Dewadaru, Pohon Dewa Karimunjawa

Sudah tahu kan kalau listrik di Karimunjawa terbatas? Listrik yang melayani pulau-pulau utama di Karimunjawa hanya tersedia mulai pukul 6 sore hingga 6 pagi saja. Selepas itu, ucapkan selamat tinggal pada listrik. Hihihi. Makanya, kalau mau nge-charge baterai blackberry, baterai kamera, baterai laptop, dan peralatan listrik lainnya, lakukan dengan bijak. Tiada listrik sama sekali untuk 12 jam selama matahari bersinar. Pembangkit Listrik yang mereka miliki terletak di jalan raya sepanjang 22 KM yang membentang dari Kota Karimunjawa hingga Kampung Bugis dan Dermaga Legonbajak di Pulau Kemujan. Lokasinya berada di antara Ujung Gelam dan Kota Karimunjawa. Eh, rasanya kita nggak butuh listrik dech di siang hari. Ngapain banget coba siang-siang ngendon di dalam penginapan? Mendingan keluar dan menikmati pulau ini. Iya tidak?
Oleh karena itu, listrik, AC dan semua peralatan listrik yang mengkonsumsi listrik pada malam hari, akan mati pada pukul 6. Kalau begitu, saatnya kita bangun dan menikmati Karimunjawa di pagi hari, sebelum siangnya kita menyelam! Nah, Kota Karimunjawa sendiri, seperti yang pernah saya katakan, adalah kota yang berukuran kecil. Pusat kotanya bisa habis dikelilingi dengan berjalan kaki selama 1 jam. Itu pun sudah termasuk melihat-lihat objek-objek menarik yang ada di seputaran kota. Hmm...memangnya ada objek menarik apa saja sich di seputaran kota?
Kota yang bentuknya tidak terlalu rumit ini mudah sekali untuk dikelilingi. Penduduk lokal memang tidak terlalu banyak pada pagi hari seperti ini. Mereka rata-rata masih berada di rumah masing-masing untuk melakukan pekerjaan rumah. Namun, pada pagi hari, kalau beruntung kita bisa menjumpai satu, dua atau bahkan segerombolan turis (sangat terlihat dari pakaiannya) jogging pagi-pagi di seputaran kota. Jangan bayangkan ini adalah kota metropolitan yah. Pusat kota Karimunjawa hanya terkonsentrasi di alun-alun saja. Areal yang mengelilingi alun-alun sebagian besar didominasi oleh rumah penduduk dan wajah hutan. Udaranya cukup bersih walaupun tidak terlalu dingin. Jogging pagi-pagi sangat layak dilakukan menurut saya.
Nah, pada pagi hari saya mencoba berjalan kaki ke arah dermaga utama Karimunjawa. Salah satu yang cukup menarik perhatian saya adalah Kantor Departemen Kehutanan Taman Nasional Karimunjawa. Walaupun kantor tersebut belum dihuni sepagi itu, namun halaman kantor ini cukup menarik untuk disambangi. Apa pasal? Di halaman kantor, terdapat sejumlah tanaman endemik Karimunjawa yang dikembangbiakkan. Sebut saja Mahoni, Nyamplung, dan Dewadaru. Kedua jenis pohon pertama mungkin tidak terlalu menarik perhatian. Namun, Dewadaru? Jujur, saya baru pertama kali mendengar nama pohon ini di Karimunjawa. Setelah sedikit penelitian (biasa, dibantu oleh eyang Google), ternyata Karimunjawa adalah salah satu tempat di Asia Tenggara yang cukup banyak ditumbuhi tanaman ini. Dewadaru aslinya berasal dari dataran tinggi Himalaya di India dan Nepal. Sri lanka bahkan menjadikan tanaman ini sebagai tanaman nasionalnya. Namun kenyataannya, tanaman ini bisa tumbuh pada daerah tropis berpantai seperti Karimunjawa. Tanaman ini memiliki julukan kayu besi sehingga kerap digunakan sebagai bahan baku fondasi bangunan atau bantalan rel kereta. Beberapa literatur bahkan menyebutkan bahwa Dewadaru bersifat magis, dikeramatkan, dan lebih ekstrim lagi tidak bisa dibawa keluar dari Karimunjawa. Hihihi...sayangnya saya nggak sebegitu nekadnya mencoba mengeluarkan tanaman ini dari Karimunjawa. Sekedar informasi, bandar udara di Pulau Kemujan, Karimunjawa bernama Bandara Dewadaru. Ini menunjukkan, pohon Dewadaru ini memang memiliki keterikatan kuat dengan Karimunjawa. Pohon ini adalah identitas Karimunjawa. Eit, jauhkan tangan anda dari tanaman Dewadaru tersebut. Saya yakin anda nggak mau dapat masalah gara-gara mematahkan dahan pohon itu. Mendingan kita lanjut jalan-jalan pagi dan menikmati udara segar disini.

7 komentar:

  1. kenapa nggak coba dibawa aja mas, walaupun cuma secuil.. hihihiihi

    ReplyDelete
  2. wah kalau listriknya digilir gitu musti hemat barang elektronik ya.

    namanya aja sangar ya, Dewadaru gitu hihihi.

    ReplyDelete
  3. *makanya, pas kesana bawa power extention atau kaki 3, jadi bisa charge semuanya bareng2* hihihihi

    ember jeung, namanya sangar. hahahaha

    ReplyDelete
  4. kok gak ada foto pohon dewadaru yg sudah besar? *ngeyel*

    ReplyDelete
  5. nih bibitnya *kasih sekop dan pupuk ke Oom Brad*

    ReplyDelete
  6. salah kaprah bos dewadaru yg dikarimunjawa berbahasa latin "Fragrarea eliptica" sedang yg dirilanka "Mesua ferrea L."

    ReplyDelete
  7. Hooo...genus dan spesciesnya saja sudah berbeda yah ternyata? terima kasih untuk koreksiannya :)

    jadi, kemungkinannya, dewadaru di Indonesia atau Karimunjawa tidak berasal dari Sri Lanka?

    ReplyDelete