Sumut Expo digelar lagi pada tahun 2008 ini setelah sebelumnya digelar pada tahun 2007. Berbeda dengan sebelumnya yang digelar di Semanggi Expo, kali ini Sumut Expo digelar di Balai Kartini selama 4 hari saja (18-21 Desember 2008). Tentu saja, pameran ini gunanya adalah memamerkan kebudayaan sumut, potensi daerah, seni, pariwisata dan sekaligus memasarkan produk-produk andalan daerah mereka masing-masing.
Sayangnya, kamis sore, 18 Desember 2008 ketika saya menjejakkan kaki di Balai Kartini, pengunjung yang datang sangat sedikit. Bahkan bisa dihitung dengan jari. Cukup sedih melihat situasi pameran seperti ini. Para penjaga stand pun tampak ogah-ogahan menjaga stand mereka, walaupun beberapa diantaranya ada yang memakai pakaian adat full dan tetap dengan anggun menawarkan brosur dan sanggup melayani pertanyaan pertanyaan dari saya. Namun, sisanya, kebanyakan berupa bapak-bapak yang asik sendiri dengan urusan mereka (mungkin bisnis) dan ketika ada pengunjung yang masuk standnya pun, tidak terlalu digubris oleh mereka. Saya cukup senang berkunjung ke pameran ini, terutama dengan banyaknya brosur - brosur yang dibagikan yang terutama memberikan banyak informasi tentang potensi daerah mereka terutama di bidang pariwisata dan seni dan budaya. Walaupun beberapa dari brosur tersebut dibuat sangat sederhana dan apa adanya, namun usaha dari pemkab kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara ini cukup patut diacungi jempol. Pemkab Labuhan Batu, bahkan memberikan saya VCD potensi daerah mereka. Pemkab Tapanuli Selatan, rela membongkar koper besar mereka untuk menunjukkan koleksi ulos-ulos mereka yang tidak dipajang di stand. Pemkab Toba Samosir yang paling berhias dengan hiasan ulos di dinding mereka, membagikan Batak Pos, miniatur rumah-rumah Bolon dan hiasan ala Batak Samosir di plafon stand mereka. Pemkab Pakphak Bharat, menjual ragam ulos dan pakaian adat dengan harga bersaing. Ketika membeli, saya bahkan diberi sebuah minyak Nilam (Patchouli) oleh Ibu penjaga stand. Pemkab Tapanuli Tengah juga cukup berhias dan bahkan memperkenalkan tehnik membatik yang baru saja diperkenalkan di Sibolga, terutama dengan batik khas pesisirnya yang unik.
Di luar itu, beberapa stand tampak sangat seadanya menampilkan kekayaan daerah mereka. Sungguh sayang memang. Beberapa stand bahkan ada yang belum buka, kosong sama sekali atau ditutup terlalu dini. Pemkot Pematang Siantar cukup mewah, mereka bahkan mendatangkan Betor BSA khas Siantar dan membagi bagikan rokok marcopolo gratis kepada pengunjung. Rokok Marcopolo ini memang khas Pematang Siantar.
Selain berupa pembagian-bagian brosur, kain-kain khas daerah masing-masing, kerajinan tangan, perhiasan, makanan khas daerah dan produk unggulan tambang daerah, anda juga bisa menyaksikan beberapa stand lain non-daerah seperti stand dari departemen tertentu, otorita Asahan, hingga Bank Sumut (standnya kosong!). Panggung besar yang berdiri megah di sisi ruang pameran pun tampak kosong dengan ketiadaan atraksi sama sekali pada hari kunjungan saya. Sungguh sayang. Informasi mengenai pameran ini sendiri saya dapatkan dari running text yang ada di Mtero TV. Seandainya saya tidak melihat running text tersebut, mungkin saya juga tidak akan berkunjung ke pameran ini.
Yah, diluar dari kelebihan atau kekurangan yang ada, ada baiknya kita sebagai sesama Bangsa Indonesia, turut support dalam kegiatan pemkab daerah lain di Indonesia. Apabila ada waktu, anda bisa mengunjungi pameran kebudayaan Sumut ini. Bisa jadi juga, anda malah tertarik untuk berkunjung ke Sumatera Utara sudatu saat nanti. Kalau sudah pulang, jangan lupa untuk berfoto di depan expo beserta batu granit Nias buatan yang bertuliskan Sumut Expo 2008. Dijamin, unik dan menarik. Sayangnya, saya nggak bawa kamera pada malam itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
usaha yg bagus utuk mengenalkan potsensi daerah.
ReplyDelete