Selamat Datang Di Tapanuli Utara!

Sebelum saya tiba di Ibukota Tapanuli Utara, saya pernah mendapat brosur kabupaten ini pada Sumut Expo di Balai Kartini sekitar November 2009. Dengan dikelilingi oleh Rura (=lembah) Silindung, hawa yang sejuk, bersentuhan dengan Danau Toba di utara dan Bukit Barisan di selatan, lokasi asal dan pusatnya HKBP (Perayaan Natal Nasional pernah dipusatkan di kota ini), sejumlah lokasi wisata iman, pusat pembuatan gitar, makanan unik, makam dan monumen, serta budaya Tapanuli yang masih asli, Tapanuli Utara layak banget menjadi tujuan wisata anda!, begitu kurang lebih anjuran dan ajakan brosurnya. Sepanjang sejarah kabupaten di Sumatera Utara, mungkin Tapanuli Utara-lah yang memegang rekor perpecahan (pemekaran) terbanyak, bahkan hingga ber-cucu. Aslinya, wilayah ini mencakup Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir, dan Tapanuli Utara sendiri. Luas banget yach? Sekarang, unik dan anehnya, posisi Tapanuli Utara sendiri terletak lebih selatan daripada Tapanuli Tengah yang berada di tepi Samudera Hindia. Namanya perlu disesuaikan nggak tuh? Hehehe. Omong-omong, Tapanuli itu sendiri merujuk dari kata “Tapian Na Uli” yang bersumber dari wilayah di sekitar Sibolga, tepian yang indah. Dalam perkembangannya, Tapanuli itu merujuk pada wilayah di selatan Danau Toba, mulai dari Dairi hingga Mandailing Natal.
Sebenarnya, keindahan alam Tapanuli Utara sendiri sich sudah menjadi objek wisata tersendiri yach. Walaupun di siang hari nggak terlalu dingin-dingin amat, namun pada malam hari, dinginnya tempat ini lumayan bikin menggigil. Agak berbeda dengan kawasan Puncak, Jawa Barat yang menusuk tulang, dinginnya tempat ini lebih dikarenakan angin lembah yang bertiup di seputaran kota. Maklum, Tarutung kan memang terletak di dasar Rura Silindung. Jadi, memandang kemanapun, kita akan melihat bukit-bukit mengelilingi dan sekaligus membentengi kota ini. Terlebih dengan posisinya yang berada di dataran tinggi, komplit lah hawa dingin menyergap dari segala arah. Pemandangan sehari-hari yang saya lihat adalah awan tebal menyelimuti langit di atas Tarutung, hanya sesekali matahari bersinar menembus kumpulan awal tebal tersebut. Sejumlah kabut tebal biasa terlihat pada pagi hari, menutupi pandangan saya akan puncak-puncak bukit di sekitar Tapanuli Utara. Objek wisata andalan Tapanuli Utara adalah Salib Kasih yang berada di atas Bukit Siatas Barita. Waktu pertama kali melihat brosurnya dan dipromosikan sedemikian rupa, saya benar-benar penasaran dan ingin berkunjung ke Salib Kasih ini. Unik juga melihat salib sebesar ini dan berada di puncak bukit. Apakah saya sampai disana? Tunggu saja postingan selanjutnya! Hehehe. Di luar dari Salib kasih yang terletak cukup dekat dari Kota Tarutung, ada sejumlah objek wisata lain yang masih terhitung dekat seperti Air Panas Hutabarat, Air Panas Sipoholon, hingga yang lumayan butuh usaha untuk mencapainya seperti Monumen Munson Lyman dan Muara serta Hutaginjang. Tertarikkah mencicipi pesonanya Tapanuli Utara? Mari ikut saya!

4 komentar:

  1. sepertinya daerah ini mayoritas Kristen ya Lomie?

    ReplyDelete
  2. Meskipun terkesan seperti nama masakan Cina tapi ikutan ah panggil Lomie. Dan saya tebak anda berhasil mencapai salib itu, karena kalo nggak Lomie pasti nggak akan sepede itu menyebutkannya, hehehe ....

    ReplyDelete
  3. ngana benar! *upsss* maksudku, abang bénar! Tapanuli Utara didominasi dengan kristen walau kehidupan muslim juga berkembang baik disini :)

    ReplyDelete
  4. ahahahaha...gpp koq, Lomie itu panggilan sayang orang-orang kepada saya. kalau anda manggil saya "Lomie", artinya anda semua sayang sama saya *awwwwwrrrr* berpelukaaan~

    hohoho...ditunggu saja di (beberapa) postingan berikutnya. wekekeke. ada apakah di atas Siatas Barita :p

    ReplyDelete