Ya'ahowu, Pelabuhan Gunungsitoli!

Selamat Datang di Gunungsitoli
Lambat laun, daratan mulai tampak di seberang sana. Walaupun masih gelap, namun titik-titik cahaya mulai mengisi horison gelap di seberang lautan. Perlahan namun pasti, titik-titik cahaya tersebut mulai membesar dan menampilkan pelabuhan dan perbukitan sebagai latarnya. Itulah Gunungsitoli, tempat KMP Tanjung Burang akan bersandar dan mengantarkan ribuan penumpangnya untuk menapaki Tano Niha. Ya’ahowu!
Riuhnya Suasana Saat Bubaran Kapal
Kesibukan Pagi Hari di Pelabuhan yang Agak Blur
Lapar? Nggak usah takut! Banyak pedagang makanan disini
Segera, ketika kapal bersandar dan tali pengikat kapal mulai dililitkan serta waktu menunjukkan pukul 6 tepat, ribuan penumpang bersama barang bawaan dan kendaraan yang terangkut mulai beringsut keluar. Ya, saya pun turut serta dalam gelombang masal tersebut. Saya menghirup udara di tempat ini dalam-dalam. Ah, saya bernafaskan Nias! Hehehehe. Saya harus menunggu angkutan yang akan membawa saya ke Teluk Dalam. Pak Berima (081264464737) adalah supir yang sedianya akan membawa saya dari Gunungsitoli menuju Teluk Dalam (kurang lebih 3 jam perjalanan melintasi pantai timur Nias). Pada saat saya tiba, saya segera menghubungi beliau dengan nomor telkomsel saya (ah, ya, sinyal XL hanya terdeteksi lemah di Gunungsitoli dan tidak ada sama sekali di Teluk Dalam. Jadi, tanpa bermaksud promosi, gunakan selalu Telkomsel untuk aktifitas jelajah nusantara anda). Pak Berima belum tiba dan saya agak sedikit panik karena apabila dia alpa dalam menjemput, buyar dan hancurlah semua rencana saya sebab saya hanya satu malam di Nias. Untungnya, beliau segera datang dan semua rutinitas tampak biasa saja untuk beliau. Beliau segera menghubungi semua penumpang yang sudah mendaftar dan segera melakukan pengepakan barang-barang yang dibawa oleh penumpang. Tanpa ba-bi-bu, ia langsung bertanya dimanakah barang bawaan saya dan ketika saya tunjukkan, ia langsung mengambil dan meletakkan di antara tumpukkan barang-barang. Tampaknya, hanya saya saja yang barang bawaannya cukup normal. Penumpang lainnya, bahkan ada yang membawa koper segede gaban, karung, kardus dan sepeda mini. Wow. Semua barang ditempatkan di atas kijang tersebut dan diikat dengan menggunakan tali tambang. Entah bagaimana caranya, nampaknya dia memiliki kemampuan untuk mengikat barang di atas mobil tanpa terjatuh untuk perjalanan 3 jam. Barang-barang saya sendiri cukup diletakkan di bagasi belakang lantaran ukurannya yang di bawah standard. Hehehe.
Becak Motor Khas Gunungsitoli, Nias
Arah keluar dari Pelabuhan Gunungsitoli
Sambil menunggu pengepakan, saya melihat-lihat kondisi sekeliling pelabuhan. Ternyata, Pelabuhan Gunungsitoli sudah ramai semenjak pagi. Ratusan penumpang yang tidak langsung melanjutkan perjalanan atau dijemput, memilih untuk menyemut di sekitar areal kedatangan dan memadati sejumlah warung-warung makanan. Sejumlah ibu-ibu pun ditemukan berjualan biskuit dan aneka minuman ringan di seputaran pelabuhan. Sejumlah becak motor datang dan pergi menawarkan dirinya kepada para penumpang yang akan menuju Gunungsitoli. Mereka berpikir bahwa penumpang yang masih tertahan di pelabuhan adalah penumpang yang belum memiliki kendaraan untuk mengangkut mereka ke kota. Oh ya, Kota Gunungsitoli masih berada sekian kilometer lagi ke arah selatan dari pelabuhan (sudah nggak terlalu jauh sich, sekitar 2 KM karena masih bisa dicapai dengan becak motor), sementara Bandara Binaka masih terletak 15 KM lagi dari Gunungsitoli.
Ucapan Selamat Datang di Gerbang Pelabuhan
Saya sendiri sich ingin mengeksplorasi keseluruhan pelabuhan yang tampaknya seru ini. Namun, saya tidak berani jauh-jauh dari Pak Berima yang sedang dan hampir selesai melakukan pengepakan barang-barang. Takut ditinggal, hihihi. Biaya Rp. 50.000 sebagai jasa perjalanan saya bayarkan di awal tepat sebelum saya naik taksi tersebut. Segera, setelah hampir setengah jam menyelesaikan administrasi pembayaran dan pengepakan, kami semua diminta untuk masuk ke dalam taksi guna berangkat menuju Teluk Dalam. Siap?
Proses mengikat barang bawaan

2 komentar: