Setelah puas menyaksikan kawah Bromo (dibilang puas sich nggak juga :p) , maka selesailah paket wisata perjalanan anda. Biasanya, saat itu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Hardtop harus kembali ke hotel sekitar setengah 9 atau pukul 9. Jadi, ini adalah saatnya anda turun dari Kawah Bromo dan kembali ke parkiran! Nah, jalur untuk turun ternyata lebih mudah dibanding jalur naik. Memang sich, secara umum, kontur jalanan menurun juga lebih mudah ditempuh dibanding tanjakan. Namun, di balik itu semua, jalur naik ternyata ‘berbeda’ dengan jalur turun. Jalur naik terasa lebih jauh dan agak memutar dibanding jalur turun. Saya nggak melihat adanya jalur turun pas waktu kedatangan. Pada saat waktu kedatangan, secara tidak langsung saya diarahkan oleh para pengendara kuda tersebut untuk melalui jalur naik. Koq begitu yach? Pengecualian kalau anda sudah pernah ke Bromo sebelumnya dan tahu jalan pintas menuju puncak, silahkan digunakan saja. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan jalur naik digunakan untuk turun atau sebaliknya. Saya menjumpai beberapa turis yang naik di jalur turun dan turun di jalur naik. Suka-suka yang punya kaki dech. Hehehe...
Jalur turun terasa lebih singkat dan lebih landai dibanding jalur kedatangan. Jalur ini tepat berada di belakang pura. Pada waktu kedatangan tadi, saya nggak sempat memutari kompleks pura sehingga tidak tahu akan jalur ini. Jalur ini berada lebih dekat dengan Gunung Batok dan tersedia semacam areal parkir kuda yang ditandai dengan patok-patok kayu yang berjajar di sepanjang lautan pasir. Hati-hati menuruni jalur turun ini, arealnya didominasi oleh pasir dan masih basah bekas hujan sehingga licin. saya saja sampai tergelincir beberapa kali. untung, saya nggak sampai terbalik atau terjungkal. Dijamin, malunya lebih gede daripada sakitnya.
Di jalur turun ini, terdapat sejumlah pengendara kuda juga untuk anda gunakan kalau anda malas berjalan kaki. Perbedaan harga yang signifikan bisa ditemui disini. Apabila harga sewa kuda pada jalur pendakian berkisar Rp. 25.000 – Rp. 50.000, maka di jalur turun, bahkan saya menemui kuda yang bisa disewa dengan harga Rp. 10.000 saja. Pasti, jalur ini lebih mudah dan lebih dekat sehingga para penunggang mau menyewakan kudanya dengan harga cukup murah. Jalur ini juga lebih sepi dari keramaian wisatawan. Percaya dech, mau jungkir balik atau guling-guling disini, silahkan saja, tidak ada yang melihat koq. Dari pura, lokasi parkiran hardtop sudah cukup dekat dan bisa terlihat dengan mudah. Begitu anggota lengkap, hardtop segera kembali ke penginapan, mengantarkan anda semua menyelesaikan tur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wooow...kereeens >,<
ReplyDeletehihihi...terima kasih :D
ReplyDelete