Mendaki Menuju Puncak Salib Kasih

Seusai perjalanan 10 menit menempuh lereng bukit, akhirnya saya dan teman saya tiba di Puncak Bukit Siatas Barita. Disinilah objek wisata Salib Kasih berada. Kota Tarutung sendiri sudah termasuk Kota berhawa sejuk dan segar. Nah, berada di ketinggian bukit membuat saya agak menggigil kedinginan karena anginnya lebih sejuk dan lebih segar. Untung saja, saya sudah siap dengan jaket sehingga dinginnya puncak bukit nggak terlalu terasa.
Pintu masuk Salib Kasih adalah suatu bangunan dengan atap khas Batak, namun bercabang empat. Di depan pintu masuk ini berjejer, selayaknya tempat wisata pada umumnya, kios-kios makanan, oleh-oleh dan foto. Pada sisi lain yang berseberangan dengan deretan kios, ada pelataran terbuka dengan bentuk seperti teater yang konon sering digunakan untuk kebaktian raya, Natal atau Paskah. Di depan pelataran yang berbentuk teater tersebut ada sejumlah permainan anak seperti kincir ria, jungkat jungkit, atau perosotan. Kala itu, waktu menunjukkan pukul setengah tiga sore dan keramaian pengunjung tidak terlalu terasa. Kios-kios berjualan sebagian besar tutup dan sebagian yang buka tidak dipadati pengunjung. Mungkin memang bukan hari kunjungan besar kali yach? Yang menyenangkan, harga tiket masuk tempat ini luar biasa murah : Rp. 2.000 untuk dewasa dan Rp. 1.000 untuk anak-anak. Wow! Murah sekali!
Di pintu masuk utama ada sosok patung Dr. Ingwer Luwig Nommensen di kala muda. Mengapa muda? Soalnya sosoknya terlihat lebih kurus dibanding foto-foto Nommensen yang umum ditemui dimanapun. Selain memang beliau adalah rasulnya Bangsa Batak, ada alasan tersendiri dan kaitan antara Nommensen dengan Siatas Barita ini sehingga beliau dibuatkan patung dan dipajang di pintu masuk Salib Kasih. Nah, perjalanan menuju puncak Salib Kasih hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki saja, melalui anak tangga yang sudah tersusun rapih, melalui hutan pinus yang rindang. Wilayah lintasan ini disebut Taman Kenangan karena sepanjang perjalanan, banyak ditemui prasasti-prasasti mulai dari yang bentuknya sederhana dari bebatuan, kayu, hingga yang rapih dari keramik dan yang mewah berupa kursi peristirahatan. Prasasti-prasasti ini disumbang oleh banyak jemaat mulai dari Naggroe Aceh Darussalam hingga Papua. Ada sich komentar miring yang menyindir bahwa Taman Kenangan ini tak ubahnya laksana kuburan karena bentuk prasasti-prasasti tersebut nggak berbeda jauh dengan batu nisan yang dijajarkan di sepanjang jalan. Memang sich, kalau dilihat sekilas, memang agak mirip dengan deretan makam. Namun di sisi lain, Taman Prasasti ini bagus juga untuk menandai umat yang pernah berkunjung kesana. Sempat loch saya berpikir untuk meninggalkan suatu prasasti di tempat ini. Namun saya nggak mau yang ribet, sehingga prasasti yang terpikirkan ialah yang terbuat dari karton atau kertas saja walaupun nggak bisa dipastikan berapa lama prasasti dari karton tersebut akan bertengger sebelum akhirnya dikira sampah oleh petugas kebersihan setempat. Hahaha.
Bentuk jalan setapak yang tertata dengan rapih ini memang memudahkan para pejalan kaki yang akan berangkat menuju puncak Salib Kasih. Berjalan menembus hutan pinus pun terasa menyegarkan karena bebauan pinus ditambah suhu yang cukup sejuk dan rindang di bawang naungan daun pinus. Hanya saja, perjalanan ini cukup menguras tenaga karena dari patung Dr. IL Nommensen, jalan yang ditempuh seluruhnya menanjak. Perjalanan pada malam hari pun nggak disarankan karena saya memang nggak melihat sejumlah penerangan jalan yang memadai untuk para pejalan kaki (saya nggak terlalu tahu jam buka dan tutup Salib Kasih ini). Di ujung dari perjalanan menembus Taman Kenangan ini, jalanan terbagi menjadi dua, jalur pergi dan jalur pulang. Walaupun melalui jalur yang berbeda, namun kedua jalan setapak ini boleh dicoba karena banyak bacaan yang dikutip dari alkitab yang ditempelkan di sudut-sudut pohon atau semak. Nah, di ujung Taman Kenangan ini, disanalah Salib Kasih berada.

2 komentar:

  1. Lomie, kenapa sih gak pernah ada fotomu dengan temanmu itu? Tampilkan dooong :p

    ReplyDelete
  2. sudah ditampilkan ya Oom. biar nggak penasaran lagi, bisa tidur nyenyak dan nggak ngigau lagi...hihihihi *kabur*

    btw, fotonya udah saya masukin tuh. mau kenalan sekalian? hahaha

    ReplyDelete