L'Avalon Pub and Bar, Kupang

Inilah kisah mengenai pub yang ramai dikunjungi oleh warga asing dan memiliki segudang informasi terpercaya tentang pariwisata di Kota Kupang, Timor dan NTT . Pub ini memiliki segudang informasi yang berkaitan tentang peta, jaringan jalan, kendaraan dan transportasi serta fakta-fakta seputar kegiatan wisata di NTT. Dikelola oleh Mr. Edwin Lerrick, Pub L’Avalon memang menjadi primadona untuk warga asing (terutama Australia) untuk bersantai dan menikmati indahnya Teluk Kupang tanpa harus sering-sering bersosialiasi.
Berada di sisi barat Teluk Kupang, anda akan berjumpa dengan pub ini setelah berjalan melewati deretan toko di Jalan Garuda. Bentuk bangunannya yang semi terbuka dengan atap sirap dan rumbia, membuat anda tidak akan kesulitan dalam mencari pub ini. Ciri khas lain dari pub ini adalah pintu masuknya yang berbentuk Yin dan Yang (bola hitam dan putih yang menggambarkan keharmonisan dan keseimbangan dalam ideologi Taoisme).
Saat saya menghampiri pub tersebut, tiba-tiba terdengar suara anjing menyalak dan dilanjutkan dengan suara seorang pria “Come In”. Siang itu, Mr. Edwin Lerrick tampak sedang menikmati makan siangnya sambil surfing dan chat di komputer pribadinya. Mungkin karena mengira saya adalah seorang turis asing maka saya diajak bicara dalam bahasa Inggris. Namun, saya segera memperkenalkan diri sebagai warga Indonesia dan kami pun segera bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia.
Ruangan yang berukuran sedang tersebut dipenuhi oleh meja dan kursi plastik. Di dinding seputar bar terdapat beberapa papan informasi yang berisi jadwal keberangkatan kapal, peta Indonesia, peta Nusa Tenggara Timur, pesan-pesan orang yang berkunjung, foto-foto perjalanan dan banyak lainnya yang menurut saya sangat membantu turis dalam mendapatkan informasi. Beberapa lainnya tampak masih ditutupi oleh terpal, mungkin L’Avalon baru saja membuka pub-nya hari itu? Beberapa informasi situs diving di Indonesia dan buku-buku Lonely Planet tersebar di atas meja utama. Di pojok dinding yang menghadap laut, terdapat sebuah rak kaca yang berisi buku-buku yang tampaknya dihibahkan oleh sejumlah backpacker yang datang kemari dan tidak berniat membawa buku kembali ke negara asalnya. Buku-buku tersebut tidak untuk dijual melainkan untuk barter dengan buku lainnya. Ada ruangan lain di sebelah dalam, namun tampaknya itu ruangan pribadi Mr. Lerrick.
Mr. Edwin Lerrick sendiri bertampang keras dengan wajah yang tampak seperti keturunan Kaukasian. Walaupun demikian, pria ini sangat ramah dan informatif. Beliau menanyakan keperluan saya datang ke Kota Kupang sambil membicarakan masalah seputar pariwisata, hingga topik-topik yang hangat di masyarakat. Tampaknya penurunan jumlah turis juga berimbas hingga ke kota ini. Kupang, walaupun tidak termasuk dalam kunjungan teratas warga lokal Indonesia, ternyata justru lebih ramai dikunjungi oleh turis-turis asing yang terutama berasal dari Australia. Namun, situasi keamanan lokal dan global serta kacaunya sistem birokrasi dan politik di Indonesia, tak urung menurunkan jumlah turis mancanegara secara signifikan. Konon, sebelum tahun 2000, Kupang banyak dipenuhi oleh turis asing. Namun kini, hanya tampak segelintir saja dan itu pun berada di lokasi-lokasi tertentu. Bagi anda yang ingin menambah wawasan anda, boleh datang berkunjung dan mengobrol dengan Mr. Edwin Lerrick ini. Beliau mempunyai segudang pengetahuan yang terutama berkaitan dengan pariwisata dan segala aspeknya mulai dari aturan visa hingga belajar diving. Saat saya meninggalkan pub ini untuk melanjutkan kembali perjalanan saya, saya bertemu dengan 2 orang warga asing yang datang secara terpisah dan duduk serta menikmati minuman di L’Avalon. Tidak tampak adanya kegiatan yang mereka lakukan selain duduk, menikmati minuman sambil melihat Teluk Kupang.
Berdasarkan informasi, keluarga Lerrick adalah keluarga yang cukup terpandang di Kota Kupang karena memiliki beberapa bidang usaha pariwisata seperti hotel, misalnya. Keluarga Lerrick sendiri berasal dari Belanda yang pindah menetap di Indonesia, terutama Kupang. Disini, anak-anaknya beranak pinak dengan warga lokal. Walaupun bertampang Kaukasian dan pernah tinggal di luar negeri, Mr. Edwin Lerrick adalah asli warga Kota Kupang, begitu katanya.

2 komentar:

  1. pub nya sederhana aja ya..
    tp view nya keren.bikin betah lama2 di pub itu.
    thanks atas liputannya.:0

    ReplyDelete
  2. hohoho...sederhana tapi L'Avalon ini super terkenal loch di mata wisatawan :D sampai masuk LonelyPlanet beberapa kali :)

    ReplyDelete