Setelah 3 jam terjaga sambil melihat-lihat pemandangan sawah dan diselingi tidur sejenak, akhirnya saya tiba di Probolinggo. Bus memasuki kota Probolinggo dan terlihat resik. Di kanan dan kiri jalan, tampak berbagai taman dari tiap divisi atau departemen Pemda yang tertata dengan rapih. Walaupun terlihat cukup artifisial, namun lumayan juga untuk membuat indah kota. Setelah deretan taman buatan tersebut berakhir, akhirnya sampai juga kami di Terminal Bayuangga, terminal satu-satunya di Probolinggo yang melayani rute antar kota. Bus jurusan luar kota misalnya Surabaya, Pasuruan, Malang, Jember, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi akan melalui terminal ini terlebih dahulu.
Terminal yang tidak terlalu besar ini hanya memiliki 6 buah lajur keberangkatan saja. Bus Patas hanya berangkat dari lajur 1 (Surabaya – Malang) dan 6 (Banyuwangi – Situbondo) saja. Sisanya, merupakan jalur keberangkatan bus reguler semua. Jangan bayangkan terminal ini adalah terminal bus besar yang memiliki area kedatangan dan keberangkatan. Bagi anda yang baru saja datang, anda bisa saja langsung berganti bus di titik penurunan penumpang tanpa harus masuk ke peron keberangkatan lagi, cukup pindah jalur saja. Biaya masuk peronnya sendiri cukup murah, Rp 200 saja. Deretan warung makanan dan makan yang tertata rapih menyambut anda di sisi kiri. Saya sich nggak berniat makan disini karena masih pagi. Beberapa hal yang menyita perhatian saya ialah benda-benda yang dijual di terminal ini. Saya melihat adanya gunungan apel, salak, dipajang di tiap-tiap warung makan. Beberapa diantaranya menjual Madu Bondowoso yang dikemas dalam bentuk anyaman keranjang. Unik. Anehnya, saya justru nggak melihat adanya mangga yang merupakan identitas Probolinggo disini. Mungkin belum waktunya berbuah kali yach?
Walaupun nggak terlalu besar dan ramai, saya menjumpai beberapa orang turis asing berdiri disini yang tampaknya sedang menunggu bus. Gunung Bromo yang menjadi target perjalanan kali ini memang luas sekali. Saking luasnya, gunung ini bisa dicapai dari 4 daerah berbeda di Jawa Timur dimana Probolinggo adalah salah satunya dan merupakan jalur yang paling umum. Di pojok-pojok terminal, anda juga bisa menemukan sejumlah travel agent (yang sangat nggak saya sarankan) untuk membantu rencana perjalanan anda ke Bromo atau ke tempat-tempat lainnya di Indonesia. Mengapa? Simak postingan berikutnya!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment