Kompleks T.B. Silalahi Center Di Tepi Balige

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali berkunjung, dua tiga objek wisata terdatangi. Ya, saya senang bisa berkunjung ke Balige karena dua objek wisata yang ingin saya kunjungi letaknya berdekatan. Kedua objek wisata ini terletak di Desa Pagarbatu. Selain Makam Raja Sisingamangaraja XII, objek wisata berikut yang ingin saya sambangi adalah T.B. Silalahi Center, kompleks yang cukup luas mencakup museum Batak modern terbesar, museum koleksi dan sejarah pribadi Bapak T.B. Silalahi, gedung pertemuan skala internasional, kampung Batak, Ruma Bolon, hingga restoran, kolam renang serta pusat kerajinan tangan dan karya seni Sumatera Utara. Konon, informasi yang disajikan di museum ini beserta kuantitas serta kualitas barang pameran merupakan yang terbaik, bukan saja di seluruh Sumatera Utara, bukan juga seluruh Indonesia, namun hingga ke seluruh dunia! (wajar donk, pusat suku Batak kan memang di seputaran Toba dan sekitarnya. Hohoho). Museum ini baru diresmikan pada tahun 2006 sehingga walaupun baru 5 tahun berselang, kunjungan saya masih merupakan kunjungan baru bagi kompleks ini. Hampir semua cat dan perawatan bangunannya masih bagus. Konon, ke depannya akan dibangun pula pusat kebudayaan yang berkaitan dengan budaya Batak seperti Batak Karo dan Nias. Uniknya, kebudayaan Batak tidak mencakup wilayah Sumatera Utara saja, namun berkaitan hingga ke Toraja. Nah loh, koq bisa?
Pengelolaan yang modern dan dipegang oleh pihak swasta tampaknya merupakan kunci bahwa objek wisata museum bisa maju dan keren. T.B. Silalahi Center buktinya. Untuk kompleks wisata sekelas ini, saya rela deh bayar agak mahalan. Kebetulan, tiket masuk untuk orang dewasa adalah Rp. 10.000. Harga ini menurut saya sangat wajar untuk kelas museum yang sangat bagus, rapih, dan modern ini. Untuk anak-anak, tiket masuknya adalah Rp. 5.000. Seperti umumnya tempat wisata di Indonesia, wajah-wajah turis asing akan dikenakan tiket masuk lebih mahal daripada orang lokal yakni Rp. 50.000. Nah, buat orang lokal yang wajahnya ke-Korea-Koreaan, sebaiknya stop bertingkah dan berbicara Bahasa Korea kalau nggak mau dikenakan tiket masuk Rp. 50.000. Hihihi.
Dari awal masuk saja, kesan modern dan keren sudah terpancar dari tempat ini. Saya nggak mau melebih-lebihkan sich, namun pintu masuknya saja menggunakan pintu ulir yang akan berputar apabila turis masuk. Suatu kesan yang sangat baik, saya rasa. Begitu masuk, anda akan dihadapkan pada halaman utama kompleks T.B. Silalahi Center yang memajang tank-tank tempur (karena Bapak T.B. Silalahi memang orang Angkatan Darat). Objek foto yang menarik tentunya buat anda yang narsis. Kapan lagi coba bisa berfoto bersama tank tempur? Wow! Namun, fotonya jangan terlalu eksis dan heboh sampai menaiki tank tempur tersebut yach. Ada larangan agar pengunjung tidak menaiki tank tersebut agar tidak merusak benda pajangan tersebut (atau juga mengaktifkan tombol picu meriamnya. Hihihi. Seram).
Di belakang koleksi tank terdapat Museum Pribadi Bapak T.B. Silalahi. Di tempat ini ada seorang petugas yang mencoba mengarahkan pengunjung untuk memasuki Museum Batak terlebih dahulu, entah mengapa. Tidak terlalu jauh dari deretan tank tempur, ada patung seorang anak membaca buku sambil menaiki kerbau bertanduk jatuh. Konon, ini adalah gambaran Bapak T.B. Silalahi di kala kecil. Tanduk jatuh sang kerbau pun persis seperti yang diingat oleh beliau. Nah, persis di belakang patung tersebut ada toko suvenir dan makanan ringan. Di belakang toko suvenir tersebut, terdapatlah sebuah bangunan modern dengan bentuk trapesium terbalik yang merupakan gedung pertemuan dengan Museum Batak di bawahnya. Desain bangunannya sungguh kontemporer dan modern. Bahkan, ada LCD raksasa di salah satu sudut gedung pertemuan ini yang bisa menginformasikan acara kegiatan yang berlangsung. Rp. 10.000 sich bener-bener murah loch.
Tidak jauh dari gedung pertemuan dan Museum Batak, ada replika besar Siraja Batak, kakek buyutnya Orang Batak terutama dalam hal penurunan marga. Banyak hal yang bisa kita ketahui juga seputar Suku Batak di lapangan ini. Selain Siraja Batak, ada 6 puak Batak yang teremboss di bagian fondasi sekitar gedung pertemuan. 6 puak tersebut adalah Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Angkola. Walaupun sejatinya terjadi perbedaan di antara masing-masing puak Batak, namun T.B. Silalahi Center ini nampaknya berupaya untuk mempersatukan 6 puak Batak dengan nama umum : Batak. Walaupun sich, setelah saya berkunjung ke rumah adat, ke kampung Batak, hingga membaca hampir seluruh papan informasi tentang Suku Batak yang ada, saya berpendapat bahwa informasi yang ditulis di seluruh kompleks ini lebih menjurus pada Suku Batak Toba yang penyebarannya memang di wilayah Tapanuli Utara hingga seputaran Toba. Namun untuk keakuratan dan kelengkapan informasi, museum ini sudah sangat mewakili dan bisa menjadi sumber informasi yang sangat layak dipercaya bagi anda penikmat kebudayaan Batak maupun para peneliti. Sungguh, saya kagum dengan museum ini. Terletak 6-7 jam perjalanan dari Kota Medan, niat Bapak T.B. Silalahi sungguh mulia untuk mendirikan museum ini di Kota Balige sebagai sumber pembelajaran masyarakat akan kebudayaannya sendiri. Tepuk tangan yang meriah!
Untuk menuju ke Kompleks T.B. Silalahi Center, cukup lanjutkan 100 meter perjalanan anda dari Makam Raja Sisingamangaraja XII ke arah tepi Danau Toba, melewati sejumlah rumah dan ladang jagung yang sudah menguning. Cantik sekali. Tidak perlu ragu, bangunan trapesium terbalik tersebut sudah akan terlihat di kejauhan, atau bahkan di tepi danau bagi anda yang menggunakan perahu. Sayang, entah apakah karena saya datang pada hari libur, atau ada sebab lain, namun kunjungan ke tempat ini tidak terlalu ramai. Bahkan, pengunjungnya pun bisa dihitung menggunakan jari. Padahal, berwisata di museum, apalagi yang sekeren ini bisa menjadi kesenangan tersendiri lho. Nggak usah jauh-jauh deh, buat teman-teman yang berada di Samosir, Medan, atau Tarutung, sudah pernahkah anda mengunjungi T.B. Silalahi Center?

7 komentar:

  1. ah om lommie akhirnya kau kembali ke jalan yang benar.. template yang kemaren bener2 ribet navigasinya.. sekarang tinggal nunggu yang ini aja dipoles dikit pasti udah siip!

    om, saya jadi penasaran nih isi dalemnya museum kayak apa.. kok sepertinya museum ini bisa dibilang paling istimewa dibandingkan dengan museum batak yang lainnya.. ;)

    ReplyDelete
  2. wekekekekeke...maap ya Oom akan kesulitannya. iya nih, saya sampai bosen dikasih tahu kalau template yg itu susah. maaf belum ada waktu buat ngeberesin. ini ajah pelan pelan, curi2 waktu...hehehe...terima kasih buat pujiannya...hihihi...jadi terharu hihihi

    well...habis ini saya mau posting tentang isi museum ini sih. ditunggu yaa... hohoho...makasih buat masukannya ^^

    ReplyDelete
  3. saya terkesan, dan saya berniat untuk mengunjungi TB Silalahi Center dlm waktu dekat ini.

    ReplyDelete
  4. hotel deket situ hotel apa yaa yang *3 atau *4. trims sblnya

    ReplyDelete
  5. Di Kota Balige sih banyak penginapan. Tapi kalau bintang 3 atau 4, saya nggak tahu.maaf ya....

    ReplyDelete
  6. ditunggu kunjungannya dan ditunggu reviewnya :)

    ReplyDelete
  7. hotelnya yg d pinggir danau ada om?

    ReplyDelete