Hotel Bali, Tarutung

Bingung memilih hotel yang sekiranya akan saya tempati membuat saya dan teman saya memasuki beberapa hotel di Tarutung. Hihihihi. Untung saja, waktu saya cukup banyak untuk melakukan ini. Plus, walaupun Tarutung berhawa sejuk cenderung dingin, entah kenapa selepas perjalanan dari Dolok Sanggul, cuacanya membuat saya malas untuk berjalan keluar. Saya ingin berteduh di dalam bangunan yang sejuk dan merebahkan diri sejenak. Jadi, tampaknya mencari hotel adalah suatu keharusan bukan? Ditambah lagi saya harus meletakkan barang-barang saya yang berat sebelum menuju Salib Kasih. Semakin butuh hotel banget dech.
Pilihan dijatuhkan antara Hotel Bali dan Hotel Perdana, dua yang menurut saya cukup baik dan masih sesuai dengan anggaran saya serta terletak di jalan yang sama, bersebelahan saja. Akan tetapi, bagaimana dengan isi dalamnya? Akhirnya saya dan rekan saya membuat keputusan, kami berdua berpencar dan masuk masing-masing hotel, minta ditunjukkan kamar, tanya harga, fasilitas dan kemudian bertemu lagi di tengah-tengah antara dua hotel yang kebetulan bertetangga tersebut. Bodohnya, saya datang dengan laporan “kamarnya lumayan”, sementara teman saya menunjukkan gambar di blackberry-nya yang ternyata foto suasana di dalam kamar tersebut. Haduh, bodoh bener, kenapa saya nggak foto yach? *tepok jidat*. Akhirnya, dengan kebodohan saya, teman saya harus saya ajak lagi ke hotel yang tadi saya masuki, minta ditunjukkan kamar sekali lagi, dan akhirnya dengan pandangan mata kami masing-masing yang seharusnya berarti “sesuatu banget”, akhirnya kami memilih Hotel Bali, hotel yang teman saya survey.
Ya, saya memang pernah bilang bahwa tidak ada hotel yang cukup baru di wilayah Tarutung ini. Dengan harga yang sama, anda bisa mendapatkan hotel yang sangat bagus di wilayah Tuk-Tuk Siadong, kualitas agak lumayan di Pangururan, dan kualitas rata-rata di Tarutung. Hotel Bali ini mengusung gaya jadul, mungkin dibangun pada akhir 1980-an atau awal 1990-an. Arsitekturnya rata-rata serupa untuk wilayah Tarutung dan sekitarnya. Prinsip saya, nggak masalah mau tidur dimana juga yang penting kamarnya bersih dan nggak bikin suasana nggak menyenangkan. Kebersihan di Hotel Bali terhitung rata-rata cukup baik. Kamarnya ada televisi kecil, dengan siaran lokal, berubin tegel, pemandangan ke belakang kota, dinding kamar agar terkelupas dan kamar mandi yang nggak bisa ditutup dari dalam. Hihihihi. Kamar pertama yang kami terima ternyata air kerannya nggak keluar dan listriknya mati. Nggak mau rugi donk, akhirnya kami meminta kamar yang terletak bersebelahan dengan kamar tersebut. Sialnya, kamar tersebut baru saja bekas check out sehingga butuh untuk dibersihkan terlebih dahulu. Untung saja, kamar tersebut listriknya nyala dan air kerannya menyala. Nggak kenapa dech tunggu sebentar demi kehidupan yang lebih baik #Halah.
Tarutung berhawa dingin, sehingga keberadaan selimut di masing-masing tempat tidur mutlak dibutuhkan. Soal kamar mandinya, kalau tinggal sendiri sich nggak kenapa yach, mandinya bisa dengan pintu terbuka. Namun, kalau anda tinggal berdua, agak repot karena pintu harus ditutup dari luar sehingga membutuhkan bantuan rekan anda untuk menutup dan membuka pintu. Hehehe. Untuk sarapan, Hotel Bali ini tergolong fleksibel karena makan prasmanan baru diadakan ketika jumlah tamu yang menginap cukup banyak. Apabila jumlah tamu tidak terlalu banyak, maka makan pagi akan disediakan di kamar-kamar. Sarapan kami pada pagi itu tergolong berat, dan terhitung mewah untuk hotel dengan harga RP. 150.000. Makan pagi hari itu adalah nasi putih, mie goreng, dan telur bumbu cabai. Buah-buahannya adalah pisang dan minumnya boleh milih antara kopi atau the. Semua ini boleh diambil sepuasnya, ekstra kerupuk pula! Hohohoho. Sayang, saya kayaknya nggak bisa makan makanan seberat ini pada pagi hari sehingga saya hanya memakan seporsi mie goreng saja. Ngomong-ngomong, mie goreng Hotel Bali, atau Mie Goreng Tarutung rasanya agak berbeda dengan mie goreng yang selama ini pernah saya makan. Untuk satu hal yang paling saya ingat dan saya suka dari Hotel Bali ini adalah, ruang hall tengahnya, tempat tamu bisa duduk, bersantai dan mengobrol berbau bedak bayi! Saya suka sekali melewati ruangan ini berkali-kali.

1 komentar:

  1. ooh ternyata kita sama, nggak bisa makan berat saat pagi hari.. hoho..

    template baru sulit navigasinya ya mas.. hehe

    ReplyDelete