Ngetem Lama Di Terminal Gunungsitoli *sigh*

Becak Motor Khas Gunungsitoli
Saya sich senang, saya pikir taksi ini akan langsung bertolak menuju Teluk Dalam dan saya akan tiba di Teluk Dalam tidak lama lagi. Setelah itu, saya akan segera bisa menjelajah banyak desa adat di Nias. Namun, belukm 5 menit berjalan, taksi tersebut melewati jalan utama di Gunungsitoli yang memang sepi, untuk kemudian masuk ke Terminal Bus Gunungsitoli yang juga sama-sama sepi. Taksi berputar sekali dan kemudian parkir di dekat pintu keluar terminal. Loch?
Kantor Terminal Bus Gunungsitoli
Sejumlah penumpang turun, bahkan yang duduk di belakang saya pun turun. Sang supir tidak memberitahukan saya dan mesin mobil pun dimatikan. Sejumlah penumpang duduk-duduk santai di areal pintu keluar terminal sambil merokok. Ha? Ini orang-orang pada mau ngapain yah? Yach, saya sich nggak berpikir panjang, saya hanya menduga ini semacam istirahat sejenak (istirahat sehabis 5 menit berkendara? Ya betul!). oleh karena itu, saya diam saja di dalam mobil sambil menunggu. Mudah-mudahan nggak lama.
Suasana Kota Gunungsitoli Yang Sepi Pada Minggu Pagi
Namun, lama berselang, sekitar 10 menit yang membuat bosan, akhirnya saya keluar dan menenteng kamera saya untuk mengamati kondisi sekitar. Nampaknya sang supir menunggu satu atau dua tamu lagi di jalan raya Gunungsitoli yang luar biasa sepi tersebut. Sesekali, hanya ada satu kenbdaraan melintas, beberapa sepeda motor, dan sejumlah becak motor. Efek hari minggu kah? Efek dimana semua warga pergi ke gereja dan tidak melakukan kegiatan sama sekali? Sejumlah warga Gunungsitoli duduk-duduk di dekat areal terminal sambil mengobrol. Aktifitas padapagi itu dapat dikatakan sangat jauh dari keramaian. Waktu memang masih menunjukkan pukul 7 yang baru saja lewat. Tapi buat saya, ini terlalu lama.
Penumpang Tambahan! *yay*
Mau tahu kapan taksi kembali bergerak? Kurang lebih satu jam penantian yang membuat saya geregetan karena nggak sabar, akhirnya taksi kembali diberangkatkan. Sang supir dan co-supirnya alias kenek akhirnya mendapatkan (atau memang sudah dipesan sebelumnya) satu (atau dua?) penumpang tambahan. Barang tambahan penumpang tersebut diikat di atas atap taksi yang sudah hampir penuh tersebut dan kepadatan di dalam mobil pun bertambah. Untung saja saya mendapatkan posisi di tepi jendela sehingga saya memang leluasan untk melihat-lihat keadaan sekeliling dan berfoto. Sayangnya, tempat duduk yang saya tempati merupakan jalur masuk atau keluar bagi penumpang yang duduk di belakang saya. Alhasil, begitu mobil berhenti atau mau naik, saya harus sigap dan waspada mempersiapkan mereka untuk keluar atau masuk mobil. Mau tahu situasi Gunungsitoli pada pagi hari minggu sekitar jam 7? Lihat gambar-gambar ini. Satu kata : sepi.
Supir Yang Membawa Saya Menuju Teluk Dalam
Becak Sepeda Tanpa Motor Khas Gunungsitoli
Ada Prudential Juga Di Gunungsitoli

2 komentar: