Makan di Pantai Padang, Restoran Nelayan dan RM Samudera Jaya, Padang

“Laparrrr!”, raung perut saya. Satu jam sudah berlalu semenjak waktu makan malam. Saya baru saja sampai di hotel dan baru berpikir untuk mengurusi perut saya yang sudah menjerit-jerit sambil joged keroncong selama satu jam terakhir ini. Makan apa yach di Padang malam hari?
Secara, Padang adalah kota besar, cari makan disini tidak terlalu sulit. Supir taksi yang mengantarkan kami sempat menunjuk beberapa titik untuk menghabiskan malam sembari menyantap hidangan makan malam. Makanan di Padang cukup beragam. Kalau anda hanya berpikir di Padang maka harus makan makanan Padang, tolong terima informasi ini dengan lapang dada yach: Modernisasi telah lama masuk Padang. Saya justru melihat lebih banyak makanan non-Minang yang beredar disini selain tentunya ada sejumlah tempat yang tetap mempertahankan menu khas Kota Padang. Contohnya, saya bisa menemukan bubur ayam, sosis, sandwich, steak, pasta, bakso dan nasi goreng. Hidangan tersebut tersaji di atas warung pinggir jalan, café tenda, hingga restoran dalam gedung yang sudah pasti tampak nyaman dan juga mahal. Kalau anda menyempatkan diri ke Pantai Padang malam hari, maka anda akan bisa melihat apa yang disebut dengan makanan khas pantai ini. Deretan puluhan kios lengkap dengan tempat duduk menghadap pantai berbaris memenuhi sisi Pantai Padang. Apa yang dijual? Bolehlah awak cube datang kemari...Menarik, sederetan panjang kios tersebut ternyata menjual beragam makanan yang nyaris sama : indomie goreng atau rebus, nasi / kwetiaw / mie goreng, sate udang, tiram dan sate padang. Saya menyusuri jalan ini bersama rekan-rekan dan mengharap sesuatu yang berbeda. Yah, maklum lah, pantai kan harusnya terkenal dengan seafoodnya ya kan? Namun, sesampainya di ujung jalan (masih ada sejumlah café menjual makanan serupa apabila saya meneruskan perjalanan ini), saya mendapati bahwa hampir semua warung menjual makanan yang sama persis. Ya itu tadi, yang sudah saya sebut. Padahal, ide awalnya berjalan ke pantai adalah makan seafood loh. Apabila saya banyak memiliki hari lebih di Padang, mungkin saya akan coba makanan ini. Apalagi sate udang, tampaknya cukup menarik untuk dicobai. Sayangnya, rekan-rekan saya tidak setuju. Akhirnya kami bersikeras untuk mencari seafood, atau sesuatu yang lebih bernuansa pantai dan laut. Wajar toh, nasi goreng dan variannya mudah ditemui dimanapun, tidak mesti di pantai. Sayang banget kalau jauh-jauh ke Padang Cuma makan nasi goreng di pinggir pantai. Gedubrag.Pilihan berlanjut ke Restoran Nelayan, yang terletak di seberang Pantai Padang. Restoran ini memang kerapkali disebut-sebut oleh teman maupun warga lokal yang kami tanyai tentang rekomendasi makan di Padang. Namun, melihat bangunannya, kami semua sempat gentar dan langkah sedikit tersendat. Bangunannya sangat mewah, dengan lampu dan warna-warni lainnya yang menerangi malam. Perkiraan kami, harganya pasti juga wah. Setelah memeriksa harga dengan sedikit malu-malu dan malu-maluin, kami mendapati, walaupun harganya tidak terlalu wah, namun bagi saya dan teman yang berwisata a la budget traveller, makan disini bisa agak menyakitkan kantung kami. Tidak mau berspekulasi, saya mampir dan menanyakan jenis-jenis menu yang ada. Seperti dugaan kami, makanan disini sedikit lebih tinggi harganya. Jelas, ruangan dalamnya nyaman sekali dan restoran ini memiliki balkon yang cukup luas bagi para tamu untuk makan malam sambil menikmati pantai di malam hari. Maaf saja, kali ini kami –lewat- akan restoran ini. Maaf ya Uda dan Uni, anggaran kami tidak mendukung. Perut sudah keroncongan, tapi otak masih bisa berpikir jernih. Baru hari pertama, masak sudah melanggar budget, hehehe...
Tidak kehilangan akal, kami yang tetap menginginkan seafood kembali mencari. Akhirnya, ada sebuah restoran seafood sederhana di sebelah Restoran Nelayan. Restoran ini menyerupai sebuah rumah yang garasinya dibuka untuk dijadikan dapur dan tempat meletakkan berbagai macam hewan seafood dalam kardus-kardus stereofoam. Restoran Samudera Jaya namanya.
Dari tampilan luar, Restoran Samudera Jaya memang cukup sederhana. Harga makanannya memang tidak dapat dikatakan terlalu murah, namun juga tidak dapat dikatakan mahal. Yah, semua orang tahu dan pastinya punya logika donk kalau harga seafood memang lebih mahal dibanding makanan biasa. Suasana nyaman menyeruak begitu kami memasuki rumah makan ini. Buku menu disodorkan dan kami bisa melihat bahwa makanan di tempat ini memang cukup ramah di kantong. Harga makanan berkisar dari Rp. 15.000 hingga puluhan ribu rupiah untuk produk seafood tertentu. Nasi goreng dan variannya seperti kwetiau dan mie goreng seafood menjadi pilihan kami. Menu a la carte-nya (ikan, udang, cumi, kerang, kepiting) berlabel harga lebih tinggi dibanding menu yang kami pilih. Di atas 15-20ribuan lah. Makanannya sendiri cukup enak walaupun tidak sampai masuk kategori enak sekali. Yang jelas, berhubung lapar, semuanya jadi tampak sangat lezat dan enak. Keroncongan hebat di perut saya bisa diredam juga akhirnya. Tapi ini bukan berarti RM. Samudera Jaya kurang lezat yah. Indera perasa saya dan rekan-rekan masih normal untuk merasakan makanan enak atau tidak. Potongan udang dan cumi cukup banyak berserakan di kwetiau pilihan saya. Yang mengesankan justru bukan makanannya tapi minumannya. Saya memesan Jus Merdeka setelah melihat pengunjung lain dibawakan minuman ini. Minumannya unik, atasnya berwarna merah dan bawahnya putih. Saya yang penasaran memanggil mbak pelayannya dan bertanya itu minuman apa. Mbak tersebut mengatakan itu adalah Jus Merdeka, bawahnya jus sirsak dan atasnya jus terong belanda. Kreatif sekali yach? Ketika dibawakan, saya memang tergoda sekali akan warnanya dan kreatifitasnya. Walaupun minumnya sebaiknya diaduk, namun saya tidak sampai hati mengaduknya. Takut menghancurkan komposisi warnanya (walaupun akhirnya memang hancur teraduk sedotan). Jus ini segar dan mengingatkan saya akan jus markisa dicampur terong belanda di Medan. Kayaknya Terong Belanda ini memang buah serbaguna yang menarik yach? Sayang, saya baru menjumpainya di wilayah Sumatera saja. Buah unik ini harus dicoba apabila anda bakunjuang ke Sumatera Barat. Kalau nggak sempet coba Jus Merdeka ini, setidaknya cobalah Jus Pinang, Jus Sirsak, dan Jus Terong Belanda di mobil jus yang banyak mangkal. Restoran Nelayan terletak di Jalan Mongonsidi. Sementara itu, Restoran Samudera Jaya serta deretan warung makan pinggir pantai terletak di Jalan Samudera. Gampang koq menemukan deretan warung makan dan restoran ini. Orang-orang sekitar bisa ditanyai dan mereka cukup ngeh akan keberadaan tempat-tempat ini.

3 komentar:

  1. enak apa bro jus campur terong belanda itu?

    ReplyDelete
  2. hohohoho...enak sih, manis...tapi bukan ini yang bikin saya rindu akan Tanah Sumatera...ini bonus aja dech...

    yang bikin aku rindu akan Sumatera itu : Es Durian =p~ slurpppp

    suka duren ga, nas? :D

    ReplyDelete
  3. Objek Wisata di PandeglangSeptember 10, 2009 at 1:32 PM

    Objek wisata di indonesia emang gak kalah sama luar negeri...malahan dari keindahan dan keasrian lebih unggul. salahsatunya Pantai Carita dan Pantai Tanjung lesung yng merupakan Objek wisata di pandeglang

    ReplyDelete