memudahkan orang bule mencarinya kali yach?) atau dikenal juga sebagai Sop Ayam. Rasa pertama ketika saya masuk ke dalam tempat ini adalah kejadulannya. Ya, rumah makan ini mengubah sebuah rumah era kolonial sebagai lokasi kegiatan operasional mereka. Meja makan rumah makan ini tersebar diantara ruang-ruang terbuka yang ada di dalam rumah tersebut. Meja kasir dan dapurnya terletak di salah satu ruang. Jadi anggapannya, kalau kita makan di depan, terus pegawainya nggak ngeliat kita, kita bisa aja tuh kabur abis makan *hahaha…malah ngajarin yang ngga-ngga*. Untungnya, pegawainya ada banyak dan berkeliaran dimana-mana. Jadi, nggak susah buat anda memanggil mereka kalau anda ingin memesan makanan. Plus, anda dijauhkan pula dari niat buruk kabur sehabis makan. Hihihi. Toh harganya ngga mahal koq. Sampeyan malu-maluin saja kalau sampai kabur. Ckckck.
Harga makanan di tempat ini bervariasi. Mulai dari Rp. 4.000 sampai Rp. 15.000. Yang termurah adalah sup campuran dan yang termahal adalah sup daging dada. Sup paha Rp. 10.000 dan sup brutu RP. 11.000. Buat yang suka ceker, Cuma RP. 8.000 dan buat yang demen sama sayap, harganya Rp. 9.000. Murah kan? Menu makanan disini semuanya sudah termasuk dengan nasi. Jadi, kalau lagi berhemat parah, makan aja mix chicken soup, Cuma Rp. 4.000 aja koq. Oya, mix chicken soup ini sebagian besar terdiri atas jeroan. Jadi, buat yang berasam urat ria, tolong dihindari yach. Untuk minuman, harganya sich cukup murah juga koq. Es teh, teh hangat, jeruk dingin dan jeruk hangat –secara menakjubkan- harganya dipatok sama semua, Cuma Rp. 1.500. Aneh ya? Apa mereka nggak rugi yach? Yah, tapi untuk Rp. 1.500, anda nggak akan mendapatkan jeruk perasan asli sih. Rasa jeruk yang saya minum mengingatkan saya akan minuman serbuk jeruk instan merek N**** S***. Hehehehe. Untuk tambahan, ada fried soyabean, fried potato dan meatball yang kalau diterjemahkan kurang lebih bermakna : tempe goreng, perkedel dan bakso. Hahahaha. Awalnya saya juga nggak bisa ngebayangin ini makanan apaan. Namun, ketika saya mendapati satu buah lembaran menu lagi yang berbahasa Indonesia, saya baru ngeh. Hahaha. Selain menu tersebut, ada paru dan sate usus juga loch. Harganya cukup terjangkau, diolah secara homemade, dan enak, ini yang paling penting! Walau beberapa menunya cenderung agak nggak sehat seperti jeroan, tapi yah, sekali-kali makan seperti ini nggak salah khan? Lokasi Chicken Soup ini berada di Gang Sosrowijayan, sebelah kanan nggak jauh dari pintu masuk Malioboro.

5 komentar:

  1. yang paling penting kalo mau buka warung atau resto di jogja itu haruss enaaakk bangett dan muraaahh... walaupun di tempat yang bagus sekalipun, makanan di jogja itu nggak mahal.. kalo udah biasa makan di jakarta terus makan di tempat2 makan di jogja sih bakal kaget.. harganya cuma segini doang? hehe..

    ReplyDelete
  2. emang di Yogya tuh murah2 ya :D
    hhihhi nama restonya lucu, mirip kayak judul buku :P

    ReplyDelete
  3. @Mas Tri : saya pernah makan nasi liwet pinggir jalan, yang jual mbok mbok. nasinya buanyak, pakai sayur labu, lauknya berlimpah, dan ada ayam! bukan kayak ayam kfc yang dibelah antara paha atas dan paha bawahnya loch. ayamnya ini utuh paha! buset. harganya bikin rahang saya ternganga....Rp. 5.000 doank. busetttt...bener katamu Mas, kalau udah kebiasa makan di Jakarta, trus datang ke Yogya, berasa kaget. hehehe

    @Jeung Tiara : iya, murah murah dan ueeenak :D pilihannya pun banyak, tersebar di banyak tempat. hehehe. iya nih, restonya mirip judul buku. hehehe

    ReplyDelete
  4. awal bulan depan kami mau ke Yogya ... kayaknya bakalan seru juga nyoba tempat yg diceritakan mas Lomar ini ...

    ReplyDelete
  5. Halo jeung There :)

    terima kasih sudah mampir yaaa...
    oh ya, makanan di Yogya sich nggak sulit buat dipilih. semuanya wueeenak koq. hehehe...tinggal sesuaikan saja sama budget. restoran ini kan hanya salah satunya sahaja...hehee

    ReplyDelete